v Terapi Sinar Lampu
Sebenarnya tubuh manusia menyimpan lima.macam energi hayati. Empat di antaranya terdapat pada "badan kasar," meliputi energi kinetik (gerak otot), kalorik (suhu tubuh), elektrik (rangsangan saraf), dan energi kimia (proses metabolisme). Sedangkan energi elektromagnetik (sinar) ada pada "badan halus” Frekuensi gelombang (energi) eletromagnetik, berada jauh di bawah sinar inframerah (far infrared rays, FIR) sehingga tidak kasat mata. Pada FIR terdapat gelombang biogenetik (6 - 14 u), yang juga merupakan satu set pelangi (merah sampai ungu). Gelomhang yang bersumber dari matahari ini menjadi makanan bagi 'badan halus' dan juga dapat ditangkap pepohonan hijau serta bebatuan tertentu.
Dalam terapi warna, ada beberapa metode atau teknik memanfaatkan energi warna yang pada hakikatnya adalah cahaya. Yakni, teknik lewat visual warna (pandangan mata), lampu (penyinaran), pigmen (pakaian, sutera, atau makanan), atau metode solarized water (air berenergi matahari).
Terapi dengan lampu berwarna dilakukan dalam ruang kedap sinar matahari atau sinar lain. Pasien duduk dalam ruangan yang terpapar sinar lampu dan berpakaian katun putih atau tanpa baju. Ambil contoh, untuk mengatasi masalah pencernaan bisa dilakukan dengan terapi lampu kuning. "Ruang terapi dipasangi lampu kuning tidak lebih dari 40 watt. Untuk pasien dengan gangguan pencernaan, misalnya maag, sinar diarahkan ke solar plexus-nya (cekungan di antara tulang rusuk). Tapi bisa juga pasien mengenakan pakaian kuning lalu berjemur.
Terapi warna kuning, juga bisa membantu anak yang susah makan, penyerapan mineral kalium dan vitamin C, Merangsang otak, serta menghilangkan stres. Selain juga membantu menyembuhkan infeksi kulit atau masalah kulit lainnya, merangsang sistem saraf dan kelenjar limia, menghilangkan gangguan mental, dan membantu mengobati radang sendi (artritis). Tapi penggunaannya harus hati-hati karena warna kuning bersifat stimulans dan bisa menyebabkan kelelahan dan depresi. Sementara itu paparan sinar lampu biru 15 watt pada saat tidur, bisa membantu melancarkan metabolisme dan anabolisme tubuh. "Lebih-lebih bagi anak yang susah tidur, lampu biru bisa menenangkan.
Penyinaran lampu biru selama 10 - 30 menit setiap malam bisa menurunkan emosi. Selain bersifat menyejukkan pikiran, biru juga menciptakan rasa tenang bagi yang gugup, dan menjernihkan pikiran yang jenuh. Warna biru. pun membantu menghentikan pendarahan, menyembuhkan sakit telinga, hidung dan mata, varises, bisul dan borok, penyakit kulit, radang dan eksem, juga sebagai pencuci darah. Penyinaran lampu biru pada bagian leher dapat mempercepat penyembuhan luka.
Selain menurunkan tekanan darah, biru juga mengendurkan saraf, mengatur pertumbuhan jaringan secara seimbang. Ia baik bagi yang mengalami guncangan jiwa, gangguan sistem saraf, serta dapat meningkatkan kemampuan intelektual. Tapi bila diberikan secara berlebihan, tulis Theo Gimbel dalam The Book of Colour Healing, warna biru bisa menyebabkan sakit kepala, menimbulkan rasa malas dan mengantuk, depresi, dan sedih. Karena bersifat "dingin", warna biru mesti dihindari oleh mereka yang sirkulasi darahnya kurang baik.
v Bisa dikombinasi
Pemberian terapi warna lewat lampu, bisa merupakan kombinasi dari beberapa warna. Misalnya, oranye dengan biru, magenta-hijau, ungu-kuning, dan merah dengan pirus. Selama terapi, pasien duduk atau berbaring sekitar 2 m dari lampu, dan mengenakan pakaian katun putih supaya tak terjadi distorsi warna yang merasuk ke dalam tubuh lewat pakaian.
Terapi dengan menggunakan dua warna (warna utama dan warna pelengkap) dilakukan bergantian. Ambil contoh, terapi dengan warna oranye dan biru. Mula-mula diberikan warna utama (oranye) selama 3/4 menit, lalu disusul warna pelengkap (biru) selama 3 1/4 menit. Selanjutnya lama pemberian warna utama meningkat 5 1/4 menit, sebaliknya lama pemaparan warna pelengkap menurun 3/4 menit. Total waktu pemaparan 19 3/4 menit (12 1/2 menit untuk pemaparan warna utama, dan 7 1/4 menit untuk warna pelengkap).
Pada akhir tiap tahap pemaparan warna, satu lampu dikecilkan dan lampu yang lain perlahan-lahan dibesarkan. Pasien yang tidur pulas merupakan pertanda baik, karena hal itu memastikan bahwa energi warna diserap secara baik. Ketika pasien terbangun akan segera terjadi respons emosional. Ini dapat segera mempengaruhi aura. Warna aura umumnya akan menjadi lebih cerah dan cemerlang. Bisa berubah sebentar (24 - 72 jam), sementara (2 - 12 minggu), atau permanen. Sebaliknya, terapi kombinasi biru (sebagai warna utama) dan oranye (warna pelengkap) bisa untuk mengurangi stres, insomnia, dan ketegangan otot.
Sirkulasi darah yang kurang beres sering menyebabkan badan capek, pegal-linu, malas, dan tidak bersemangat saat bangun pagi: Untuk kondisi demikian, bisa dibantu dengan terapi warna merah dikombinasikan dengan kuning. Setengah jam dengan terapi lampu merah, dan setengah jam dengan lampu kuning. Badan pun akan terasa lebih enak. Bahkan gangguan penglihatan (mata lelah, katarak, glukoma), menurut Theo Gimbel, bisa diterapi dengan kombinasi lampu warna. Pasien duduk pada jarak 0,7 - 0,9 m di depan lampu, dan posisi mata sejajar dengan lampu yang dilengkapi filter merah dan pirus yang bisa diubah-ubah. Mula-mula mata menatap cahaya berfilter pirus, lalu menatap lampu filter merah. Masing-masing selama 20 - 30 detik. Kemudian memandang panel warna putih, hitam atau abu-abu masing-masing 20 - 30 detik. Terapi ini dilakukan dua kali sehari dan akan membuat mata jadi rileks.
Jumat, 27 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar