Sabtu, 28 November 2009

Menyambut Kehadiran Buah Hati 2

3. Tahniq
Dari Abu Burdah bahwa Abu Musa Ra berkata, "Aku telah dikaruniai seorang anak, kemudian aku membawanya kepada Nabi saw. Lalu beliau menamakannya Ibrahim, dan menggosok-gosok langit mulutnya dengan sebuah kurma dan mendoakannya dengan keberkahan. Setelah itu beliau menyerahkannya kembali kepadaku."(HR Bukhari Muslim)
Riwayat lain juga menjelaskan Nabi melakukannya pada putra Abu Thalhah yang kemudian diberi nama Abdullah.
Menghaluskan kurma, lalu menggosokannya ke langit-langit mulut bayi ini - dengan gerakan lembut dan merata - disebut tahniq. Sebagian ada yang membolehkannya dengan madu, tapi Rasulullah mencontohkan dengan kurma. Tahniq bisa dilakukan orangtua atau orang-orang shalih dan tidak disuapi banyak-banyak."
Islam telah memberikan perhatian yang besar dalam rangka menjaga anak-anak dan ibu-ibu dalam setiap tahapannya dengan perhatian yang demikian tinggi yang tidak tertandingi oleh apa yang sudah dilakukan oleh PBB dan organisasi HAM dan WHO sekalipun. Dalam Islam, anak tidak hanya dipelihara sejak setelah lahir semata, bahkan sejak seseorang berpikir akan menikah. Nabi saw telah menganjurkan agar kita memilih pasangan atau istri yang shalihah (baik). Islam telah memberikan perhatian yang besar untuk keselamatan keturunan dan anggota keluarga agar menjadi kuat, tidak hanya secara akhlak, bahkan dalam hal genetika tubuh dan kejiwaan. Pemeliharaan ini terus berjalan sampai mencapai masa kehamilan dan ketika hendak melahirkan, melahirkan, menyusui, dan tahapan pendidikan, serta perkembangan berikutnya. Di antara bukti perhatian Islam terhadap anak pada masa kelahiran adalah masalah Tahniq.
Tahniq adalah memamah kurma, kemudian memasukkannya ke mulut bayi. Caranya ialah sedikit kurma kita mamah, telunjuk kita masukkan ke dalam mulut, lantas telunjuk tersebut kita masukkan ke mulut bayi. Kemudian gerak-gerakan ke kiri dan ke kanan dengan lembut. Tahniq termasuk dari serangkaian kegiatan penyambutan kelahiran bayi yang juga sangat dianjurkan oleh Islam. Tahniq juga termasuk bentuk perhatian dan 'penghormatan' orang tua terhadap anaknya. Jadi hal ini langsung dilakukan pada saat anak dilahirkan.
Rasulullah saw sering melakukan tahniq terhadap anak-anak orang Madinah, setelah itu beliau mendoakan mereka agar mendapatkan berkah.
Driwayatkan daripada Aisyah ra katanya: "Asma' binti Abu Bakar telah keluar untuk hijrah. Ketika beliau mengandung Abdullah bin Zubair. Ia melalui Quba', ketika sampai di Quba' ia melahirkan Abdullah. Setelah melahirkannya ia keluar menemui Rasulullah saw supaya baginda meletakkan sesuatu pada langit-langit anaknya. Lalu Rasulullah saw mengambil anak tersebut darinya dan baginda meletakkannya di dalam pangkuan, kemudian baginda meminta buah kurma. Aisyah berkata: Kami harus mencarirrya dahulu sebelum diberikan kepada baginda. Baginda meludahkannya ke dalam mulut anak tersebut, sehingga yang pertama masuk ke perutnya adalah ludahan Rasulullah saw. Selanjutnya Asma' berkata: Kemudian Rasulullah saw mengusap kepala anak tersebut, lalu mendoakannya dan menamakannya dengan nama Abdullah. Ketika anak itu berumur tujuh atau delapan tahun, beliau datang untuk berbai'ah kepada Rasulullah saw karena ayahnya Zubair yang memerintahkan beliau berbuat demikian. Rasulullah saw tersenyum ketika melihat anak itu mengadapnya, kemudian beliau berbai'ah kepada baginda." (HR. Bukhari, Muslim dan Ahmad).
Dari Abu Musa Al-Asy'ariy, "Anakku lahir, lalu aku membawa dan mendatangi Rasulullah saw, lalu beliau memberinya nama Ibrahim dan kemudian men-tahniq-nya (meletakkan pada lelangit mulutnya) dengan kurma." Dalam riwayat Imam Buklrari ada tambahan: "maka beliau saw mendoakan kebaikan dan mendoakan keberkahan baginya, lalu menyerahkan kembali kepadaku." (HR. Bukhari Muslim).
Dr. Farouq Musahil dalam Takrim al-Islama li Al-Insan yang pernah mengutip dari Al-Aswadan: At-Tamr wa al-Ma' karya dr. Hasan Syam, mengatakan bahwa tahniq merupakan mukjizat thibbiyah (mukjizat medis). Hikmah di balik dianjurkannya pelaksanaan tahniq ini, belum begitu terasa kecuali setelah ilmu kedokteran semakin maju. Ternyata setelah seorang bayi terlahir ke dunia ini, dia telah mendapatkan dirinya terpisah dan 'terlepas' dari ibu kandungnya. Otomatis 'jalan makanan' yang selama ia gunakan menjadi terputus juga. Dengan demikian untuk mendapatkan makanan sebagai penguat tubuhnya ia membutuhkan sesuatu, dan keadaan ini tidak berlangsung lama, hanya berkisar 1-3 hari.
Di samping itu, pada saat tersebut mekanisme organ tubuh bayi tadi dalam proses adaptasi dengan dunianya yang baru (terlahir ke dunia fana ini). Sebab apa yang sempat tersimpan di dalam tubuhnya tidak bertahan lama (cepat rusak), termasuk kadar gula yang tersimpan di dalam darahnya. Masa kritis ini (butuh terhadap makanan, akibat daya tahan zat-zat makanan yang tersimpan di dalam tubuhnya tidak bertahan lama) berlangsung sejak ia baru dilahirkan hingga permulaan ia menyusu. Pada saat yang tepat ternyata Rasulullah saw telah melakukan tahniq dengan memakai buah kurma, yang sudah jelas banyak mengandung kadar gula. Kurma yang sudah dikunyah ini bisa dengan mudah dicerna oleh bayi. Dengan begitu keseimbangan kadar gula di dalam darahnya tetap stabil dan bisa terlindungi. Dari sini, tampak sekali tentang urgensi tahniq dengan menggunakan buah kurma, di sela-sela atau pada saat-saat antara ketika bayi lahir hingga ia bisa minum ASI.
Kandungan zat gula "glukosa" dalam darah bayi yang baru lahir itu sangat kecil, dan jika bayi yang lahir beratnya lebih kecil maka semakin kecil pula kandungan zat gula dalam darahnya. Oleh karena itu, bayi prematur (lahir sebelum dewasa), beratnya kurang dari 2,5 kg, maka kandungan zat gulanya sangat kecil sekali, di mana pada sebagian kasus malah kurang dari 20 mg/100 ml darah. Adapun anak yang lahir dengan berat badan di atas 2,5 kg, kadar gula dalam darah biasanya di atas 30 mg/100 ml. Kadar semacam ini berarti (20 atau 30 mg/100 ml darah) merupakan keadaan bahaya dalam ukuran kadar gula dalam darah. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya berbagai penyakit: (1). Bayi menolak untuk disusui; (2). Otot-otot melemas; (3). Berhenti secara terus-menerus aktivitas pernapasan dan kulit bayi menjadi kebiruan; (4). Kontraksi atau kejang-kejang.
Terkadang bisa juga menyebabkan sejumlah penyakit yang berbahaya dan lama, seperti: (1) Insomnia; (2) Lemah otak; (3) Gangguan syaraf; (4) Gangguan pendengaran, penglihatan, atau keduanya; (5) Kejang-kejang secara berkepanjangan dan kronis.
Apabila hal-hal di atas tidak segera ditanggulangi atau diobati maka bisa menyebabkan kematian. Padahal obat untuk itu adalah sangat mudah, yaitu memberikan zat gula yang berbentuk glukosa melalui infus, baik lewat mulut, maupun pembuluh darah.
Tindakan Rasulullah saw men-tahniq bayi-bayi yang baru lahir dengan kurma setelah dilumatkan dan kemudian memasukkannya ke mulut bayi, kemudian men-tahniq-nya (mengolehkan lumatan kurma di langit-langit mulut memiliki hikmah yang agung. Sebab, kurma memiliki kandungan gula "glukosa" dalam jumlah yang banyak, khususnya setelah dilumatkan di mulut sehingga bercampur dengan air liur, di mana air liur mengandung sejumlah enzim khusus yang bisa mengubah glukosa menjadi gula asal. Air liur juga bisa melumatkan zat gula. Sehingga bayi yang baru lahir bisa mencerna kurma lembut itu dengan baik.
Karena mayoritas atau bahkan semua bayi membutuhkan zat gula dalam bentuk "glukosa" seketika setelah lahir, maka memberikan kurma yang sudah dilumat bisa menumbuhkan bayi dari kekurangan kadar gula yang berlipat-lipat.
Disunnahkannya tahniq kepada bayi adalah obat sekaligus tindakan preventif yang memiliki fungsi penting, dan ini adalah mukjizat kenabian Muhammad saw secara medis di mana sejarah kemanusiaan tidak pernah mengetahui hal itu sebelumnya, bahkan kini manusia tahu bahaya kekurangan kadar glukosa dalam darah bayi.
Bayi yang baru lahir, apalagi jika lahir prematur, tanpa diragukan lagi sangat membutuhkan solusi yang tepat, yaitu memberikan zat gula. Banyak rumah sakit kini memberikan kepada bayi dan anak-anak glukosa yang dihisap oleh sang bayi atau anak kecil langsung setelah lahir, kemudian baru setelah itu, mulailah sang ibu menyusuinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar