Jumat, 27 November 2009

Awas, Chikungunya Kembali Merebak II

v Afrika ke Indonesia
Virus chikungunya kali pertama diidentifikasi di Afrika Timur tahun 1952. Virus ini terus menimbulkan epidemi di wilayah tropis Asia dan Afrika. Di Indonesia demam chikungunya dilaporkan pertama kali di Samarinda tahun 1973.
Kemudian berjangkit di Kuala Tunkal, Jambi, tahun 1980. Tahun 1983 merebak di Martapura, Ternate, dan Jogjakarta. Kemudian vakum hampir 20 tahun. Awal tahun 2001, kejadian luar biasa demam chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Tahun 2002, demam chikungunya berjangkit lagi di Bekasi, Jawa Barat, Purworejo dan Klaten Jawa Tengah.

v Pola Imigrasi
Sekitar 200 - 300 tahun lalu, CHIKV merupakan virus hewan primata di tengah hutan atau savanna di Afrika. Hasil penelitian terhadap epidemiologi penyakit chikungunya di Thailand dan India menunjukkan bahwa terjadi gelombang epidemic dalam interval waktu 30 tahun. Tapi literature lain tampak ada kecenderungan gelombang epidemic 20 tahunan. Fenomena ini sering dikaitkan dengan perubahan iklim dan cuaca.
Masih belum diketahui secara pasti bagaimana virus tersebut menyebar antar Negara. Mengingat penyebaran CHIKV antarnegara relatif lambat, kemungkinan penyebaran ini terjadi seiring dengan perpindahan nyamuk. Apalagi dewasa ini makin sering berbagai penyakit hewan dari tengah hutan yang merebak ke pemukiman penduduk.
Peredaran virus memang tak bisa lagi dibatasi oleh posisi geografi. Hutan yang tadinya tertutup menjadi terbuka, daerah yang dulu terisolasi kini bisa begitu mudah terhubung ke mana saja. Dengan begitu, cara perpindahan virus bisa berupa apa saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar