Sabtu, 28 November 2009

Mimisan Bukan Penyakit

Mimisan Bukan Penyakit
Perdarahan hidung bukanlah suatu penyakit tapi merupakan indikasi adanya suatu gangguan. Kasus yang dialami Anwar tadi termasuk ringan dan sumbernya dari bagian anterior atau dari bagian depan rongga hidung saja. Pasalnya di bagian itulah banyak pembuluh darah bertemu. Pada umumnya ini terjadi pada anak yang sering mengalami pilek dan pembuluh darahnya tipis.
Mimisan juga sering terjadi bila anak menghadapi perubahan cuaca, teriritasi gas yang merangsang; dan sebagainya. Misalnya dari tempat yang panas ke tempat yang dingin atau menghadapi tekanan udara yang berubah. Pada anak acapkali juga hidung kemasukan benda asing seperti. biji-bijian atau benda kecil lain yang menimbulkan infeksi dan terjadi perdarahan. Pada kasus ini biacanya dengan tanda-tanda keluar bau busuk dari lubang hidungrrya. Namun setelah anak lulus SD tidak akan terjadi mimisan lagi karena pembuluh serta sel lendir pada rongga hidung sudah lebih kuat.
Yang harus lebih diwaspadai kalau sumber berasal dari dalam atau posterior karena bisa jadi merupakan indikasi suatu penyakit serius seperti demam berdarah, tekanari darah tinggi, tumor ganas pada rongga hidung atau nasofaring, kanker darah (leukemia), atau kelainan darah hemofilia, penyakit kardiovaskuler, dan sebagainya.
Pada umumnya kejadian perdarahan posterior lebih sering (setiap 1 - 2 hari) dengan perdarahan lebih banyak sehingga lebih sulit diatasi. Perdarahan posterior kebanyakan terjadi pada para orang dewasa walaupun tidak menutup kemungkinan anak-anak juga bisa mengalaminya, khususnya kalau terjadi infeksi, demam berdarah, atau leukemia. Kalau darah keluar sampai berhari-hari sebanyak sekitar 1 - 2 liter, harus segera diatasi, jangan sampai terjadi kekurangan darah (anemia) atau yang lebih parah terjadi shock (turunnya tekanan darah secara mendadak yang diikuti pingsan).
Untuk menanggulangi. Perdarahan posterior dilakukan pemasangan tampon posterior dengan cara yang lebih rumit karena tampon, harus dimasukkan ke dalam. Setelah darah berhasil dihentikan, barulah diteliti lebih lanjut penyebabnya. Pemeriksaan tidak bisa hanya berdasarkan darah yang keluar saja sebab tidak akan terdeteksi penyebabnya secara tepat.
Kalau sampai terjadi perdarahan hidung pada seserang dengan kelainan tekanan darah, belum berarti ini menandakan gejala stroke, karena perdarahan bukan berasal dari rongga otak. Hanya saja epistaksis karena tekanan darah tinggi pada umumnya hebat, sering kambuh, dan tidak terduga terjadinya. Biasanya pada penderita tekanan darah tinggi perdarahan pada hidung berindikasi bahwa tekanannya sedang tiggi atau naik dan tentunya harus waspada. Sedangkan perdarahan hidung posterior karena infeksi bisa karena sinus paranasal, seperti rinitis atau sinusitis. Yang lebih parah adalah infeksi karena penyakit lupus, sifilis, dan lepra.
Tentu saia yang terparah kalau terjadi suatu keganasan pada rongga hidung atau nasofaring. Pengobatan di sini tidak bisa dengan pembedahan melainkan hanya dengan penyinaran dan kemoterapi.
Wanita hamil ada kalanya mengalami epistaksis karena gangguan hormonal, namun sepanjang hanya pada batas normal, tidak perlu dikhawatirkan. Walau demikian, kalau perdarahan hidung sudah pada taraf serius, memang harus segera diatasi agar tidak mempengaruhi perkembangan sang janin.
Pada seseorang mengalami perdarahan hidung, pertama-tama yang diperhatikan adalah menghentikan perdarahannya, yaitu mencegah terjadinya komplikasi serta epistaksis. Bila sampai terjadi shock, hendaklah keadaan si pasien diperbaiki dulu secara umum. Menghentikan perdarahan secara aktif seperti dengan pemasangan tampon tadi lebih baik daripada pemberian obat hemostatik (pembeku darah), sambil menunggu epistaksis berhenti dengan sendirinya.
Yang perlu diingat lagi, pasien harus diperiksa dalam posisi duduk. Kalau keadaannya terlalu lemah; baringkan dengan meletakkan bantal di belakang punggungnya. Sumber perdarahan dicari oleh dokter dengan bantuan alat pengisap untuk membersihkan hidung dari bekuan darah. Kemudian tampon kapas yang sudah dibasahi dengan obat tertentu dimasukkan ke dalam rongga hidung. Tampon dibiarkan selama 3 - 5 menit. Dengan cara ini dopat diketahui apakah sumber perdarahan dari anterior atau posterior.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar