Pemaaf dan Suka Menyantuni Anak Yatim
Fatimah an-Nabawiyyah salah satu keturunan dari Rasulullah SAW. Ia seorang sufi yang juga suka mernelihara anak-anak yatim piatu. Fatimah juga tidak pu-nya rasa dendam terhadap Khalifah Yazid, meski orang tua dan keluarganya dibunuh oleh khalifah.
Fathimah an-Nabawiyyah dan termasuk ahlul bait. Dia bisa digolongkan demikian karena nasabnya dari Rasulullah SAW. Fatimah merupakan cicit Rasulullah SAW, karena ia anak dari Hussain dan kakeknya Ali bin Abi Thalib dan Fatimah Azzahra. Bahkan karena perhatiannya banyak ditujukan kepada anak-anak yatim, sayang, dan suka memberi uang, serta makanan kepada mereka yang membutuhkan terutama anak-anak yatim piatu.
Sebagai ibu anak-anak yatim, Fatimah juga seorang ibu rumah tangga yang sakinah. Ia dijodohkan dengan sepupunya sendiri anak Hassan. Jadi, Fatimah dan suaminya mempunyai nenek yang sama, Fatimah Azzahra dan kakek yang sama, Ali bin Abi Thalib.
Sebagai keturunan Rasulullah SAW, ia merupakan wanita yang takwa. Ia juga gudangnya ilmu. Ia dibesarkan di rumahnya dan menjadi contoh dari sifat-sifat istiqamah, pemaaf dan hidupnya zuhud penuh kesucian. Bila, perilaku zuhud dan takwa banyak orang mengatakan Fatimah an-Nabawiyyah mirip benar dengan tabiat dan perilaku noneknya, Fatimah Azzahra, putri Rasulullah itu.
Fatimah wanita disayang anak yatim itu sebagai teladan bagi ibu-ibu, dan anak-anak serta para zahid. Ternyata, perilaku dan perbuatannya dicontoh dari Nabi yang dikenal sebagai orang yang paling dermawan, paling santun dan paling sayang kepada fakir miskin. Kezuhudan Fatimah tak diragukan lagi. Ia juga masih menanggung pendidikan dan hidup tujuh anak yatim dan piatu.
Sebagaimana tabiat seorang sufi, maka penanganan kepada anak yatim total dilakukan. Jadi Fatimah tidak hanya menangani soal makan dan minumnya, melainkan keseluruhan mulai pendidikan, tempat tinggal, sampai dewasa dinikahkan.
Dalam bersufi, maupun menjalani tabiat sebagai ummul yatama, selain mengikuti teladan dari Rasulullah SAW sebagai kakek buyutnya, Fatimah juga menganggap, bahwa apa yang ada di sisinya akan lenyap dan apa yang di sisi Allah adalah kekal.
Bagi sufi wanita Fatimah, peristiwa Karbala, adalah sebagai musibah keluarganya. Ayah Fatimah (imam Hussain) menjadi korban kebiadaban khalifah Yazid dari Bani Umayyah.
Keluarga Hussain yang selalu dicari-cari Yazid menjadikan Fatimah menderita. Keluarga Hussain yang kala itu banyak bermukim di Kuffah, oleh khalifah Yazid hendak dikembalikan ke Madinah termasuk Fatimah.
Ketika Yazid menyiapkan bekal keluarga Rasulullah Saw untuk pergi ke Madinah sesudah tragedi Karbala, khalifah Yazid menyuruh seorang Syam yang dapat dipercaya (amanah) untuk menjaga dan melindungi keluarga nabi ini selama perjalanan dari Kuffah ke Madinah. Saat tiba di Madinah dengan selamat, aman dan tanpa gangguan.
v Sebuah Permata
Kepada saudara pcrempuan yang bernama Sakinah, Fatimah berucap, "Sungguh amat baik orang yang mengawal kita ini. Ia bersikap baik, dapat dipercaya, sopan dan beragama. Apakah kamu memiliki sesuatu untuk membalas budi baiknya."
Padahal orang tersebut merupakan aparat (petugas) dari rezim yang membantai ayahnya. Ia tidak mempunyai rasa dendam kepada orang-orang yang telah menyakiti, dan menganiaya keluarganya. Lalu apa jawab Sakinah, "Aku hanya mempunyai sebuah permata," kata adiknya perempuan Fatimah ini.
Akhirnya petugas yang berhasil mengawal di perjalanan itu memperoleh gelang, dan kalung dari Sakinah dan Fatimah. Tetapi lelaki petugas yang disuruh khalifah ini adalah orang yang mulia, kesatria, dan cerdas. Dia menolak pemberian perhiasan sebagai rasa terima kasih dari keluarga Hussain., yang notabene jadi korban kekerasan khalifahnya sendiri yang bernama Yazid bin Muawiyah.
Ketika ditanya mengapa ia menolak pemberian keluarga Rasul ini? Petugas itu menjawabnya:
"Walau pun ia seorang petugas negara, bukan lantas cinta dunia karena semuanya tidak akan terpuaskan. Perlakuan yang baik diberikan kepada Fatimah semata-mata demi Allah, dan kedekatannya dengan keluarga Rasulullah Saw.
Sabtu, 28 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar