Terapi dengan Melukis
Corat-coret sederhana mungkin tidak cukup bermakna bagi orang awam. Namun di mata terapis seni, bisa jadi lukisan tersebut menyuarakan gejolak emosi yang terpendam dalam diri pelakunya, Kegiatan melukis dalam terapi seni seperti itu dapat me merangi derita akibat kanker
Sudah empat tahun Marie mengidap kanker. Banyak hal telah pula dialaminya, mulai dari menjalani kemoterapi, gagal cangkok surnsurn tulang, serta penderitaan batin berat lainnya. Bila untuk kesembuhan fisik ia mencoba berbagai metode pengobatan, baik Barat maupun Timur, maka untuk pikiran ia memilih menjalani art theraphy (terapi seni). Terapi ini berupa semacam penyuluhan di mana perasaan seseorang terhadap suatu kejadian atau trauma lebih banyak diekspresikan dalarn bentuk karya seni, bukan dengan kata-kata. Bagi banyak orang, cara ini menawarkan pilihan yang lebih halus dibandingkan dengan metode konvensional. Manfaatnya terutama untuk merawat orang yang mengalami bermacam masalah, mulai dari gangguan saraf ringan hingga sakit jiwa berat, derita kelainan nafsu makan, kecanduan obat, atau schizofrenia. Peserta terapi bisa siapa saja, orang dewasa anak-anak dengan latar belakang apa pun. Terapi tersebut juga bisa juga jadi pilihan mereka yang ingin belajar mengenal lebih jauh diri sendiri.Dalam hal ini peserta tidak dituntut untuk menjadi seniman. Saya tidak pernah menorehkan kuas lukis sejak sekolah," ujar Marie. "Apalagi dalam diri saya tidak mengalir darah seni, tapi ternyata bagi saya berbagai sarana untuk berkarya seni tersebut sangat mudah digunakan, untuk mengekspresikan diri," simpul Marie yang Januari lalu bergabung dalam kelompok terapi seni selama 8 minggu.
Dalam kelompok tersebut ditegaskan tidak akan ada penilaian atas karya mereka, sebaliknya mereka pun tidak dituntut menghasilkan karya seni yang hebat. Tema pertama yang dilempar dalam kelompok tersebut adalah sinar. "Saya langsung menanggapi berdasarkan intuisi," kata Marie. "Kuas pun saya pilih untuk membuat corat-coret di atas kertas. Yang muncul mula-mula lingkaran-lingkaran biru, lalu saya timpa dengan warna-warna lain. Gambar itu mengingatkan saya pada perahu-perahu di perairan kampung halaman saya.
Kamis, 26 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar