Jumat, 27 November 2009

Telur Omega 3 dan Renkoles

Telur Omega 3 dan Renkoles


Produk telur rendah ko­lesterol sebetulnya tidak populer lagi. Lalu, muncul telur omega-3, sebagai produk rekayasa yang lebih baru. Para ahli gizi meng­akui, telur ayam itu ba­han pangan sehat dan bergizi tinggi, tetapi ke­napa masih direkayasa lagi? Ia mengandung 162 kalori, 12,8 g pro­tein, 11,5 g lemak, 0,7 g karbohidrat, 900 SI vita­min A, 0;1 g vitamin B1, menurut Daftar Kom­posisi Bahan Makanan, Direktorat Gizi Depar­temen Kesehatan RI. Ceritanya begini: Ada dua masalah gizi yang cenderung muncul, yai­tu undernutrition - tidak cukup gizi. Lalu, malnutrition - salah gizi, secara jumlah ransumnya cukup, tapi gizi­nya salah.
Salah gizi atau malnutrisi umumnya menimpa mereka yang mengkonsumsi suatu zat makanan secara berlebihan atau melampaui kebutuhan tubuh. Sebaliknya kalau ku­rang gizi, jumlah pasokan gi­zi kurang. Bukan rahasia lagi, mengkonsumsi produk he­wani (segala jenis daging, telur, atau ha­sil olahan­nya) bisa menimbul­kan salah gi­zi, kalau ber­lebihan. Se­cara biologis, tubuh akan membuang zat makanan yang berlebih itu. Kelebihan itu menjadi beban fisiologis tubuh, terutama jantung, ginjal, dan hati. Organ-organ itu akan be­kerja keras untuk memompa­nya dari dalam tubuh. Untuk amannya, hendaknya kita makan sesuai kebutuhan tubuh supaya ba­dan sehat secara biologis. Demikian pula telur. Seba­gai massa yang sedikit (50 - 60 g), bagi mereka yang ti­dak kelebihan gizi, makan te­lur tidak perlu dikhawatirkan. Sebaliknya bagi yang kele­bihan gizi, bisa saja telur me­nimbulkan beban organ tu­buh, karena berlebihan. Ber­apa butir telur dikonsumsi per hari, belum ada aturan yang pasti. Nah munculnya telur hasil rekayasa diharapkan bisa mengurangi beban organ tubuh akibat kelebihan gizi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar