Dr. Dewi, saya ibu dengan satu orang putri berusia 15 bulan. Sejak usia kira-kira 6 bulan sampai sekarang, kulit bagian belakang tubuhnya (punggung sampai atas pantat) sering telihat kering, keriput dan kasar. Bahkan dulu pernah mengelupas dan ganti kulit. Sehabis mandi, badannya selalu saya olesi dengan lotion. Saya coba juga dengan baby cream dan minyak zaitun, tapi tidak sembuh total. Agak membaik sebentar tapi kering lagi, hampir sekali tiap bulan. Saya tanyakan pada dokter spesialis anak, katanya mungkin alergi biasa dan pernah diberi salep ELOX, tapi tak membaik juga. Yang ingin saya tanyakan:
1. Kira-kira apa penyebabnya ya, Dok?
Mungkinkah anak saya kekuranganlkelebihan nutrisi tertentu? (insya Allah saya sudah berusaha memperhatikan menu dan gizinya).
2. Bagaimana cara mengatasinya, agar kulit bagian belakang tubuh putri saya kelihatan kenyal, halus dan bercahaya seperti kulit bagian tubuh lainnya?
Ibu Titis, Tangerang
Ibu Titis yang dirahmati Allah.
Dari penuturan Ibu, kemungkinan putri Ibu menderita eksim atopik anak (dermatitis atopik) yang Insya Allah ringan derajatnya. Penyakit ini umumnya keturunan. Coba telusuri apakah Ibu, suami, atau keluarga dari kedua belah pihak, ada yang menderita bengek/mengi (asma bronkial), bersin-bersin pagi hari atau kalau terkena debu, sinusitis, biduran/kaligata, serta eksim. Biasanya memang ada kaitannya dengan itu.
Penyakit ini tidak ada hubungannya dengan kekurangan atau kelebihan nutrisi. Memang ada beberapa bahan makanan yang bisa mencetuskan kambuhnya penyakit ini (bukan penyebab ya, Bu). Sebaiknya putri Ibu jangan diberi makanan yang mengandung penyedap rasa/vetsin/monosodium glutamat (MSG), pewarna buatan, bahan pengawet. Misalnya, makanan kecil gurih dalam kemasan, mie instan, fried chicken dan makanan kaleng (kornet, sarden).
Ada beberapa anak yang sangat sensitif, bisa kambuh karena makan coklat, kacang tanah, telur atau susu sapi. Tapi kasus seperti ini jarang. Ikan, daging ayam, sapi dan makanar segar yang lain, sebaiknya tetap diberi supaya tumbuh kembangnya tak terhambat. Penyakii ini memang sering kambuh, tapi dengar bertambahnya umur, Insya Allah kekambuhan makin jarang dan hilang pada usia 6-12 tahun
Jumat, 27 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar