Merah menyuburkan
Seperti diungkap oleh Theo Gimbel, beberapa penyakit lebih cocok diterapi dengan metode pigmen warna. Terapi ini pun dapat diterapkan sendiri di rumah. Namun sebaiknya dibimbing oleh ahli terapi warna. Sarananya bisa berupa kain sutera, pakaian, dan makanan yang berwarna alami. Pakaian yang akan dikenakan disarankan berbahan serat alam. Hal ini untuk mempermudah keluarmasuknya udara dan energi warna ke daiam tubuh.
Pakaian biru, misalnya, akan menurunkan tekanan darah tinggi. Urusan tekanan darah (tinggi atau rendah) bisa juga menggunakan terapi sutera, visualisasi warna, atau lampu warna.
Pakaian merah bisa menambah tenaga dan menaikkan tekanan darah. Bahkan, seperti ditulis Theo Gimbel, pakaian merah bisa menyembuhkan ketidaksuburan akibat suhu tubuh dan tekanan darah rendah.
Begitu pula dengan masalah kerontokan rambut, bisa diatasi dengan terapi warna merah. Masalah rambut berkaitan erat dengan sirkulasi darah yang kurang baik. Ini perlu diimbangi olahraga supaya jantung terpompa dan sirkulasi darah pun lancar. Selain disebut-sebut sebagai warna penuh energi, vitalitas dan kekuatan, merah memiliki daya penyembuh. Di antaranya, untuk penyakit yang berkaitan dengan darah dan sirkulasinya, membantu "membakar" sel kanker, dan mengeringkan luka atau borok; membantu menyembuhkan rematik serta radang sendi. Selain rnenghangatkan dan mengurangi rasa sakit, merah juga mengurangi depresi.
Karena kekuatannya penuh, warna merah tidak boleh diterapikan pada penderita tekanan darah tinggi atau yang gelisah. Terpapar sinar merah terlalu lama bisa menjadi tidak tenang atau agresif. Bagi penderita darah tinggi, jantung, dan emosional, lebih baik diberi paparan sinar lampu hijau. "Kalau langsung diberi energi (merah) dalam jumlah banyak, jantung akan berdetak keras. Sebaliknya dengan lampu hijau akan lebih enak dan tenang.
Hijau konon baik untuk yang lemah saraf, membantu fungsi jantung, menyeimbangkan emosi, menciptakan suasana tenteram dan ketenangan. Selain merangsang kelenjar pituitari dan pertumbuhan, hijau juga membantu menyembuhkan patah tulang, merangsang pertumbuhan kembali jaringan, dan membantu menyembuhkan luka atau memar, serta kanker. Namun pemakaian sinar hijau berlebihan akan menciptakan energi negatif.
Selain sebagai antidepresi dan memberikan energi, warna oranye (jingga) juga memperbaiki fungsi pencernaan, meningkatkan sistem kekebalan dan potensi seksual, juga pasokan oksigen, serta membantu kerja paru-paru. Oranye pun katanya punya daya terapi terhadap gangguan batu empedu dan ginjal, penyakit dada, radang sendi, serta meningkatkan tekanan darah. Pemakaian ringan memberi kehangatan. Tapi ia kurang baik bagi orang yang "kasar" atau mudah resah.
Ungu (violet) baik untuk mengatasi masalah saraf dan mental. Ia juga membantu penderita rematik dan epilepsi. Warna ungu pengaruhnya sampai ke jaringan terdalam, sehingga membantu penyembuhan sakit tulang. Sedangkan lembayung muda bisa sebagai "obat" penenang dan mempercepat tidur. Ia ibarat tonik (obat kuat) bagi tubuh. Tapi kalau berlebihan bisa menyebabkan kelelahan dan kehilangan orientasi.
Terapi warna bisa juga lewat kristal. Karena menyimpan energi dari bumi, kristal dapat menyumbang energi dan menyeimbangkan sistem "cakra" (pusat energi dalam tubuh manusia). Selama terapi, pasien mengenakan pakaian putih untuk menghindari terjadinya distorsi warna.
Penentuan terapi warna memang mesti tepat. Bisa lewat analisis aura, atau teknik lain, dan dilakukan oleh orang yang ahli. Kesalahan dalam menentukan warna justru bisa menimbulkan ketidakseimbangan energi dalam tubuh. Pasalnya, tiap warna punya getaran tertentu. Jadi, warna tertentu bisa menjadi "obat" bagi seseorang, tetapi belum tentu cocok bagi orang lain.
Jumat, 27 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar