Sabtu, 28 November 2009

Menyambut Kehadiran Buah Hati 3

Menurut Dr. Muhammad "Ali Al-Bari, "Prematur adalah di antara penyakit yang sangat berbahaya, karena sang bayi memiliki kandungan kadar gula glukosa yang sangat kecil dalam darahnya. Jika diberikan kepadanya zat gula yang siap diserap olehnya, maka itu adalah solusi yang terbaik sehingga bayi akan selamat.

4. Mencukur Rambut Bayi
Hal ini mempunyai banyak manfaat, antara lain, mencukur rambut bayi dapat memperkuat kepala, membuka pori-pori di samping memperkuat indera penglihatan, pendengaran dan penciuman. (Abdullah Nasih Ulwan, Tarbiyatul Aulad fil Islam, juz 1)
Bersedekah perak seberat timbangan rambutnya pun mempunyai manfaat yang jelas. Diriwayatkan dari Ja'far bin Muhammad, dari bapaknya, katanya: "Fatimah Ra menimbang rambut Hasan, Husein, Zainab dan Ummu Kaltsum; lalu ia mengeluarkan sedekah berupa perak seberat timbangannya (HR. Imam Malik dalam Al -Muwaththa')

5. Aqiqah
Rasulullah Saw bersabda, "Setiap anak digadaikan dengan aqiqahnya. Disembelihkan (binatang) baginya pada hari ketujuhnya, diberi nama dan dicukur kepalanya pada hari itu juga. " (HR Ahmad dan Ashabus Sunan)
Hadits ini, mengesankan anak itu seperti ada yang kurang dalam dirinya sebelum ditebus dengan aqiqah. Karena itulah aqiqah menjadi utama untuk dilakukan selama orangtua punya kemampuan, "Walau memang hukum aqiqah itu sunah, tapi sunah muakkad, sunah yang sangat .anjurkan oleh Rasulullah."
Sebagaimana sabda Nabi, untuk anak laki-laki disembelihkan 2 ekor kambing dan untuk anak perempuan 1 ekor kambing. Waktu penyembelihannya sendiri, sebagaimana hadits di atas, dilaksanakan pada hari ketujuh, "Namun kalau tidak bisa dilaksanakan pada hari ketujuh, misalnya anak atau ibunya masih dirawat atau selum ada biaya, maka sebagian ulama membolehkan untuk dilakukan pada hari ke14, ke-21 dan seterusnya."
Berkaitan dengan waktu, para ulama tidak secara tegas memberi batasan. Tapi jangan sampai anak tumbuh dewasa," imbuh ayah 4 anak ini. Namun begitu, setelah dewasa pun sebenarnya tak ada larangan untuk mengaqiqahkan diri sendiri karena semasa kecil belum diaqiqahkan orangtuanya. Dalam hal ini ada juga perbedaan pandangan, antara yang membolehkan dan yang menyatakan setelah dewasa tidak ada lagi aqiqah, yang ada adalah ibadah qurban.
Masih berdasarkan hadits di atas, mencukur rambut bayi dilakukan pada hari ketujuh setelah kelahiran. "Mencukur di sini maksudnya sampai habis atau botak."
Jangan ada yang tersisa dari rambut bayi pada pencukuran ini misalnya karena dicukur tidak merata, hanya bagian tengahnya saja yang dicukur dan bagian tepinya tidak, hanya dicukur tepinya saja dan tengahnya tidak, dan hanya bagian depan saja yang dicukur sementara.bagian belakangnya tidak. Rasulullah melarang pencukuran semacam ini.
Dianjurkan pula, terutama bagi orangtua yang mampu untuk menimbang rambut (yang telah tercukur itu), lalu menyedekahkan emas atau perak seberat rambut itu. Dari Ja'far bin Muhammad, dari bapaknya, bahwa ia berkata:
"Fatimah ra telah menimbang rambut Hasan, Husain, Zainab dan Ummu Kultsum. Seberat timbangan itulah ia menyedekahkan perak. (HR Imam Malik)
Ada sebagian orangtua yang merasa a sayang untuk mencukur rambut anaknya yang lebat dan bagus. Kalau hanya karena alasan sayang, tanpa bermaksud meremehkan sunah Rasul, tentu tidak apa-apa. Tapi kalau alasannya karena tidak suka dengan sunah Rasul, nah itu bermasalah dari segi akidah, mengingatkan pula setelah dicukur, rambut anak bahkan bisa tumbuh lebih bagus dan sehat.

6. Memberi Nama
Dengan nama, seseorang dikenali di dunia bahkan di akhirat. Karenanya soal pemberian nama bukan perkara main-main. Islam telah memberi petunjuk dalam hal ini.
Nama yang melekat pada diri seseorang bukanlah sekadar serangkaian kata yang tak berarti. Tetapi nama merupakan sebuah identitas yang mengandung makna, doa, dan cinta dari kedua orangtuanya.
Jika para orangtua memahami bahwa nama adalah identitas bagi anak, dan itu akan terus tersemat di dirinya, tentu para orangtua tidak akan pernah sembarangan membuat nama untuk anak-anaknya. Apalagi mengingat di akhirat nanti, setiap orang akan dipanggil dengan namanya masing-masing, seperti yang dikatakan Rasulullah Saw:
"Sungguh kalian nanti pada hari kiamat akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama bapak kalian, maka baguskanlah nama-nama kalian. " (HR Abu Daud, dengan sanad yang hasan)
Dengan begitu, setiap orangtua pasti akan 'bekerja' sebaik mungkin, mulai dari mencari kata-kata yang bagus, kemudian mencari tahu makna yang terkandung dalam kata-kata tersebut, sampai akhirnya merangkainya sehingga menjadi sebuah nama yang indah. Tidak hanya itu, di dalam nama tersebut juga akan tercermin cinta, doa, dan harapan orangtua untuk sang buah hati.
Memberikan nama yang baik adalah sebuah kewajiban orangtua terhadap anak-dengan kata lain merupakan hak anak yang harus dipenuhi oleh orangtuanya. Dalam sebuah hadits, seseorang datang kepada Rasulullah Saw dan bertanya:
"Ya Rasulullah, apakah hak anakku ini? Rasulullah saw menjawab, kau memberinya nama yang baik, memberi adab yang baik dan memberinya kedudukan yang baik (dalam hatimu)" (HR Ath Thusi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar