Perihal yang Seringkali Dilakukan oleh Orang tua
Orang tua seringkali cenderung memerintah, menyalahkan, meremehkan bahkan membanding-bandingkan ketika anak bercerita. Gaya seperti ini, alih-alih melancarkan komunikasi, malah membuat komunikasi menjadi buruk. Hasil dari kornunikasi seperti ini, anak tidak memiliki konsep diri yang positif. Akibatnya, menurut Ely yang seringkali menjadi narasumber berbagai pelatihan ini, Anak tidak pernah menganggap dirinya cukup berharga. Konsep diri yang negatif ini sangat beresiko. "Mengapa? Anak kalau konsep dirinya negatif, dia enggak akan menganggap dirinya berharga, jual badannya gampang, buat pacarnya yang mengancam akan memutuskan saja, dia bisa jual badan;' tandas Ely.
Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, hendaklah orang tua memperhatikan beberapa hal. Pertama, lihat umurnya. Umur anak menentukan cara orang tua berkomunikasi dengan anaknya. Apa yang dapat mereka pahami pada usia itu, bagaimana cara berbicara dengan mereka agar pesan dapat ditangkap dengan baik? Kedua, situasinya harus menyenangkan, mengobrol, jangan menggurui. Pergunakan telinga lebih banyak daripada mulut. Bicarakan topik yang disukai anak. Apabila topik pembicaraannya berat, sampaikan dengan jujur kepada anak bahwa sebenarnya orang tua merasa berat untuk menyampaikan pesannya.
Persoalannya adalah, seringkali orang tua tidak mempunyai waktu untuk berkornunikasi dengan anaknya, atau mempunyai waktu tetapi tidak memiliki perhatian atau keberanian untuk berbicara dengan anak-anaknya. Pembicaraan tentang seks misalnya, seringkah masih dianggap tabu oleh sehagian orang tua. Padahal, menurut hasil penelitian beberapa perguruan tinggi di Amerika, anak-anak pra remaja yang diajak berbicara oleh orang tuanya tentang seks, akan memiliki pilihan seks yang lebih sehat. Dia bisa melindungi dirinya, bisa mengatakan 'Tidak' dan menunda kegiatan seksualnya.
Rasulullah bersabda: Zina menyebabkan melarat.
(HR. Baihaqi dari Ibnu Umar – hasan, Jami’us Shaghir, hal. 168).
Dari Anas bin Malik Ra mengatakan: Rasulullah Saw bersabda: Sesungguhnya termasuk anda-tanda datangnya Kiamat adalah ilmu agam yang tampak menghilang, kebodohan (terhadap agama) menjadi innten, menjamurnya khamr dan semakin menggilanya tindakan zina.
(HR. Bukhari dalam Kutubut Tis’ah, hadits no. 78).
Ironisnya, tindakan yang melanggar syari’at itu semakin hari diperhalus dengan istilah-istilah yang tampaknya mengarah pada legalisasi. Dulu, wanita pezina disebut WTS (wanita tuna susila) enggak punya kedsusilaan dan adab. Kini diperhalus lagi menjadi PSK (pekerja seks komersial). Germo pun diperhalus dengan istilah mucikari, biar banyak yang enggak ngerti. Padahal semuanya masuk dalam lingkaran bisnis lendir yang terkutuk.
Islam masih menekankan nilai-nilai moral, bukan seperti Yahudi yang sudah tidajk mengenal lagi berbagai larangan yang termaktub dalam kitab mereka. Hal inilah yang menyebabkan Yahudi mengusai bisnis haram dalam berbagai aspek, baik perjudian, pelacuran, riba dan kejahatan internasional. Hal ini didukung oleh pendeta dan ulama mereka yang tidak pernah memberikan arahan untuk menghentikan perbuatan haram tersebut. Dengan demikian, diam mereka dianggap mengamini kerusakan moral publik.
Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka (Yahudi dan Nasrani) tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram?. Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu (QS. Al-Maidah: 63).
Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu (QS. Al-Maidah: 79).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar