Penyakit dari Pekerjaan
Sepintas, ruang praktek dr. Emil Pascarelli di Manhattan, AS, nampak ganjil. Di antara berbagai perangkat kedokteran teronggok pula alatalat musik seperti piano, drum, dan sebuah harpa tua. "Mudah-mudahan nanti dapat sumbangan h(t[rpa lain," katanya. Apa hubungan itu semua dengan praktek kedokterannya?
Dokter jangkung yang bukan pemain musik itu sudah kenyang menyaksikan ratusan musikus merintih kesakitan ketika memainkan peralatan musik. Entah piano, drum, atau harpa tua tadi. Belum lagi mereka yang datang dengan berbagai keluhan akibat alat musik lain yang dimainkan seperti biola, celo, terompet, gitar listrik, sampai sejenis saksofon dan silofon. Sejumlah penari mengaduh lututnya sakit. Para penyanyi menderita karena suaranya serak. Malah ada seorang wartawan mengeluh jemarinya sakit, datang membawa biang penyebab penyakitnya, sebuah komputer laptop tipe 3865 X yang dilengkapi hard drive berkapasitas 60 megabyte. "Letakkan komputer di atas meja, dan gunakanlah seperti yang Anda lakukan seharihari. Saya akan memasang kamera," kata Pascarelli. Begitu monitor di belakangnya dinyalakan, tampaklah jari-jari wartawan dalam posisi mengetik.
"Oh, Anda menderita hiperekstensi pada kelingking kanan. Keyboard menyebabkan kedua tangan Anda menderita deviasi tulang hasta. Posisi pergelangan Anda juga terlalu turun," sambungnya. "Ditambah lagi setiap kali menjulurkan leher untuk melihat ke layar komputer, otot punggung dan leher Anda tegang seperti memikul beban berat."
Wartawan ini korban sindroma "mesin makan tuan". Istilah menterengnya RSI (repetitive strain injury), alias cedera karena ketegangan berulang. Otot dan persendian gagal beradaptasi dengan mesin yang tidak cocok. Konon, penulis dan wartawan adalah seniman keyboard. Para pemakai komputer adalah atlet duduk.
"Untung, mereka tidak terlambat datang ke sini," ujar Pascarelli, pendiri dan, direktur Lembaga Perawatan Kesehatan Kathryn - Gilbert Miller, klinik khusus bagi para seniman. Kalau sindroma seperti di atas tak segera ditangani, jari-jari pasien tersebut bisa lumpuh. Bahkan kalau kebiasaan mengetik - menekan tuts terlalu keras, meregangkan jari pada saat seharusnya menekuk, posisi pergelangan tangan terlalu rendah - tidak diubah, bisa jadi pada suatu ketika yang bersangkutan tidak lagi bisa menyisir rambut, membuka pintu, atau menggunakan pisau.
RSI sebenarnya bukan penyakit baru. Pada tahun 1713, Bernardino Ramazzini, bapak ilmu kedokteran profesi, pernah menyinggung rasa sakit yang diderita para penulis. Pada tahun 1897, Henry James, sastrawan beken Inggris, tidak lagi bisa menulis sehingga hanya mendiktekan karyanya pada sekretarisnya.
Kemajuan teknologi yang semakin menuntut gerakan lengan dan tangan yang lebih tepat dan terus-menerus, membuat penyakit cedera otot meningkat. Banyak pekerja lumpuh secara perlahan-lahan. Pada tahun 70-an, ketika sejumlah pecandu olahraga sering mengeluh kesakitan, perhatian akan sindrom ini meningkat. Tennis elbow serta golfer's elbow menjadi istilah baru dalam dunia kedokteran.
Jumat, 27 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar