Kamis, 26 November 2009

Perawatan Batu Kristal

v Dibersihkan
Seperti halnya benda-benda berharga, kristal pun perlu dibersih­kan. Ketika pertama kali baru digali dari pertambangan, kristal itu ha­rus dicampur dengan bahan kimia seperti asam oxalic. Selain itu kris­tal dipegang banyak orang, sehing­ga berbagai emosi dan mental ter­cetak di dalammya. Itu sebabnya, sebelum digunakan, kristal harus dibersihkan. Caranya rendam kri­stal dalam garam laut selama be­berapa hari. Ini akan menyerap ge­taran dalam kristal selain juga membersihkan residu zat kimia yang tersisa. Biasanya selesai di­bersihkan, kristal akan bersinar terang dan jernih.
Selanjutnya kristal itu direndam dalam air dingin dan jernih sebe­lum digunakan. Jangan biarkah orang lain membersihkan kristal, karena mereka secara tak sadar akan mencetak pikiran mereka sendiri dalam kristal. Bila ini terja­di, bersihkan kristal itu sekali lagi.
Bila menggunakan kristal setiap hari, rendam daiarti iarutan garam seminggu sekali untuk mengangkat getaran negatif yang terserap. Ma­sukkan satu sendok teh garam laut dalam mangkok gelas kecil yang berisi air hangat. Pastikan garam itu larut seluruhnya, kemudian masukkan kristai ke dalamnya. Biar­kan terendam semalaman dan ber­sihkan dengan air dingin esok pagi. Kristal itu kemudian siap diaktifkan kembali.

v Ubah Kepribadian
Batu kristal tak hanya terkenal dengan keunikan dan keindahan bentuknya, tapi juga kekuatan penyembuhan fisik dan jiwa. Pertama kali digunakan masyarakat Atlantis, sebelum benua itu tenggelam. Saat itu, kristal dianggap kebutuhan penting bagi mereka untuk menyimpan dan memperkuat sumber tenaga. Uniknya meski dunia modern hingga kini belum mengetahui dengan tepat, masyarakat Atlantis mengguna­kan batu kristal sintetis berukuran besar untuk menerangi rumah dan kota. Saat itu mereka memang belum mengenal tenaga listrik.
Sebenarnya pengembangan kekuatan batu kristal saat itu hanya dikuasai para pendeta. Mereka menggunakan tenaga elektromagnetik alami itu untuk menimbulkan perubahan-perubahan mental, fisik dan jiwa pasien, atau pada manusia normal. Teknik pengobatan itu terutama ditujukan bagi orang yang sering melanggar undang-undang masyarakat.
Melalui kekuatan batu kristal, para pendeta berupaya mengubah kepribadian pasien. Caranya dengan menghidupkan unsur dasar kristal, yang pada gilirannya melepaskan energi elektromagnetik potensial. Pasien kemudian menyerap getaran kekuatan ini, mengubah pola pikiran negatif mereka menjadi pola konstruktif. Teknik ini juga digunakan dalam pengobatan modern, menggunakan elektroda ke kepala penderita depresi berat. Selanjutnya, batu kristal yang disebut kristal quartz kemudian dipotong-­potong menjadi bagian kecil dan dibagikan pada penduduk Atlantis, untuk digunakan bagi kebutuhan rumahtangga. Salah satunya, penggunaan kristal untuk menyerap energi matahari, kemudian disimpan dalam kristal khusus dan disebarkan ke kristal-kristal kecil, sebagai pembangkit berbagai jenis transportasi saat itu.
Celakanya ada kalangan tertentu yang tak puas, dengan keunggulan para pendeta dalam penguasaan batu kristal. Mereka memanfaatkan kristal untuk keperluan destruktif. Energi radioaktif yang diperoleh dari sistem matahari, diarahkan langsung ke bumi melalui. kristal khusus yang dipendam di bawah tanah. Dengan cara ini, mereka dapat menghancurkan kuil-kuil pendeta karena pancaran radioaktif di dalam bumi itu dapat merangsang aktivitas gempa bumi. Para pendeta kemudian melarikan diri, dan membentuk peradaban serupa di Benua Annerika dan Mesir.Sejarah mencatat piramid Gizeh dan Sphynx dibangun masyarakat Atlantis, sebelum terjadi bencana alam yang disebut Banjir Besar yang menenggelamkan masyarakat Atlantis. Piramid-pirarnid tersebut replika dari Temple of the Heights di Benua Atlantis. Pembuatannya dilakukan menggunakan kekuatan kristal quartz. Bangunan raksasa megalitik itu juga ditemukan di Inggris dan Prancis bagian utara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar