Anak yang cebol pasti merisaukan orang tuanya dan juga anak itu sendiri. Merangsang pertumbuhan anak dengan hormon mayat sudah pernah dicoba, namun ada kekurangannya. Kini ada cara baru yang mungkin lebih baik.
Betapa sedihnya menjadi anak cebol telah dialami Thomas Raab yang kini berusia 25 tahun dan tingginya 165 cm. Ketika umurnya tujuh tahun tingginya hanya 110 cm, Anak Jerman pada usia itu rata-rata sudah setinggi 124 cm, namun Thomas baru mencapai ketinggian itu pada usia lima belas tahun. Namun, bukan berarti ia masih harus bertambah 44 cm untuk bisa mencapai ketinggian rata-rata rekan-rekan senegaranya.
Ayah Thomas tingginya 183 cm dan ibunya 163 cm. Adik laki-lakinya yang berusia enam belas tahun tingginya sudah 191 cm. Karena itu Thomas tambah kelihatan kecil. Thomas termasuk sekitar seribu. anak Jerman Barat yang pertumbuhannya terhambat karena hipofisanya, hormon pertumbuhannya, kurang berfungsi. Selama ini anak seperti Thomas dirawat dengan hormon manusia atau hormon pertumbuhan binatang, misalnya dari babi atau sapi, ternyata tidak berfungsi pada manusia. Akibatnya hormon itu harus diambil dari hipofisa orang yang sudah meninggal.
Ternyata hal itu sangat sulit. Bukan hanya karena alasan etis manusiawi, tetapi hormon mayat juga berbahaya. Beberapa pasien misalnya, meninggal karena penyakit Jacob Creutzberg, suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang berlangsung lama. Virus itu mungkin masuk ke tubuh korban lewat ekstrak hormon donor.
Jadi risiko terapi itu besar, juga bagi Thomas Raab. Namun, sejak dua tahun lalu ada cara perawatan yang lebih baik. Hormon pertumbuhan bisa diperoleh dari biosintesa. Hasilnya persis seperti yang alamiah. Hormon yang dibuat dengan teknik gen itu mempunyai kemungkinan berhasil 100%, menurut Prof. Siegfried Zabransky.
Profesor Zabransky sejak 1978 bekerja di rumah sakit kanak-kanak Universitas Hamburg dan selama ini sudah berhasil membantu seratus anak yang mengalami gangguan pertumbuhan. Sebaiknya, antara umur 3 - 5 tahun sudah dibuat diagnosa apakah seorang anak bakal kontet.
Gangguan pertumbuhan bisa disebabkan oleh hipofisa yang kurang berfungsi dan kadar gula yang rendah. Pada Thomas Raab terapi itu belum terlambat. Sejak dua tahun yang lalu ia mendapat suntikan setiap hari dengan hormon buatan. Tingginya sekarang 165,8 cm. Mungkin ia masih akan tumbuh 2 cm lagi.
Terapi hormon itu sebetulnya sudah ditemukan sejak tahun 1962. tetapi baru sering digunakan sejak hormon sintetik itu dipasarkan tahun 1985 Seharusnya hormon itu digunakan sedini mungkin, yaitu begitu seorang anak memperlihatkan gejala kontet (kerdil) supaya mendapat hasil yang maksimal. Sebaiknya, jangan menunggu sampai si anak berumur tiga belas tahun, demikian menurut Dr, Paul Kaplowitz, seorang dokter spesialis anak di Children's Medical Centre, Medical College of Virginia, AS, yang juga menangani anak yang kontet,
Namun, ternyata hormon pertumbuhan itu juga bisa disalahgunakan. Kalau seorang atlet misalnya mempergunakan hormon pertumbuhan, kemampuannya seperti dipacu, walaupun khasiat hormon itu mungkin tidak sebesar steroid. Payahnya, pertumbuhan tidak bisa dideteksi dalam tes obat pemacu seperti yang dilakukan di Olimpiade. Karena itulah hormon tersebut cuma diberikan kepada para dokter seperti Kaplowitz yang menangani anak-anak yang tumbuhnya lambat.
Jumat, 27 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar