Sabtu, 28 November 2009

Resep Menangkis Kritik 1

Banyak orang tidak tahan dikritik. Saran para ahli ialah: jangan marah kalau dikritik. Pakailah sebagai sarana untuk tumbuh dan mencapai keberhasilan, baik dalAm pekerjaan maupun hidup pribadi. Percayalah, kritik dapat kita manfaatkan secara lebih menguntungkan.
Tidak seorang pun bisa menerima kritik dengan senyum lebar dan mata berbinar. Meskipun disampaikan dengan kata-kata manis atau dikemas dengan istilah “Konstruktif,” secara pop: kritik membangun, kritik tetap saja terasa pedas dan menyengat, menusuk pertahanan diri kita, menimbulkan rasa sakit, malu, tidak becus, bahkan dalam kasus-kasus yang ekstrem, juga memukul harga diri.
Bagaimana cara terbaik menghadapi kritik? Para ahli memberi resep jitu seperti di bawah ini.
v Jangan emosi
1. Kita biasanya cenderung emosi dan tak mampu mengendalikan diri kalau menghadapi situsasi yang menekan atau dituduh tidak bertanggung jawab. Padahal, menurut Dr. Peter Brill, direktur Pusat Studi Perilaku Orang Dewasa, segala bentuk reaksi emosional seperti marah, air mata, ogah mundur, berdalih, sangat merugikan. Kita akan mendapat cap negatif, terlalu perasa, terlalu emosioral, mudah tersinggung; bahkan lebih celaka lagi: cengeng seperti wanita.
2. Lalu, bagaimana cara terbaik untuk menghadapi kritik yang tak terduga, tanpa reaksi emosional? Sikap langsung yang terbaik ialah tidak memberi reaksi sama sekali. Tahan reak reaksi Anda sampai mendapat kesempatan untuk menjalankan refleksi pribadi. Pada saat itu, Anda cukup mengatakan, "Saya belum yakin bagaimana sebaiknya menanggapi masalah itu. Saya minta waktu untuk memikirkannya."

v Perbedaan pandangan
l. Pria biasanya mampu menanggapi kritik secara lebih baik. Menurut Dr. Matti Gershenfeld, seorang psikolog Amerika, yakin bahwa pria bisa menerima kritik karena mereka dulu terbiasa menerima teguran dari pelatih atau rekan-rekan tim olahraga sekolah. Mereka lalu memeriksa diri: Di mana kesalahanku? Apa yang harus kulakukan untuk memenuhi syarat?

2. Sebaliknya, wanita tidak pernah terlatih merasakan kritik kelompok. Maka setiap kali menerima kritik dia selalu merasa ada suatu kesalahan pada dirinya. Wanita selalu menganggap segalanya ditujukan pada dirinya pribadi. Sebagian besar di antara mereka tidak terbiasa membedakan antara kritik terhadap tugas dari kritik itu sendiri. Mereka mencampuradukkan antara kritik tentang suatu tindakan dengan teguran terhadap diri mereka sendiri.
3. Dr. Pat Wisch, direktur Philadelphia's Institute of Awareness, menegaskan bahwa kritik hanya sekadar mencerminkan perbedaan pandangan. Atasan atau rekan kerja yang banyak mengritik tidak otomatis benar atau salah. Mungkin mereka hanya menganut sudut pandang yang berlainan.

v Kesalahan itu manusiawi
l. Setiap orang terkadang melakukan kebodohan, tetapi tidak ada yang sengaja merencanakan kesalahan, begitu kata Dr. Wisch. Kritik hanya berarti bahwa apa yang telah kita lakukan mungkin sia-sia atau merugikan. Setiap orang sebaiknya maklum, bahwa seseorang tidak menjadi jelek karena melakukan kesalahan, tetapi hanya sekadar seseorang yang berbuat salah.
2. Sekali kita bisa menerima kritik sebagaimana adanya, kita akan bisa menyingkirkan rasa sakit hati atau tersinggung, lalu menelaah isi kritik itu. Kita bisa menimbang-nimbang kritik tersebut tanpa terpengaruh oleh reaksi emosional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar