Terbebas dari Gangguan Paranoid
Paranoid atau penyakit jiwa kronis jarang dibahas orang. Padahal penderitanya tak kalah menderitanya dibandingkan dengan penderita AIDS. Ada baiknya kita simak apa dan bagaimana pengalaman pribadi salah seorang mantan penderita paranoid.
Rafiqah seorang pasien di rumah sakit jiwa menunjuk sebuah bola lampu listrik dan bertanya kepada temannya, sesama pasien, "Apakah itu bulan atau matahari?" Temannya dengan spontan menjawab, "Entah ya, saya orang baru di sini." Banyak orang tertawa mendengar lelucon tersebut. Tetapi, tidak bagi sebagian orang dan itu termasuk saya. Soalnya, saya pernah dirawat di sana, bahkan lebih dari satu kali.
Menderita sakit merupakan peristiwa yang tidak menyenangkan, dan bisa dianggap sebagai musibah. Selain itu ada beberapa jenis penyakit yang tidak bisa diungkapkan secara terus terang kepada orang lain. Memang sulit untuk membandingkan jenis penyakit yang satu dengan yang lain, tetapi ada penyakit yang menimbulkan perasaan malu untuk diceritakan. Hal tersebut tentu lebih memberatkan penderita, karena tidak dapat membagi kesusahan dengan orang lain. Apalagi kalau penyakit itu bersifat kronis dan penyakitnya adalah penyakit jiwa.
Hampir tak ada tulisan di media massa Indonesia yang secara eksplisit "membela" penderita penyakit ini. Penderita AIDS saja secara psikologis lebih baik. Media massa memberitakan secara luas dan penderitanya pun orang-orang terkenal seperti Freddy Mercury, vokalis kelompok Queen atau petenis andal asal Australia, Arthur Ashe. Sedikit banyak pemberitaan itu berdampak positif dalam memberikan citra penderitanya di masyarakat. AIDS memang menyebabkan kematian, tetapi sakit jiwa bisa tidak berguna sepanjang hidup.Bukannya tidak ada orang terkenal yang menderita penyakit jiwa akut. Contohnya, Dick Cavett, seorang penyiar dan pembawa acara televisi terkenal di Prancis. Kisah tentang dirinya dimuat di Majalah Time terbitan 6 Juli 1992 ketika ditemukan obat baru, chlozaril. Dalam edisi itu juga diceritakan tentang kisah sukses penderita penyakit jiwa yang lain. Sayangnya, pemberitaan semacam itu masih langka di tanah air.
Kamis, 26 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar