Jumat, 27 November 2009

Misteri Migren 2

v Warna-warni
Di abad ke-12 Hildegard, seorang biarawati dari Bingen, Jerman Barat, mencoba menggambarkan aura yang dialaminya sendiri. Salah satu yang terkenal adalah The Vision of Heavenly City, sebuah gambar bagaikan benteng berwarna-warni yang tampak dari atas, dinamakan fortification. Lashley, misalnya. Ia tidak hanya menggambarkan, tapi juga mengikuti terjadinya aura penglihatan yang dialaminya sendiri, dan mengukur lamanya aura berlangsung Mengambil patokan dari pengalaman Lashley, umumnya aura berlangsung antara 10-20 menit.
Selain adanya aura, migren klasik dibedakan dengan migren umum dari intensitas nyerinya yang lebih hebat dan terjadi tanpa dicetuskan oleh faktor tertentu. Pokoknya, serangan migren klasik terjadi secara tiba-tiba dan periodik, dan waktu berlangsungnya lebih pendek. Aura biasanya berupa gangguan penglihatan yang bisa berbentuk gambaran tertentu yang bercahaya warna-warni atau gambaran kabur atau gelap. Namun perlu diingat, aura bisa juga terjadi pada serangan epilepsi. Bedanya, pada epilepsi aura berlangsung cepat, cuma beberapa menit saja dan tidak disusul dengan nyeri kepala.
Kalau aura berlangsung lebih dari satu jam, maka tidak termasuk migren klasik lagi, melainkan migren dengan aura berkepanjangan (migraine with prolonged aura). Kalau itu yang terjadi, perlu dilakukan pemeriksa.an lebih cermat untuk menyingkirkan hal-hal yang jelas penyebabnya dan lebih serius, seperti penyakit peredaran darah otak atau tumor otak. Padahal migren bukan penyakit yang serius, dalam arti tidak fatal, cuma mengganggu saja.

v Dua mekanisme
Walaupun penyebabnya belum diketahui, mekanisme terjadinya migren merupakan masalah yang selalu menarik untuk diperdebatkan. Beberapa puluh tahun yang lalu, Harold Wolff dengan penelitiannya yang monumental membuat jabaran tentang mekanisnie migren. Teorinya dikenal sebagai teori vaskuler. Lagi-lagi yang dibahas adalah migren klasik dengan fase aura dan nyeri kepalanya.
Proses vaskuler ini mula-mula menimbulkan penyempitan pembuluh darah otak dengan akibat terjadinya kekurangan oksigen setempat dan timbul gangguan saraf yang dikenal sebagai aura. Selanjutnya disusul fase nyeri kepala berdenyut yang disebabkan adanya pelebaran pembuluh darah di luar tengkorak, biasanya pembuluh darah di pelipis.
Namun, beberapa tahun yang lalu muncul aliran lain yang kurang menyetujui teori vaskuler tadi. Menurut para pakar ini, aura yang terjadi tidak dapat diterangkan dari adanya proses penyempitan pembuluh darah, tapi oleh adanya sel-sel otak yang mengalami eksitasi (perangsangan) dan berkembang seperti tampak pada pengalaman dan pengamatan Lashley. Teori ini dinamakan teori neurogen. Sementara itu untuk menjelaskan fase nyeri kepala yang menyusul aura tadi, para pakar ini masih menyetujui adanya suatu pelebaran pembuluh darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar