v Nama yang baik dalam pandangan Islam
Lantas, bagaimana sebuah nama bisa dikatakan baik? Serbenarnya tidak ada kriteria yang benar-benar khusus disebutkan dalam syariah soal nama yang baik, entah itu bentuk dan polanya atau mutlak dalam bahasa Arab.
"Nama yang baik ini tergantung pada `urf atau kebiasaan masyarakat setempat, karena setiap masyarakat mempunyai katakata yang baik yang bisa digunakan untuk dijadikan nama." Namun meskipun diserahkan pada kebiasaan masyarakat, tetap harus memperhatikan kaidahnya, antara lain maknanya bukanlah hal yang buruk atau yang dilarang agama, dan tidak mengandung unsur/syiar kemusyrikan, kekafiran, sifat pesimis atau negatif. Misalnya menggunakan nama Wisnu, Siwa, yang merupakan nama dewa dalam ajaran Hindu.
Apabila sebuah nama mempunyai unsur-unsur tersebut, maka nama tersebut termasuk kategori nama yang buruk. Jika itu diberikan kepada anaknya, maka orangtua dikatakan belum menjalankan kewajibannya sebagai orangtua. "Memberi nama yang baik itu adalah kewajiban yang paling ringan. Kalau yang ringan saja tidak perhatikan, bagaimana dengan kewajiban yang lain?"
Sedangkan kalau dilihat dari segi bahasa, sah-sah saja menggunakan bahasa apapun. Bila kita memakai nama-nama orang Barat untuk anak kita, pada dasarnya tidak ada larangan, sebagaimana juga tidak ada keharusan menggunakan bahasa Arab. Asalkan tetap berpijak pada dasar dari pembuatan nama, yaitu mengandung makna yang baik, dan tentunya tidak ada pelanggaran terhadap syariah.
Ambil contoh, misalnya orangtua menamakan anaknya dengan nama Eva, atau Maria. Dari sudut bahasa, Eva itu bahasa lain dari Hawa, dan Maria bahasa ain dari Maryam. Tidak bersalah bila seseorang memakai nama itu. Tapi dari sisi kepantasan dan kelayakan sebagai muslim, khususnya muslim Indonesia, mungkin ada masalah di situ. Kecuali kita orang Barat, penggunaan nama yang membuat kita menyerupai (tasyabbuh) kaum yang tidak beriman dan memberi kesan kuat terhadap, agama tertentu, kristen misalnya, sebaiknya dihindari.
Kalau alasannya supaya keren, berarti kita sendiri yang menganggap Hawa dan Maryam itu kampungan. Padahal seorang muslim itu berislam harus sampai pada tingkat bagaimana dia mengislamkan citarasanya. Tidak hanya akidah, fikrah (pemikiran), tapi kalau bisa kita juga mencelup rasa dan selera kita dengan celupan yang Islami sebagai bukti kecintaan kita pada Allah SWT dan Rasul-Nya. Dan itu tercermin salah satunya dalam pemberian nama untuk anak.
v Nama Mempengaruhi Psikologis Anak
Kata-kata atau panggilan yang dilontarkan kepada seseorang sesungguhnya memberi dampak psikologis bagi orang yang menerima panggilan tersebut. Dengan nama yang bermakna baik dan dia selalu mendengar kata-kata panggilan yang baik, maka nama menjadi sarana seseorang untuk melakukan kebaikan. Seorang anak yang dipanggil shalih, dia merasa shalih dan layak menjadi orang yang shalih.
Agar fungsi ini berjalan baik, seorang anak hendaknya diberi tahu arti dari namanya supaya dia punya kebanggaan dan bisa mensugesti dia berbuat kebaikan sesuai dengan namanya itu. Tentu diiringi pula dengan pendidikan yang baik. Dalam pemberian nama, orangtua memang menjadi pihak yang aktif. Walaupun yang membuatkan nama untuk anaknya adalah orang lain, semisal kakek si bayi, namun kendali sepenuhnya tetap berada pada orangtua untuk memutuskan apakah nama itu akan dipakai atau tidak. Kalau nama yang diberikan itu buruk atau mengandung unsur-unsur yang tidak dibolehkan dalam syariat, orangtua harus menolaknya.
Sementara, anak adalah pihak yang pasif. Tetapi kepasifan ini tidak berlaku selamanya. Bila kelak dia mengetahui namanya ternyata mengandung arti yang tidak baik, atau ada pelanggaran terhadap syariat di dalamnya, dia dianjurkan untuk mengganti nama.
"Mungkin untuk resmi mengubah nama, karena harus mengubah ijazah atau dokumen resmi lainnya, dirasa berat, ada baiknya mengganti nama panggilan sehingga di pergaulan dia dikenal dengan nama barunya itu. Dan Allah Maha Mengetahui hal itu," ungkap ayah 4 anak ini.
Persoalan memberi nama ini ternyata susah-susah gampang, tergantung kita maunya apa. Kalau mau gampang, berikan saja anak kita nama apapun tanpa memikirkan itu mengandung arti yang baik atau tidak. 5ebaliknya, kalau mempertimbangkan bagaimana Islam memandang pemberian nama ini, tentu kita akan bersusah-susah, bekerja cerdas dalam merancang nama untuk buah hati tercinta.
Sabtu, 28 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar