Kamis, 26 November 2009

Somatisasi Diatasi Sendiri

Somatisasi Diatasi Sendiri


Gejalanya ada dan cukup menggang­gu, seperti sakit kepala, sesak na­pas, nyeri dada, nyeri punggung, in­somnia, tapl bla­sanya dokter tak menemukan pe­nyakitnya. Kalau demikian Anda menderita apa yang disebut soma­tisasi, dan hanya diri sendiri yang bisa menyembuh­kannya.
Dalam beberapa bulan ini hampir setiap bulan Sally (29) menemui dokter. Ia khawatir hal terbu­ruk terjadi pada diri­nya, kanker. Betapa tidak? Kon­sultan komputer yang tinggal di Atlanta, AS, ini sudah le­bih dari tiga tahun menderita sdkit perut kronis dan sakit kepala. Anehnya, dokter be­lum juga menemukan penya­kit yang dideritanya. Karena itu ia setuju dilakukan serangkaian pemeriksaan sekali lagi.
Dengan gugup Sally meremas-remas tisu di tangan­nya sambil menantikan vonis dokter. Tapi ternyata pemerik­saan menunjukkan hasil ne­gatif. Hal yang semestinya menggembirakan itu justru mengesalkan karena berarti penderitaannya masih akan berlanjut: "Kami tak menemu­kan penyakit Anda. Berdasar­kan hasil pemeriksaan, Anda benar-benar sehat," kata dok­ter itu sambil menaruh berkas laporan itu di meja kerjanya.Setengah putus asa se­minggu kemudian, Sally me­nemui dokter lain. Kali ini masih tentang penyakit "aneh"nya yang tak kunjung sembuh itu. Oleh dokter yang terakhir ini ia dinyatakan menderita somatisasi, yaitu manifestasi penderitaan emo­sional dalam bentuk gejala fisik yang tidak jelas. Kondisi aneh yang membikin frustrasi dokter dan pasien. Tak terhi­tung berapa juta biaya diha­biskan untuk ke dokter, ber­bagai pemeriksaan dan peng­obatan yang akhirnya tidak manjur itu. Syukur, telah dite­mukan cara efektif untuk me­nanggulangi dan meringan­kan derita akibat somatisasi.

Gejalanya ada dan cukup menggang­gu, seperti sakit kepala, sesak na­pas, nyeri dada, nyeri punggung, in­somnia, tapl bla­sanya dokter tak menemukan pe­nyakitnya. Kalau demikian Anda menderita apa yang disebut soma­tisasi, dan hanya diri sendiri yang bisa menyembuh­kannya.
Dalam beberapa bulan ini hampir setiap bulan Sally (29) menemui dokter. Ia khawatir hal terbu­ruk terjadi pada diri­nya, kanker. Betapa tidak? Kon­sultan komputer yang tinggal di Atlanta, AS, ini sudah le­bih dari tiga tahun menderita sdkit perut kronis dan sakit kepala. Anehnya, dokter be­lum juga menemukan penya­kit yang dideritanya. Karena itu ia setuju dilakukan serangkaian pemeriksaan sekali lagi.
Dengan gugup Sally meremas-remas tisu di tangan­nya sambil menantikan vonis dokter. Tapi ternyata pemerik­saan menunjukkan hasil ne­gatif. Hal yang semestinya menggembirakan itu justru mengesalkan karena berarti penderitaannya masih akan berlanjut: "Kami tak menemu­kan penyakit Anda. Berdasar­kan hasil pemeriksaan, Anda benar-benar sehat," kata dok­ter itu sambil menaruh berkas laporan itu di meja kerjanya.Setengah putus asa se­minggu kemudian, Sally me­nemui dokter lain. Kali ini masih tentang penyakit "aneh"nya yang tak kunjung sembuh itu. Oleh dokter yang terakhir ini ia dinyatakan menderita somatisasi, yaitu manifestasi penderitaan emo­sional dalam bentuk gejala fisik yang tidak jelas. Kondisi aneh yang membikin frustrasi dokter dan pasien. Tak terhi­tung berapa juta biaya diha­biskan untuk ke dokter, ber­bagai pemeriksaan dan peng­obatan yang akhirnya tidak manjur itu. Syukur, telah dite­mukan cara efektif untuk me­nanggulangi dan meringan­kan derita akibat somatisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar