v Berbahaya bila menjadi kronis
Pak Hamid bertanya-tanya, bagaimana dari mana ia bisa sampai terkena virus hepatitis B? Penularan hepatitis B bisa melalui bermacam-macam media atau cara. Bisa lewat barang yang tercemar VHB sesudah digunakan para carrier positif atau penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak sekali pakai, pisau cukur, jarum tato, jarum tusuk kuping, sikat gigi, bahkan jarum bor gigi. Atau, yang terbanyak, akibat berhubungan seksual atau berciuman dengan penderita dan akibat transfusi darah yang terkontaminasi VHB.
Cara penularan yang terakhir ini memasukkan para penderita kelainan darah seperti hemofilia (kadar protein faktor VIII atau zat pembeku dalam darah sangat rendah), thalasemia, leukemia, atau melakukan dialisis ginjal ke dalam kelompok rawan atau berisiko tinggi terkena penyakit hepatitis B. Sebab, mereka sering berurusan dengan transfusi darah.
Yang tergolong kelompok rawan lainnya yaitu mereka yang bekerja di laboratorium atau ruang darurat rumah sakit, dan kamar mayat. VHB memang tidak menular melalui singgungan kulit, namun kalau ada luka terbuka di kulit lalu terkontaminasi darah yang mengandung VHB, penularan bisa terjadi.
Pikir punya pikir Pak Hamid ingat, tak lama sebelum jatuh sakit ia memang iseng-iseng memasang tato nama pada salah satu lengannya. "Itukah biang keladinya?" pikirnya. Sekitar 40% penderita hepatitis, demikian hasil penelitian para ahli, tidak tahu bagaimana atau kapan mereka terinfeksi. Sebab, gejala baru muncul beberapa minggu atau bulan setelah kemasukan virus. Pada hepatitis akut, gejalanya memang jelas. Tapi pada hepatitis kronis, gejalanya sangat samar dan baru jelas setelah organ hati dalam keadaan cukup parah.
Karena itu perlu dijaga agar hepatitis B jangan sampai menjadi kronis. Yang sering kali terjadi, setelah 2 - 3 bulan mendapat serangan hepatitis B akut dan kesehatan penderita tampak membaik, pemeriksaan kadar HBs Ag dalam darah menunjukkan hasil negatif. Ia pun senang karena mengira sudah sembuh. Padahal belum tentu. Karena itu cek darah seharusnya terus dilakukan sebab sekitar 10% penyakit hepatitis B bisa menjadi menahun. Dalam hal ini, tubuh tidak membentuk antibodi terhadap VHB. Virus tetap ngendon di dalam hati sehingga penderita menjadi carrier positif. Penderita baru dinyatakan sembuh total jika anti-HBs menjadi positif atau reaktif. Kalau itu yang terjadi, penderita tidak akan mendapat lagi serangan penyakit tersebut. Karena itu menjadi penting, jangan sampai penyakitnya berkembang menjadi kronis. Sebab, penderita semacam ini berisiko tinggi untuk menderita sirosis hati atau bahkan kanker hati di kemudian hari.
Jumat, 27 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar