Minggu, 29 November 2009

Nikmatnya Buah Apokat 2

Varietas kelompok pertama yang terkenal antara lain varietas hijau panjang, hijau bundar, merah panjang dan benik. Sedangkan varietas dari kelompok kedua antara lain Collinson, Fuerte, dan Ganter. Tetapi varietas hijau panjang yang sudah lama sekali dibudidayakan Belanda di daerah Pasar Minggu, ada yang direkayasa dengan menyambung batang atas asal pohon yang putiknya bangun pagi, dengan batang bawah asal pohon yang henang sarinya bangun pagi juga. Bibit hasil sambungan ini dapat menghasilkan bunga yang baik putik maupun benang sarinya sama-sama masak antara pukul 08-00 - 12.00 pada batang pohon yang sama. Ia mampu menghasilkan buah sendirian di kebun tanpa teman kencan. Di kalangan penggemar tanaman hias dan arsitektur pertamanan, pohon apokat dipakai sebagai peneduh kaligus penghias taman, karena mudahnya membentuk tajuk daun yang bagus. Ditanam dalam pot dan dipupuk yang cukup setelah dipangkas agar tetap bekek. Tanaman itu juga dapat menghasilkan buah dompolan yang unik sebagai bagus-bagusan di taman indah halaman rumah.

v Harus Diperam Dulu
Ada pendapat, pohon apokat baru bisa berbuah lebat sesudah habis daunnya, karena diganyang ulat sampai gundul. Kalau belum gundul, tak mungkin berbuah lebat. Karena itu, biar saja ulat-ulat meratulela. Sebetulnya tidak perlu membiarkan ulat merajalela, gitu! Apokat yang tidak dicukur gundul juga bisa berbuah lebih, asal sudah cukup umur. Empat tahun kalau berasal dari bibit sambungan, dan 6 tahun kalau berasal dari biji. Musim bunganya jatuh pada musim kemarau Agustus - September, dan buahnya baru dapat dipetik 6 - 7 bulan kemudian, sekitar Februari - Maret, kalau sudah masak pohon agak sulit diketahui.tandanya.
Perubahan warna kulit antara buah yang mentah dan yang masak, hanya sedikit. Kalau buah mentah itu hijau tua yang mengkilat, ia akan berubah menjadi hijau kusam kalau sudah masak. Buah yang kulitnya merah ungu kecoklatan lehih sulit lagi. Dari muda sampai tua, tetap saja begitu. Tandanya masak hanya berupa bunyi kelotak-kelotak kalau buah itu dikocok.
Buah apokat ini juga aneh! Selama ia dibiarkan menggantung dengan tangkainya yang masih utuh daunnya, ia tidak akan masak-masak. Ada hormon tertentu dalam daun yang menghambat proses pemasakan. Tangkai yang daunnya masih ada 5 helai baru memasakkan buah dalam sebulan, tetapi tangkai yang sudah gundul sama sekali, sudah bisa memasakkan buah dalam 18 hari. Makin banyak daun, makin lama buah itu bertahan di pohon. Sifat ini kemudian dimanfaatkan oleh para pekebun apokat di Amerika untuk menyimpan buah di pohon. Semacam kulkas alarmi Tunggu sampai harga pasaran hagus, baru dipanen dari kulkas di kebun!
Berbeda sekali dengan di Indonesia! Beherapa butir buah yang sudah berbunyi kelotak-kelotak, atau sudah berubah warna hijaunya, sudah dipakai sebagai tanda untuk panen buah seluruh pohon. Tidak peduli apakah harga pasaran sedang anjlok, atau sedang tinggi, pohon tetap dijual borongkan kepada tengkulak tukang tebas. Orang ini juga tidak peduli, apakah buah yang diborong dengan harga bantingan itu sudah masak atau masih mentah. Kita sebagai konsumen tidak ditawari buah yang masak siap santap, tetapi selalu yang masih mentah mengkilat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar