Sabtu, 28 November 2009

Menyambut Kehadiran Buah Hati 1

Menyambut Kehadiran Buah Hati

Segala beban selama sembilan bulan lebih mengandung dan perjuangan antara hidup dan mati saat melahirkan berbalas setimpal dengan kebahagiaan karena kelahiran seorang anak. Bersyukur sudah lah pasti, lalu apa yang harus kita lakukan untuk menyambut si buah hati?
Jadi, anak adalah nikmat yang harus kita sambut dengan kegembiraan. Penyambutan yang buruk atas kelahiran seorang anak yang mungkin tak diinginkan dengan berbagai alasan bisa berakibat buruk juga bagi si anak. Ini merusak, secara psikologis anak merasa tak diterima kehadirannya.
Untuk menyambut kelahiran anak, hendaklah memperhatikan beberapa ketentuan di bawah ini.
1. Menyampaikan Kabar Gembira
Begitu melahirkan, sampaikanlah kabar gembira ini kepada keluarga dan sanak famili, sehingga semua akan bersuka cita dengan berita gembira ini. Kelahiran seorang anak adalah kabar gembira yang mestinya disambut gembira pula. Sebagaimana Allah mengabarkan berita ini kepada nabi Ibrahim:
$yg»tRö¤±t6sù t,»ysó™Î*Î/ `ÏBur Ïä!#u‘ur t,»ysó™Î) z>qà)÷ètƒ ÇÐÊÈ
Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishaq dan dari lshaq (akan lahir puteranya) Ya 'qub. " (QS. Hud: 71).
Dan firman Allah tentang kisah Nabi Zakariya As.
çmø?yŠ$oYsù èps3Í´¯»n=yJø9$# uqèdur ÖNÍ!$s% ’Ìj?|Áム’Îû É>#tósÏJø9$# ¨br& ©!$# x8çŽÅe³u;ム4Ózósu‹Î/ $P%Ïd‰|ÁãB 7pyJÎ=s3Î/ z`ÏiB «!$# #Y‰Íh‹y™ur #Y‘qÝÁymur $wŠÎ;tRur z`ÏiB tûüÅsÎ=»¢Á9$# ÇÌÒÈ

"Kemudian malaikat Jibril memanggil Zakariya, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah mengembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu ) Yahya " (QS. Ali Imran: 39).
Adapun tahni'ah (ucapan selamat), tidak ada nash khusus dari Rasul dalam hal ini, kecuali apa yang disampaikan Aisyah Ra:
“Apabila dihadapkan kepada Rasulullah Saw anak-anak bayi, maka beliau mendoakan keberkahan bagi mereka dan mengolesi langit-langit mulutnya (dengan kurma atau madu)"
(HR. Muslim dan Abu Dawud).
Abu Bakar bin Al Mundzir menuturkan: Diriwayatkan kepada kami dari Hasan Basri, bahwa seorang laki-laki datang kepadanya sedang ketika itu ada orang yang baru saja mendapat kelahiran anaknya. Orang tadi berkata: Penunggang kuda menyampaikan selamat kepadamu. Hasan pun berkata: Dari mana kau tahu apakah dia penunggang kuda atau himar? Orang itu bertanya: Apa yang mesti kita ucapkan?
Ucapkanlah,” kata Syeikh Hasan, “Semoga engkau mendapat keberkahan anak yang diberikan kepadamu. Hendaklah engkau bersyukur kepada Sang Pemberi, dikaruniai kebaikannya, dan dia mencapai kedewasaannya.” (Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Tuhfatul fi Ahkamil Maulud.)
Masih banyak di masyarakat kita yang menyambut kehadiran bayi dengan berbagai aktivitas negatif. Kita dapat menyaksikan mereka malah menggelar main kartu semalam suntuk, tidak jarang disertai dengan minuman keras dan berbagai larangan lainnya. Mestinya akan lebioh bagus djika disambut dengan pembacaan shalawat, al-Qur’an atau zikir bersama, dimaksudkan agar psikologis sang jabang bayi mulai terbentuk secara positif, bukan malah merusaknya dengan berbagai maksiat dan aneka kedurhakaan.
2. Adzan
Sesaat setelah kelahiran bayi yang harus dilakukan kemudian adalah mengumandangkan adzan di telinga si bayi, sebagaimana hadits dari Abu Rafi' "Aku melihat Rasulullah saw mengumandangkan adzan pada telinga al-Hasan bin Ali ketika Fatimah melahirkan." (HR Abu Daud dan Tirmidzi)
Dan hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas ra, "Bahwa Nabi Saw telah mengumandangkan adzan pada telinga al-Hasan bin Ali (pada telinga kanannya) ketika ia baru dilahirkan dan mengumandangkan iqomat pada telinga kirinya. "
Abu Rafi' Ra menuturkan: "Aku melihat Rasulullah memperdengarkan adzan pada telinga Hasan bin Ali ketika dilahirkan Fatimah" (Hadits riwayat Abu Dawud dan At Tirmidzi).
Banyak hikmah dari sunah ini, antara lain pengajaran tauhid sejak pertama kehadiran anak di dunia agar tertanam kuat dalam jiwanya, juga perlindungan terhadap gangguan dan godaan setan. Adzan yang berisi pengagungan Allah dan dua kalimat syahadat itu merupakan suara yang pertama kali masuk ke telinga bayi. Juga sebagai perisai bagi anak, karena adzan berpengaruh untuk mengusir dan menjauhkan setan dari bayi yang baru lahir, yang ia senantiasa berupaya untuk mengganggu dan mencelakakannya. Ini sesuai dengan pernyataan hadits:
"Jika diserukan adzan untuk shalat, setan lari terbirit-birit dengan mengeluarkan kentut sampai tidak mendengar seruan adzan"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar