Siapa yang tidak mau menikmati buah pokat, sebenarnya rugi. Buah asal Meksiko, Guatemala, dan daerah sebelah selatannya sampai Pegunungan Andesini kalau sudah masak, bukan main lembut dan halusnya. Rasanya netral. agak gurih. Kalau diberi raraosan berbau nyaman seperti kopi luwak, atau sirup ganas, walaah! Nikmatnya!
Orang Inggris menikmati buah avocado sebagai salad, sampai buah itu terkenal sebagai salad fruit.
v Gara-gara Lemak
Akan tetapi selain karena rasanya, buah itu dulu juga dicari-cari karena tinggi kadar lemaknya (6,5 g tiap 100 g bahan yang dapat dimakan). Dibandingkan dengan susu sapi yang lemaknya hanya 3,5 g. Buah itu meupakan summber lemak nabati yang penting di daerah pegunungan sebagai pengganti lemak buah kelapa.
Entah siapa yang mulai khawatir, tak tersebut dalam sejarah. Tiba-tiba buah itu di jauhi. Alasannya, ya kadar lemak yang tinggi itu. Tubuh bisa menjadi gembrot dan kegemukan yang membuat orang takut kebanjiran kolesterol dalam darah, dan ini berisiko menimbulkan stroke. Sialnya, buah apokat juga didakwa meningkatkan kadar kolesterol, karena mengandung laurostearat sampai 70%. Lemak ini lemak jenuh seperti palmitat dalam minyak kelapa. Awal tahun '90-an kita dilanda kekhawatiran makan minyak kelapa, dan menggantinya dengan minyak jagung dan kedelai yang kurang lezat. Gara-gara kolesterol. Untung kemudian ada yang mengingatkan bahwa buah apokat itu mengandung lemak oleat, sampai- kira-kira 30%. Lemak ini tidak jenuh, dan menjadi semacam penyelamat, seperti lemak monounsaturated fatty dalam buah zaitun dan biji kacang-kacangan. Ia demen mengikat senyawaan lain, karena dalam molekulnya ada ikatan rangkap yang sewaktu-waktu bisa lepas, lalu mengikat senyawaan lain ini. Antara lain mengikat kongsi lemak-protein, low density lipoprotein (LDL) yang terkenal sebagai kolesterol jahat. Waaah, apokat yang semula dijauhi lalu dikatakan "mampu menurunkan kolesterol jahat"
Ke dalam lemak apokat itu juga terlarut vitamin E dan ko-enzim glutation (suatu peptida yang mengandung asam-asam amino glutamat, glisin, dan sistein yang terkenal bersikap antioksidan, sampai menghambat proses pernuaan. Kulit kita tetap halus, licin, dan lembap, kalau makan buah apokat sebuah sehari. Selama persedian masih ada!
v Pokat Mentega
Pohon yang masih kerabat kayu manis dari suku Lauraceae ini dimasukkan dari Meksiko sekitar tahun 1750 ke Jawa Barat sebagai Persea gratissima. Di daerah itu ia disebut jambu Walanda, karena yang mendatangkannya orang Belanda, dan buahnya yang seperti pir dibayangkan sebagai jambu. Tetapi orang Belanda sendiri menyebutnya advocaat, sama dengan julukan seorang pengacara. Buah itu kemudian terkenal sebagai apuket. Nama Indonesianya yang resmi ialah apokat, tetapi orang Jawa menyebutnya lebih ringkas pokat. Nama latin yang masuk ke Betawi ahad XVIII itu dalam perkembangannya kemudian diubah menjadi Persea americana, yang berlaku sampai sekarang.
Varietas yang dimasuki pertama kali itu dibudidayakan di daerah Pasar Minggu sebagai apokat hijau panjang dan dikenal sehagai apokat Pasar Minggu. Di antaranya juga ada yang dibudidayakan di daerah pegunungan yang lebih tinggi daripada Pasar Minggu. Di Lembang (lereng Gii nung Tangkuban Perahu) di disebut apokat lembang, dan yang ditanam di Tawangmangu - Gereng Gunung Lawu), terkenal sebagai apokat Tawangmangu. Keduanya disebut apokat mentega, karena daging buahnya lebih kuning dan pulen daripada apokat Pasar Minggu yang daging buahnya lebih putih, sampai disebut juga apokat susu.
v Tidak Cocok
Sampai sekarang, buah apokat Indonesia hanya ditanam di kebun pekarangan kecil-kecilan. Belum pernah ada yang dikebunkan secara besar-besaran seperti di Kalifornia, Afrika Selatan, Australia, dan Israel. Soalnya, permintaan pasar akan buah itu tidak bisa diandalkan, dan pohon itu memang unik. Masaknya putik betina dari bunga yang mekar pagi antara pukul 08.00 - 12.00) tidak bersamaan dengan benang sari jantan. Sialnya, putik betina ini cuma sebentar bersedia "terima tamu". Sesudah itu. ia mogok, tidak mau buka pintu lagi. Bunganya masih mekar, tetapi putiknya sudah layu.
Ketika esok harinya giliran benang sari jantan yang bangun (masak) dan siap tempur menyerbu ke putik betina, namun putiknya sudah tutup kemaren, hanya beberapa bunga yang putiknya kebetulan bangun agak kesiangan di sana, masih bisa diserbuki oleh serbuk sari jantan yang bangun agak awal, tetapi itu tidak banyak. Jadi kalau kita menanam varietas apokat semacam itu satu batang saja di kebun pekarangan, maka hasil buahnya tidak memuaskan.
Untung ada sekelompok varietas lain yang putik betinanya resmi bangun kesiangan. Antara pukul 14. 00 - 18.00. Benang sari jantannya juga bangun terlambat, pada esok harinya, antara pukul 08.00 - 12.00. Kalau varietas yang resmi "bangun siang" ini ditanam bersama varietas yang "bangun pagi" dalam satu kebun, maka huahnya membludak. Soalnya, putik yang kesiangan dari varietas kelompok kedua itu diserbuki oleh serbuk sari siang dari varietas kelompok pertama, yang bunganya mekar pagi-pugi sehari sebelumnya.
Minggu, 29 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar