Jumat, 27 November 2009

Tahu dan Tempe bagi Penderita gagal Ginjal

v Tempe tahu dilarang?
Protein dalam makanan kita tersusun dari asam-asam amino. Ada dua macam asam amino, yakni asam amino esensial dan nonesensial. Ke­dua jenis asam amino ini sama-sama diperlukan oleh tubuh kita. Bedanya, asam amino nonesensial dapat dibuat sendiri oleh tubuh, sedangkan asam amino esensial harus diperoleh dari makanan. Bentuk nonesensial ini dibuat tubuh dari asam amino esen­sial dengan menggunakan kembali ureum, sehingga pembuatan asam amino nonesen­sial akan menurunkan kadar ureum. Agar tubuh mau membuat asam amino nonesensial, makanan yang kaya akan je­nis asam amino ini perlu dihindari. Makanan ini umum­nya sumber protein nabati, seperti tempe, tahu, kacang hijau, dan kedelai.
Alasan lainnya untuk melarang penggunaan tempe dan tahu adalah pembatasan konsumsi protein yang mengharuskan kita untuk memilih jenis protein dengan kualitas biologi tinggi, yakni protein yang kaya akan asam amino esensial, seperti susu dan telur.
Kadang-kadang seorang penderita gagal ginjal dikatakan harus menjalani diet nasi. Alasannya, karena nasi mempunyai kandungan kalori yang cukup tinggi sementara kadar proteinnya pun rendah, sehingga cocok untuk diet rendah protein. Kenyataan ini berbeda dengan kentang atau gandum, yang lebih kaya akan protein tetapi kandungan kalorinya lebih rendah dari nasi. Di negara Barat, khusus bagi penderita gagal ginjal tersedia pula jenis-jenis gan­dum dan roti yang rendah protein.Penderita gagal ginjal acapkali merasa mual, sehingga tidak dapat makan nasi dalam jumlah yang cukup. Pada ke­adaan ini, kita bisa memilih makanan sumber hidrat arang lainnya yang tidak menimbul­kan mual seperti sirup atau sari buah yang terbuat dari gula murni, jika penderita ti­dak mempunyai riwayat dia­betes.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar