Jumat, 27 November 2009

Misteri Migren 3

v Ubah pola hidup
Penanganan semua jenis migren sama. Bagi penderita migren umum yang paling penting ialah menghindari faktor pencetus. Misalnya, tidak terlambat makan, tidak makan makanan yang bisa mencetuskan migren, menghindari stres dan sebagainya. Pokoknya, mengubah pola hidup.
Pada saat migren menyerang, penderita diberi terapi akut. Artinya, diberi obat yang dapat menghilangkan nyeri kepalanya. Mula-mula dipakai obat analgesik sederhana seperti aspirin, parasetamol atau asam mefenamat. Kalau ada rasa mual atau muntah, dapat ditambahkan obat penawarnya. Makin awal obat-obat ini diberikan, makin baik hasilnya.
Kalau obat ini tak berhasil, baru dipertimbangkan obat yang berkhasiat vasokonstriksi cepat (menyempitkan pembuluh darah), misalnya obat ergotamin, yang diberikan dengan resep dokter. Di luar negeri obat ini banyak dipakai, bahkan berlebihan hingga menimbulkan banyak efek sampingan. Sementara di Indonesia belum. Dosisnya hanya 0,5 - 1 mg sekali pakai saat nyeri menyerang. Kalau setengah jam kemudian nyeri belum mereda, boleh diulang sekali lagi, asal dosis tak boleh lebih dari 6 mg dalam seminggu.
Jika frekuensi serangan lebih dari dua kali sebulan, baru diberikan cara pengobatan lain, yakni terapi profilaktik. Pasien diberi obat untuk mencegah timbulnya serangan berikutnya. Obat yang diberikan berkhasiat vasokonstriksi lemah, misalnya pizotifen, dengan dosis tertentu selama beberapa bulan. Dengan demikian diharapkan serangan migren bisa dicegah atau setidaknya frekuensinya dikurangi, sebab pembuluh darah tidak dapat menguncup (teori vaskuler). Dapat pula dipakai teori neurogen dalam terapi profilaktik ini. Untuk itu obatnya flunarizin.

v Berhenti sendiri
Pemberian terapi profilaktik ini hanya menghilangkan serangan migren, tidak menyembuhkannya. Bisa saja setelah beberapa bulan atau tahun menghilang, serangan datang lagi. Namun, terapi profilaktik bisa diulang lagi dan biasanya serangan migren saat ini sudah menjadi lebih lunak. Artinya, lebih mudah dikendalikan dengan dosis obat lebih rendah dan jangka pemberian lebih pendek.
Apakah migren selalu perlu obat? Jawabnya tentu tergantung pada yang bersangkutan, karena migren memang akan berhenti sendiri dalam waktu tertentu dengan atau tanpa obat.
Serangan migren dapat berhenti secara alamiah melalui tiga cara resolusi. Pertama, melalui kelelahan dan tidur lelap. Memang, tidur atau istirahat sejenak merupakan cara terbaik untuk mengakhiri serangan migren secara alamiah. Yang kedua ialah cara lysis, contohnya ialah berkeringat atau muntah. Banyak orang yang merasakan bahwa muntah dapat mengurangi atau mengakhiri serangan migren. Yang terakhir ialah melalui cara crisis. Serangan dapat diakhiri dengan melakukan kegiatan fisik atau mental sewaktu mendapat serangan migren. Misalnya dengan berolahraga atau senam. Tidak salah kalau kalimat pendek yang mengandung tiga "M" ini, Migraine, mystery and misery, mempunyai makna dalam. Memang benar migren yang masih penuh rahasia ini tidak jarang membuat orang penuh derita.
Namun, pada masa kini bagi mereka yang mengalami serangan migren berulang-ulang tidak perlu khawatir, karena pengetahuan dan penanganan masalah ini sudah cukup canggih untuk membebaskan mereka dari derita yang ditimbulkannya. Kunci sukses terletak pada kesabaran dan keuletan dokter maupun pasien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar