menopause pria Lebih Awal
Periode „menopause pria" tiba 10 tahun lebih awal daripada wanita. Kaum wanita mengalami masa menopause tersebut 10 tahun lebih tua. Menurut psycholog Levinson perubahan jiwa pada pria pada usia ini memang normal. Pokoknya mereka tidak dapat hidup seperti sediakala. Pada usia antara 35 dan 45 tahun seorang pria dapat hidup bahagia dalam pekerjaan dan keluarganya. Namun masa ini juga masa yang berbahaya. Banyak yang tiba-tiba berubah menjadi pemabuk, murung dan tambah gemuk. Andaikata sebelumnya sudah ada kesulitan seks gejala ini akan menjadi tambah parah sekarang.
Kesulitan yang paling hebat disebabkan karena seorang pria pada usia ini merasa tak dapat tambah dewasa lagi. Ia hanya merasa tambah tua. Setelah umur 40 orang hanya menjadi tua dan mati. Kenyataan bahwa orang sekali waktu harus meninggalkan dunia fana ini sukar untuk diterima. Menurut seorang “kelinci percobaan" berusia 44 tahun: “Sekarang saya lebih memperhatikan iklan duka cita dalam koran yang sebaya dengan saya.” Padahal selama orang masih umur tigapuluhan hal ini tidak begitu dihiraukan. Orang dewasa umumnya meninggal karena kecelakaan. Namun banyak orang empat puluhan yang meninggal tiba-tiba karena serangan jantung. Nanti 6 tahun lagi saya sudah 50 tahun."
Orang. sering mengatakan bahwa bagi pria “Life begins at forty", kehidupan mulai pada usia 40 tahun. Masa ini dianggap sebagai masa semi, namun kesemian yang tidak berlangsung lama. Sering orang menjadi panik.
Seorang buruh pabrik yang umurnya permulaan empatpuluh, mengatakan: “Kalau orang, tambah tua, ia menjadi kesusu. Tahun-tahun seperti lewat secepat kilat. Padahal kita toh mau mencapai sesuatu dalam hidup ini.” Arti kehidupan ini sering dicari jauh dari tempat yang lazim. Yang paling ekstrim ialah suami yang tiba-tiba meninggalkan isteri dan anak-anak untuk mulai hidup baru sebagai pelukis atau penulis.
Yang juga dianggap ekstrim oleh Dr. Levinson ialah pria yang dengan hati berdebar-debar menunggu harlahnya ke-40 tetapi hidup seperti sediakala. Demikian pula seorang suami yang mulai nyeleweng dengan gadis manis dan di tempat kerja mundur prestasinya. Akibatnya tentu kericuhan di rumah maupun di kantor. Namun andaikata dari luar seakan tidak ada yang berubah, menurut Dr. Levinson, dunia pikirannya toh tak sama lagi seperti sebelumnya. Semua mempunyai arti lain bagi dia.
Pada masa ini banyak hal yang dulu dianggap penting, sekarang tak berarti lagi, kata psycholog Charlotte Darrow. Sesuatu yang dulu menjadi idamannya dan sekarang sudah tercapai, rasanya toh tidak sebagus seperti yang dibayangkan dulu. Ada yang mulai mendekati wanita lain. Namun umumnya dorongan itu tinggal pikiran saja. Hanya sepertiga dari orang yang ditanya betu1-betul mewujudkan keinginannya. Seorang pria mengatakan: “Saya tidak berani mendekati wanita lain. Pikiran ada tetapi tidak pernah terlaksana."
v Merasa Tertekan
Dr. Ray Walker, psychiater dari team Yale mengatakan: “Pada usia pertengahan seorang pria yang mencari-cari tujuan hidup, tiba-tiba dapat menginsafi bahwa hubungan dengan isterinya tidak baik.” Seorang biolog termasuk kelompok yang diselidikinya berkata: “Sekarang saya merasa lebih kesepian daripada waktu saya baru kawin. Rasanya pasti ada orang lain dengan siapa saya dapat hidup lebih berbahagia dan dapat menenangkan jiwa saya.”
Dr. Walker juga mngatakan: “Pemuda yang mencari pasangan hidup umumnya menggunakan ibunya sebagai model. Kalau orang sudah mencapai umur empat puluhan idealisme itu berubah 180 derajat. Isteri harus seorang yang mempunyai jiwa keibuan, bukan hanya teman dan kekasih. Sekonyong-konyong ia menilai isterinya dari sudut lain. Isterinya dianggapnya tidak mau berusaha mewujudkan idealisme ini.
Menurut Maria Levins, psycholog dari kelompok Yale dan isteri pemimpin kelompok bahwa seorang pria lalu merasa tidak puas, tertekan kalau ingat apa yang dicapai dalam hidupnya. Dan isterinya dianggap ikut bertanggung jawab atas "kegagalan" nya.
Apa tugas isteri? Kebanyakan kaum wanita merasa bahwa suaminya berubah kalau mencapai usia pertengahan. Tetapi apa yang harus dilakukan. Maria Levinson mengatakan: “Sering kami ditulisi surat oleh kaum ibu yang mengeluh bahwa suarninya seperti terkena virus tertentu. Reaksi pertama sebagai seorang isteri ialah dengan jiwa keibuan. Bagaimana dapat mengusir virus itu secepat mungkin.
Menurut Ny. Levinson tindakan ini salah. Penyakit ini jangan dianggap seperti serangan selesma, tetapi sebagai sesuatu yang biasa dan akan sembuh kalau tiba waktunya. Yakni kalau ia sudah insyaf bahwa sebagai orang tua tiba waktunya untuk memberi tempat pada generasi muda.
Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan perkawinan, menurut Ny. Levinson ialah kalau isteri mau menerima kenyataan dan menerima nasib. Kadang-kadang inipun percuma saja kalau hubungan antara kedua partner sudah retak sebelumnya. Adakalanya perceraian juga lebih baik bagi kedua belah pihak maupun anak-anak.
Kalau seorang wanita ingin mempertahankan suaminya dalam keadaan krisis ini ia harus ngalah, kata Maria Levinson. Berat sama di pikul ringan sama dijinjing sedapat mungkin. Katanya, sepuluh tahun ini jangan dijadikan permulaan dari akhir. Ia sering hanya merupakan peralihan ke suatu hubungan baru yang lebih erat antara dua insan.
:
Kamis, 26 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar