Minggu, 29 November 2009

Tanaman Gurun, Jojoba 2

v Semak tahan kering
Berbeda dengan minyak nabati yang bisa getir kalau dioksidasikan, setelah dibiarkan terbuka di udara minyak jojoba tidak bisa getir. Soalnya, ia sebenarnya ester asam monoetilen berantai panjang dan alkohol yang lebih merupakan lilin cair daripada minyak Lilin tidak mudah berubah susunan kimianya. Minyak jojoba yang dipanen 25 tahun yang lalu. sama saja dengan minyak yang diperas baru kemarin sore. Minyak itu diperas dan biji sejenis perdu Simmondsia callifornica (dan suku Buxaceae), yang tidak ada kerabatnya di Indonesia. Ada pula yang diperas dan biji Simmondsia chinensis. Ukurannya hanya sekecil biji kopi, tersekap berpasangan dalam buah yang berbentuk seperti kenari (tapi bukan).
Tanamannya tumbuh menyemak, hanya setinggi sekitar 1,5 m saja. Ia tumbuh asli di gurun Kalifornia, Arizona dan Meksiko Utara. Mereka tahan menghadapi kekeringan dan terus menghijau di terik gurun kerontang. Daun-daunnya yang tebal dan hampir seperti kulit memang diliputi lapisan lilin, yang membatasi penguapan air dan tubuh sampai tingkat seperlunya saja.
Akarnya juga dalam sekali menghunjam dalam tanah (sampai 10 m), sehingga walaupun permukaan tanah sudah kering gersang, ia masih bisa memperoleh air sampai "titik air" yang penghabisan. Selain itu, mereka juga dibantu oleh musuh mereka sendiri, yaitu tikus gurun Perognathus baifey. Istilah "musuh" ini tafsiran petani penanamnya. Dunia kita ini memang aneh, kadang-kadang. Tanaman bisa tumbuh subur justru di tengah masyarakat hama yang merongrongnya. Hama tikus itu makan buah jojoba, sampai petani penanamnya tidak kebagian banyak, lalu merasa rugi, dan menganggap tikus itu "musuh" jojoba. Namun, bagi jojoba sendiri tikus-tikus itu berjasa sekali, karena menggali lubang, lorong dan jaringan gorong-gorong bawah tanah yang luas. Peredaran udara di bawah tanah tempat tumbuh jojoba itu menjadi lancar, sehingga akar-akar mereka menemukan lingkungan hidup yang bagus aerasinya. Pada musim hujan yang hanya sebentar, lorong dan gorong itu .menjadi semacam saluran penyimpan air yang merem-bes ke tanah, lalu dimanfaat-kan oleh akar jojoba sepan-jang tahun, termasuk musim kering berikutnya.
Ditanam di tanah beriklim kering seperti Indonesia bagian timur kita, jojoba sangat mungkin tumbuh subur, asal aerasi di tempat dalam di bawah tanah itu juga cukup. Ini tidak sulit diusahakan. Hasil minyaknya diminta oleh pasaran ekspor Jepang dan negara-negara industri lainnya, untuk menutupi kekurangan minyak paus bagi industri farmasi dan kosmetik mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar