Sabtu, 28 November 2009

Resep Menangkis Kritik 2

v Tanyakan secara Rinci
1. Orang sering menjadi tegang dan gelisah kalau menerima kritik, sehingga tidak menangkap tujuan utamanya, yakni tindakan evaluatif. Seorang pelatih ketegasan, Marilyn Moyer, menyarankan agar kita minta penjelasan kalau menerima kritik. "Banyak orang takut dicap nyinyir kalau terlalu njelimet, sehingga tidak mau bersusah-susah minta penjelasan terinci. Padahal penjelasan itu sering bisa menjernihkan persoalan."
2. Marilyn Moyer mengelompokkan kritik atas tiga kategori: tepat, diragukan, tidak tepat. Kritik yang tergolong tepat (dan biasanya kita bisa langsung tahu) harus kita terima secara sportif, dan kita pergunakan sebagai titik awal perubahan.
3. Kalau Anda dikritik karena terlambat menyerahkan laporan, misalnya, jangan mencari-cari dalih. Jawablah dengan mengaku terus terang, "Ya, saya memang mengalami kesulitan untuk selesai pada waktunya. Tetapi saya masih terus menggarapnya." Kita tidak perlu bersilat lidah; minta maaf atas kekurangari kita, dan malah jangan sekali-kali merendahkan diri sendiri.
4. Jika kita meragukan apakah suatu kritik patut dilaksanakan, jangan segan-segan mendatangi sumbernya, dan minta penjelasan lebih terinci. Kita bisa menyatakan keraguan itu kepada rekan-rekan yang bisa kita andalkan.

v Sasaran jangka panjang
l. Kritik yang tidak tepat dan tidak pada tempatnya paling sulit diatasi. Namun, ada beberapa cara untuk menghindari kekesalan. Salah satu di antara nya ialah "menelan" saja "pil pahit" itu, dan kemudian tidak menghiraukannya. Pendekatan itu akan lebih mudah kalau kita memusatkan pikiran pada sasaran jangka panjang.
2. Contoh: kasus Maulidina. Menenggang serangan kritik dengan mementingkan sasaran jangka panjang bagi Maulidina berarti harus bertahan tiga tahun lagi dalam studi di fakultas kedokteran. Dia seorang wanita cerdas dan hermotivasi tinggi. Setelah suaminya meninggal, dia bermaksud melanjutkan studi yang ditinggalkannya ketika menikah dulu. Padahal dia sekarang sudah berumur 30 tahun, dan mempunyai dua orang anak. Dia sering diolok-olok sesama rekan mahasiswa dan sebagian mahaguru (pria). Mereka menjulukinya "Mami". Ketika dia protes, mereka menambahi, "Mami yang ogah disebut mami". Situasi itu cukup mengganggu ketenteraman studinya. Ia sampai terpaksa minta saran seorang psikolog. Dia akhirnya menyadari bahwa sikap terbaik ialah mengacuhkan olok-olok itu, dan memusatkan pikirannya pada tujuan mencapai gelar dokter. Sasaran itu kelak dengan sendirinya akan menempatkan dirinya setingkat dengan para pengoloknya.

v Percaya diri
1. Kemampuan untuk menanggapi kritik berkaitan erat dengan percaya diri. Dr. Brill menunjukkan bahwa kelompok umur 18 - 34 tahun biasanya peka terhadap kritik, karena sebagian besar di antara mereka masih dalam tahap membangun jati diri.
2. Salah satu cara untuk menguatkan kesadaran diri dalam pekerjaan ialah dengan mengumpulkan penilaian orang lain tentang prestasi kita. Kritik informatif tentang pelaksanaan tugas selalu bermanfaat besar, dan merupakan pembangkit motivasi yang ampuh. Tidak ada salahnya minta keterangan, selama kita tidak kelihatan ragu-ragu atau terlalu membutuhkan persetujuan orang lain untuk hal-hal kecil.
3. Hadapilah penilaian itu dengan sikap positif. Katakan kepada atasan, "Pekerjaan ini sangat penting artinya bagi saya. Saya ingin memupuk segi kekuatan saya, dan menyadari titik kelemahan saya. Sudahkah saya menjalankan tugas saya dengan baik? Bagaimana saya bisa meningkatkan diri?" Kalau atasan Anda hanya memberi jawaban samar-sarnar dan umum ("Anda tentu bisa lebih baik lagi'), desaklah sampai dia menyebutkan contoh-contoh kongkret.
4. Minta penilaian, kemampuan mengendalikan emosi, dan menanggapi tuduhan-tuduhan takbenar dengan kepala dingin, merupakan resep ampuh untuk menanggapi kritik. Rafiqah masih belum lupa betapa sakit hatinya ketika dipecat sebagai resepsionis, hampir tujuh tahun yang lalu. "Mereka mengatakan bahwa saya dibebastugaskan karena menginginkan seseorang yang juga bisa mengerjakan tata buku. Saya tak pernah percaya akan hal itu. Saya selalu mengira bahwa saya dipecat karena kurang representatif, sebagaimana yang mereka inginkan. Namun, saya terlalu sungkan untuk menanyakan, dan akhirnya saya sendiri yang menjadi korban, Sekarang, kalau menghadapi situasi demikian saya akan minta penjelasan, sehingga saya bisa menarik keuntungan."

v Menilai diri sendiri
l. Ubahlah kritik itu merijadi pengalaman untuk belajar. Mintalah saran bagaimana kita bisa menangani suatu situasi secara lebih baik. Kalau perusahaan tempat kita bekerja kebetulan tidak menganut kebiasaan menjalankan evaluasi tahunan terhadap prestasi karyawan, lakukanlah evaluasi tahunan terhadap diri sendiri.
2. Kita membutuhkan masukan untuk bisa berfungsi secara maksimal. Dalam contoh kasus Rafiqah di atas, dia baru menyadari betapa banyak yang bisa dia sumbangkan, ketika dia belajar berani bertanya mungkin.
3. Belajar berani banyak bertanya tidak lepas dari rasa aman dalam pekerjaan. Semakin kita merasa yakin, semakin mudah jadinya untuk memanfaatkan kritik sebagai motivasi positif untuk mengubah diri. Mengetahui kelemahan dan kekuatan din merupakan langkah pertama untuk bekerja lebih efektif dan produktif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar