Jumat, 27 November 2009

Telur Omega 3 Tersedia secara alami

Asam lemak, tempe, dan aritioksidan, merupakan bahan makanan "sehat" untuk kese­hatan jantung. Asam lemak tak jenuh jamak (polyunsatu­rated fatty acid - PUFA) bisa dibedakan atas asam lemak ornega-3 dan omega-6. Ke­duanya memiliki fungsi uta­ma yang berbeda.
Asam lemak omega-3 me­liputi asam linolenat (pada minyak nabati, seperti bunga matahari, kedelai, dan biji­-bijian), asam eikosapentaenoat (EPA), dan asam dokosahek­saenoat (DHA). Asam lemak omega-6 meliputi asam lino­leat dan asam arakhidonat. Bahan makanan yang kaya akan omega-6 antara lain daging, telur; ikan air tawar, dan minyak nabati (kelapa, jagung, kelapa sawit).
Selain pasokan tambahan berupa makanan yang me­ngandung omega-3, asam le­mak omega-3 bisa ditemukan dalam bahan makanan sehari-­hari. Contohnya, ikan lemuru (Sardinella longiceph), ikan yang hidup di perairan da­lam, dsb.
Dua porsi (@ 300 g) ikan lemuru dalam seminggu, cu­kup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Ikan lemuru sebaiknya tidak digoreng, tapi cukup ditim, karena omega-3 mudah menguap. Minyak ikan lemuru kaya kandungan omega-3 yang dalam jumlah optimal bisa menurunkan ka­dar superoksida yang meru­sak jaringan otot jantung.
Asam lemak omega-3 pen­ting dikonsumsi sedini mung­kin. Namun, mengkon­sumsi terlalu banyak pun ku­rang hijaksana. Efek asam lemak omega-3, kalau kebanyakan, bisa terjadi perda­rahan otak, khususnya pada masyarakat Eskimo yang me­nunya serba ikan. Tapi un­tuk kondisi kita tidak mungkin kebanyakan, karena omega-6 yang dikonsumsi juga banyak.
Makan telur omega- 3 , akan meningkatkan kadar asam lemak omega-3 dalam darah. Kondisi ini, bisa memperkecil rasio asam le­mak omega-6 dengan omega­3. Makin tinggi kadar omega­3 dalam darah, makin men­jauhkan dari risiko penyakit jantung.
Pemberian telur omega-3 sebanyak 2 butir/hari selama sebulan, menurut pengamatan belum me­nunjukkan perubahan koles­terol dan trigliserida, juga HDL don LDL, tapi mengubah ka­dar asam lemak dalam plasma darah. Sebutir telur omega-3 herisi asam lemak omega-3 (618 mg), dan asam lemak omega-6 (999 mg), seperti yang tercantum pada kemasan telur yang diperdagangkan.
Sementara itu telur rendah kolesterol dianggap hanya me­ngurangi masukan kolesterol dari luar, dan tidak mengu­rangi kolesterol dalam tubuh. Telur omega-3 tidak cocok untuk menurun­kan kadar kolesterol. Ia juga tidak bisa untuk mengobati hipertensi, tapi penderita hi­pertensi boleh mengkonsumsi telur omega-3 karena tidak berisiko bagi mereka. Munculnya telur hasil re­kayasa diharapkan bukan cu­ma taktik bisnis belaka. Agar tidak terkecoh, konsumen pun mesti waspada. Ukuran, teks­tur cangkang, dan warna ku­ning telur tidak spesifik. Tak bisa dijadikan patokan. Yang paling akurat, ya dilakukan uji lab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar