Abu Hasan Asy-Syadzili
Redam Nafsu dengan Berzikir
Dari kecil dia terkenal dengan sosok yang rajin dan giat belajar. Ternyata dia bercita-cita menjadi seorang wali. Akhirnya dia pun melakukan khalwat (menyendiri). Saat itulah dia menemukan jawaban; nafsunya untuk menjadi orang besar menjauhkan dirinya dari Allah. Akhirnya dia beristigfar dan berzikir.
Abu Hasan Asy-Syadzili merupakan salah satu tokoh sufi yang sangat disegani. Dia juga salah satu guru sufi yang menelorkan aliran baru dalam ilmu thariqat, yaitu yang biasa disebut thariqat asy-Syadziliyah dan pengikutnya hingga saat ini masih banyak.
Abul Hasan dilahirkan di sebuah desa kecil di Benua Afrika yang bernama Syidziliyah pada tahun 656, dia tumbuh kembang di sana. Nama desa itu kemudian dijadikan sebagai nisbat nama kebesaranya.
Dari kecil, Abul Hasan terkenal sebagai sosok yang rajin belajar. Mulai dari fikih, setelah menguasainya dengan matang, barulah dia belajar ilmu thariqah dan ilmu hakikat. Selanjutnya dia lebih dikenal sebagai ulama dalam bidang thariqah ini.
Khusus untuk ilmu thariqah, Abul Hasan sengaja berguru kepada guru sufi yang bergelar wali quthub yang sangat disegani, yaitu Syekh Abdus Salam Ibnu Masyisy. Pada dialah Abul Hasan menggali ilmu thariqah dan hakikat sehingga benar-benar menguasainya. Bahkan ketika sang guru telah berpulang, Abul Hasan-lah yang didaulat sebagai penggantinya.
v Dua Hizb
Selain tinggal di Syadziliyah, dia juga pernah bermukim di Iskandar. Di sana dia mengembangkan kemampuannya itu dan meneruskan ilmu yang dimiliki kepada murid-muridnya. Abul Hasan terkenal sebagai sosok yang sangat proaktif, dia sering melakukan diskusi dengan para ulama di masanya. Ketika terjadi perdebatan dalam sebuah masalah, hampir semua pendapatnya tidak terpatahkan. Karena itulah Abul Hasan sangat disegani di kalangan ulama.
Peninggalannya hingga saat ini yang diamalkan umat Islam terutama pengikutnya adalah Hizb Nashr dan Hizb Bahr. Kedua hizb ini diakui banyak orang cukup ampuh. Konon, kedua hizb ini diterima langsung dari Rasulullah, dibacakan langsung satu per satu hurufnya. Abul Hasan asy-Syidzili pernah tirakat selama 80 hari, selama itu dia tidak rnakan, dan tiada henti melakukan zikir dan membaca selawat. Pada saat itu dia merasakan usahanya untuk wushul (sampai) pada Allah telah berhasil.
Tidak lama kemudian datanglah seorang wanita yang keluar dari gua dengan wajah yang sangat menawan. Wajahnya bersih dan seolah bercahaya. Wanita itu kemudian menghampiri Abul Hasan dan mengabarkan keberhasilan maksudnya.
v Mati Saat Haji
Suatu ketika saat berkelana, dia berkata dalam hati, "Ya Allah, kapankah aku bisa menjadi hamba-Mu yang bersyukur?" Kemudian terdengarlah suara, "Kalau kamu sudah mengerti dan merasa bahwa yang diberi nikmat hanya kamu saja."
Beliau berkata lagi:
"Bagaimana saya bisa begitu, padahal Engkau sudah memberi nikmat kepada para nabi, ulama, dan raja?"
Kemudian terdengarlah suara lagi:
"Jika tidak ada Nabi, kamu tidak akan mendapat petunjuk, jika tidak ada ulama kamu tidak akan bisa tahu bagaimana caranya beribadah. Jika tidak ada Raja kamu tidak akan merasa aman. Itu semua adalah nikmat dari-Ku yang kuberikan hanya untukmu."
Beliau pernah berkhalwat dalam sebuah gua agar bisa wushul (sampai) kepada Allah. Lalu beliau berkata dalam hatinya bahwa besok hatinya akan terbuka. Kemudian seorang waliyullah mendatangi beliau dan berkata:
"Bagaimana mungkin orang yang berkata besok hatinya akan terbuka bisa menjadi wali. Aduh hai badan, kenapa kamu beribadah bukan karena Allah (hanya ingin menuruti nafsu menjadi wali). Setelah itu beliau sadar dan paham dari mana datangnya orang tadi. Segera saja beliau bertobat dan minta ampun kepada Allah SWT. Tidak lama kemudian hati Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili Ra. sudah dibuka Allah.
Setelah itu, dia benar-benar menjai seorang guru yang dihormati. Dan akhirnya dia meningal dunia dalam perjalanna haji. Kemudian dia dimakamkan di padang Idzaab Mesir. Sebuah padang pasir yang tadinya airnya asin kini telah berubah menjadi tawar scbab keramat beliau.
Sabtu, 28 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar