Jumat, 27 November 2009

Peradangan Hati 3

v Sirosis bandel
Lalu apa yang terjadi kalau berkembang menjadi sirosis hati? Pada seluruh bagian hati akan terbentuk jaringan-jaringan ikat serta tonjolan-tonjolan regenerasi, sehingga struktur jaringan hati menjadi kacau. Komplikasi yang bisa terjadi antara lain muntah darah karena terjadi varises di tenggorokan (esofagus) atau lambung. Bendungan aliran darah tidak ditimbulkan oleh tonus sekitar esofagus tapi akibat terjadinya gangguan sirkulasi masuknya darah ke hati. Hati yang mengalami sirosis sering memacetkan saluran interseluler yang berfurrgsi menyaring darah yang mengalir ke sana. Akibatnya, aliran darah melalui hati tidak lancar serta pembuluh vena melebar. Inilah yang menyebabkan terbentuknya tonjolan-tonjolan pembuluh vena pado esofagus atau lambung. Kalau pembuluh itu pecah, darah akan keluar melalui mu.lut atau dubur.
Dengan obat-obatan tertentu dokter selalu mengupayakan jangan sampai terjadi varises, agar penderitaan tidak semakin parah. Waiaupun fungsi hati penderita sirosis bisa berangsurangsur membaik kalau dirawat dengan baik, tapi tidak lagi sempurna karena organ hati telanjur mengkerut.
Pengalaman seperti itu dimiliki Pak Zul Kifli (61) yang menderita sirosis sejak April 1996. "Saya sudah tujuh kali muntah darah," keluh Kifli yang pernah mengidap hepatitis B akut pada 1970. la mengaku lengah memantau kesehatan levernya lantaran selalu disibukkan oleh kegiatan bisnisnya. Akibatnya, penyakitnya menjadi kronis. "Rasa mual dan kembung yang sering saya rasakan, saya anggap hanya gangguan perut biasa," ceritanya. Suatu saat tiba-tiba ia muntah darah. Ternyata, ia menderita sirosis hati cukup serius.
"Sekarang saya tidak aktif bekerja lagi, karena harus banyak beristirahat," tambahnya. Ia sangat mengurangi garam dan lemak dalam menu makanan sehari-hari. Ia lebih banyak minum jus buah apel dicampur wortel serta air rebusan temulawak. Dari pemeriksaan terakhir dinyatakan, tonjolan-tonjolan pada hatinya sudah berkurang, hanya rasa kembungnya masih sering timbul.
Menurut para pakar penyakit hati, ada lebih dari satu juta carrier hepatitis B (terutama ras Vietnam dan Cina) di AS. Sekitar 200.000 di antaranya berlanjut menjadi kronis, sirosis, bahkan kanker hati. Penelitian lain sekitar tiga tahun lalu menyatakan, lebih dari satu miliar penduduk dunia terinfeksi VHB, dan 80% di antaranya tinggal di Asia Pasifik. Yang paling banyak terserang adalah penduduk ras kulit kuning. Mengapa demikian, belum bisa dijelaskan. Hal ini diakui pula oleh Prof. dr. H. Ali Sulaiman Ph.D., pakar penyakit hati dari RS Cipto Mangunkusumo, sekaligus Dekan Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. "Penyakit ini memang kecenderungannya lebih banyak pada orang di Asia, terutama. Asia Tenggara, Korea, dan Cina serta Afrika," katanya. "Namun tentu tidak menutup kemungkinan terjadi pada ras kulit lain."
Menurut Sulaiman, prevalensi pengidap VHB sekitar 5% - 15% di Jawa. Di beberapa tempat di Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat, bahkan mencapai 20% - 25%. Sedangkan di Indonesia diperkirakan terdapat pengidap hepatitis B sekitar 10 - 15 juta atau sekitar 5 - 7,5% dari 200 juta penduduk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar