Sabtu, 28 November 2009

Rela Rawat Penderita Kusta

Ahmad al-Rifa’i, sufi dari Turki
Rela Rawat Penderita Kusta


Di saat penduduk mengucilkan penderita kusta, dia malah merawat serta mencucikan bajunya tanpa rasa takut dan jijik sedikit pun. Bahkan tidak hanya manusia, anjing yang terkena kusta-pun mendapatkan perhatian darinya. Berikut kisah ketulusan Sayyidi Ahmad Al-rifai, tokoh sufi sekaligus ahli fikih.
Beliau memiliki nama lengkap Sayyidi Ahmad Al-Rifa'i dilahirkan pada ta-hun 500 Hijriah. Pertama kali dia belajar llmu Fikih Mazhab Syafi'i dengan mempelajari Kitab Tambih. Tetapi dia lebih cenderung kepada ilmu tasawuf. Bahkan dia terkenal sebagai rujukan pimpinan ilmu tarekat, karena memiliki ilmu hakikat yang tinggi dan sebagai wali qutub yang agung dan masyhur di zaman sesudah Syekh Abdul Qadir al Jailany.
Ahmad Al-Rifa'i sangat terkenal dan memiliki pengikut yang banyak. Para pengikutnya terkenal dengan sebutan "Al-Thaifah Al-Rifa'iyah". Dia terkenal sebagai guru yang memiliki rasa tawadhu' yang sangat tinggi. Bahkan untuk mengajar pun dia tidak mau berdiri di atara muridnya, seperti yang dijelaskan dalam kitab Tabaqat.

v Rawat Penderita Kusta
Ahmad Al-Rifa'i juga dikenal sebagai tokoh yang welas asih kepada sesama. Salah satu sifatnya yang mulia, seringkali dia membawa dan membersihkan pakaian mereka yang berpenyakit kusta serta beberapa penyakit yang sangat menjijikkan menurut pandangan umum. Orang-orang yang sedang sakit itu dirawatnya, mereka juga diberi makanan, dan dia ikut serta makan bersama penderita itu tanpa rasa jijik sekali pun.
Jika Ahmad Al-Rifa'i datang dari perjalanan dan telah dekat dengan kampung halamannya dipungutnya kayu bakar yang ke-mudian dibagi-bagikan kepada orang-orang sakit, orang buta, serta orang-orang jompo.
"Mendatangi orang-orang yang semacam itu bagi kita wajib bukan hanya sunah. Bahkan Nabi bersabda: Barang siapa yang memuliakan orang tua yang Islam, maka Allah akan meluluhkan orang untuk memuliakannya apabila ia sudah tua'."
Ahmad Al-Rifa'i setiap di jalan selalu menanti datangnya orang buta. Jika ada orang buta datang lalu dipegang dan dituntun sampai tujuan. Kasih sayangnya tidak hanya kepada manusia saja, tetapi juga kepada binatang. Karena itu saat bertemu dengan siapa saja selalu mendahului memberi salam, bahkan juga kepada hewan.
Diriwayatkan bahwa ada seekor anjing yang menderita sakit kusta. Ke mana saja anjing itu pergi, ia akan diusir. Anjing tersebut diambil oleh Sayyidi Ahmad Al-Rifa'i lalu dimandikan dengan air panas, diberikan obat dan makan secukupnya, sampai anjing tersebut sembuh dari penyakit yang dideritanya.
Apabila ada orang yang bertanya mengenai apa yang diperbuatnya, selalu dijawab:
"Aku selalu membiasakan pekerjaan yang baik".
Bahkan saat dihinggapi nyamuk, dibiarkannya dan tidak boleh ada yang mengusir.
"Biarkanlah dia meminum darah yang dibagikan Allah kepadanya," ujarnya.
Kasih sayangnya juga ditujukan kepada kucing. Saat itu si kucing sedang tidur nyenyak di lengan bajunya, sedangkan waktu salat sudah datang. Dia pun menggunting lengan tersebut, lalu menjalankan salat. Baru setelah si kucing bangun, dia menjahit kembali, lengan baju tersebut.

v Pemaaf
Guru satu ini juga tidak pernah membalas kejahatan yang ditujukan kepadanya. Apabila dia dimaki oleh orang, dia menundukkan kepalanya mencium bumi dan menangis serta meminta maaf kepada yang memakinya. Dia juga pernah dikirimi surat oleh Syeikh Ibrahim al Basity. Isi suratnya saat itu sangat merendahkan dirinya, diapun membalas surat makian itu dengan kata-kata yang sangat bijak.
"Dari orang rendahan kepada tuanku Syeikh Ibrahim. Mengenai tulisanmu seperti yang tertera dalam surat, memang Allah telah menjadikan aku menurut apa yang dikehendaki-Nya dan aku mengharapkanmu hendaknya sudi bersedekah kepadaku dengan mendoakan dan memaafkanku."
Pria yang terkenal dengan kemuliaan budi pekertinya ini, akhirnya meninggal pada bulan Ju-madil Awal tahun 570 hijriah. Ada riwayat lain yang mengatakan tahun 578 Hijriah. Namun sebelum meninggal dunia, pria yang tutup usia pada umur 70 ini menderita sakit muntaber. Penyakit yang menyerangnya ini sangat luar biasa, hampir setiap saat kotoran keluar dari tubuhnya. Kondisi ini membuat orang di sekelilingnya keheranan. Dari mana datangnya kotoran itu, padahal sudah 20 hari Sayidi Ahmad Al-Rifa'i tidak kemasukan makanan apa pun. Dan derita sakit itu dijalaninya selama sebulan penuh.
"Kok, bisa sampai begitu banyak kotoran yang keluar, dari mana ya. Padahal sudah 20 hari tuan tidak makan dan minum," tanya salah satu muridnya.
"Karena ini semua dagingku telah habis, tinggal otakku, dan pada hari ini nanti juga akan keluar dan besok aku akan menghadap Sang Maha Kuasa," jawabnya dengan tenang. Tidak lama setelah itu, dia meninggal dunia dengan tenang. Begitulah kisah kehidupan ahli tasawuf yang mengabdikan hidupnya untuk makhluk Allah yang ada disekelilingnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar