Telur Omega 3 dan Renkoles
Produk telur rendah kolesterol sebetulnya tidak populer lagi. Lalu, muncul telur omega-3, sebagai produk rekayasa yang lebih baru. Para ahli gizi mengakui, telur ayam itu bahan pangan sehat dan bergizi tinggi, tetapi kenapa masih direkayasa lagi? Ia mengandung 162 kalori, 12,8 g protein, 11,5 g lemak, 0,7 g karbohidrat, 900 SI vitamin A, 0;1 g vitamin B1, menurut Daftar Komposisi Bahan Makanan, Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. Ceritanya begini: Ada dua masalah gizi yang cenderung muncul, yaitu undernutrition - tidak cukup gizi. Lalu, malnutrition - salah gizi, secara jumlah ransumnya cukup, tapi gizinya salah.
Salah gizi atau malnutrisi umumnya menimpa mereka yang mengkonsumsi suatu zat makanan secara berlebihan atau melampaui kebutuhan tubuh. Sebaliknya kalau kurang gizi, jumlah pasokan gizi kurang. Bukan rahasia lagi, mengkonsumsi produk hewani (segala jenis daging, telur, atau hasil olahannya) bisa menimbulkan salah gizi, kalau berlebihan. Secara biologis, tubuh akan membuang zat makanan yang berlebih itu. Kelebihan itu menjadi beban fisiologis tubuh, terutama jantung, ginjal, dan hati. Organ-organ itu akan bekerja keras untuk memompanya dari dalam tubuh. Untuk amannya, hendaknya kita makan sesuai kebutuhan tubuh supaya badan sehat secara biologis. Demikian pula telur. Sebagai massa yang sedikit (50 - 60 g), bagi mereka yang tidak kelebihan gizi, makan telur tidak perlu dikhawatirkan. Sebaliknya bagi yang kelebihan gizi, bisa saja telur menimbulkan beban organ tubuh, karena berlebihan. Berapa butir telur dikonsumsi per hari, belum ada aturan yang pasti. Nah munculnya telur hasil rekayasa diharapkan bisa mengurangi beban organ tubuh akibat kelebihan gizi.
Jumat, 27 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar