Menyiasati Gagal Ginjal
Gagal ginjal merupakan fase terminal penyakit pada ginjal, seperti infeksi, batu, dan komplikasi diabetes. Dalam keadaan ini, fungsi ginjal sangat menurun, sehingga tidak mampu lagi membuang bahan-bahan limbah hasil metabolisme, baik makanan maupun obat-obatan. Salah satu contoh bahan limbah berbahaya yang dikeluarkan melalui ginjal adalah ureum, senyawa hasil penguraian protein di dalam tubuh. Karena itu, kadar ureum yang tinggi menunjukkan kegagalan ginjal.
Terapi untuk penderita gagal ginjal berat sebenar-nya hanya hemodialisis yang kita kenal sebagai cuci darah dan tentu saja operasi cangkok ginjal. Obat digunakan hanya kalau perlu benar, mengingat obat umumnya merupakan zat kimia yang harus dibuang melalui ginjal sehingga akan menambah kerja ginjal. Cara lainnya untuk mengurangi produksi ureum secara efektif dan juga murah adalah diet gagal ginjal.
Penderita gagal ginjal harus membatasi jumlah protein yang dimakannya tiap hari. Protein sebenarnya merupakan unsur makanan untuk membangun jaringan tubuh sewaktu kita tumbuh, yaitu sejak usia bayi hingga remaja, selain untuk perbaikan kerusakan jaringan pada saat sembuh dari penyakit atau cedera. Tanpa kedua kebutuhan di atas, kelebihan protein dalam tubuh akan dibakar, seperti halnya hidrat arang dan lemak, untuk menghasilkan tenaga. Pembakaran protein ini akan melepaskan ikatan peptida yang menghubungkan asam amino pembentuk protein, dan peptida bebas ini akan menjadi bahan sampah amonia. Karena amat beracun, amonia segera diubah oleh hati kita menjadi ureum yang dibuang lewat ginjal. Untuk rnengurangi pembentukan amonia serta ureum, seorang penderita gagal ginjal perlu membatasi konsumsi protein lewat diet rendah kalori.
Namun, kalori yang diperoleh dari konsumsi hidrat arang sebaliknya harus cukup tinggi untuk menghindari penggunaan protein sebagai number energi dengan segala risiko di atas. Penderita gagal ginjal umumnya membutuhkan kalori minimal 35 kal/kg berat badan dan protein sekitar 0,6 g/kg berat badan. jadi, seseorang yang beratnya sekitar 50 kg perlu mendapat diet 1.700 kalori dengan 30 g protein. Bila penderita menjalani cuci darah, tentu saja konsumsi protein perlu ditambah karena hilangnya sebagian protein dalam tindakan ini.
Jumat, 27 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar