v Pengupasan Kulit buah.
Setelah pemerasan C.N.S.L. dengan cara pemanasan maupun tidak, pekerjaan selanjutnya ialah memecah atau pengapasan kulit buah untuk memperoleh hasil biji. Ada beberapa cara:
1. Pemecahan kulit buah dengan tangan.
Cara ini masih dipraktekkan besar-besaran di negara penanam jambu mente utama. yaitu India Cara tertua ini dijalankan pula oleh negara-negara penghasil jambu mente, lainnya. Namun dalam hal efisiensi penggunaan cara ini belum ada satupun negara, yang mampu menandingi India. Selain banyak tenaga kerja dengan upah rendah, India juga mempunyai tenaga terlatih. Kalau di Madagaskar dan Mozambik seorang hanya sanggup memperoleh biji 4-6 kg per hari kerja (8 jam) maka, di India bisa sampai 5-8 kg. Dan rata,rata, biji utuh yang diperoleh ± 70,85 persen.
Selama bekerja buruh mempergunakan abu, kapur, minyak cat, minyak jarak atau pasta khusus lainnya untuk melindungi kulit dari sengatan C.N.S.L. yang masih tersisa dalam kulit buah. Mentor-mentor yang sudah dikeluarkan dari penggodokannya dan sudah dibersihkan, langsung dipecahkan dengan palu kayu
v Dengan Menekan
Cara ini juga macam-macam. Yang paling sederhana mempergunakan alat pemecah yang menyerupai gilingan jagung. Hasil yang diperoleh kurang memuaskan, karena yang utuh hanya sekitar 40 persen. Cara lain yang tampaknya lebih menguntungkan dilakukan pada perusahaan British Resin Products ltd. (BRP) dan Indistria Anacardio ltd. di Mozambik.
B.R:P. menggunakan alat terdiri dari 2 silinder yang berputar ke arah dalam. Lebar celah antara kedua silinder lebih kecil sedikit daripada besar buah yang akan dipecah. Buah-buah yang lolos tidak terpecah diterima semacam alat pemusing dan secara tangensial dihempaskan pada permukaan kepingan-kepingan logam.
I.A. menggunakan sistem sama seperti B.R.P. hanya bedanya di sini buah-buah yang selamat tidak pecah digilas selinder tetapi dengan tangan. Ternyata dengan cara ini persentasi biji utuh yang dihasilkan lebih tinggi kira-kira 16,5 persen dibandingkan dengan sistem B.R.P. Kendatipun dengan kedua cara belakangan itu biji utuh yang dihasilkan kira-kira sama dengan cara dengan penggilingan jagung yang disebut sebelumnya, tetapi kapasitas pemecahan tinggi, yaitu 2.400 kg buah per hari atau ± 300 kg buah per jam.
Kapasitas pemecahan buah yang lebih tinggi lagi, yaitu 1000 kg/jam diperoleh sistem lain yang dikembangkan oleh Carualho & Ibrahim, juga di Mozambik. Dengan cara mereka buah dilewatkan pada permukaan alat penggosok yang menyerupai kerucut. Tidak diketahui berapa persen biji utuh yang bisa dihasilkan.
v Dengan pemusing (centrifuge).
Di sini dikenal tiga sistim: Sicol, Jur dan Barbieri. Dengan sistem sicol, buah-buah diputar dengan kecepatan 1200-1800 rpm, kemudian dilemparkan ke arah pisau-pisau vertikal. Kapasitas pengolahan mesin ini 1070-1200 kg/jam dengan persentase biji utuh yang dihasilkan sebanyak 67 persen.
Mesin jur juga mempergunakan centrifuge, hanya saja buah-buah yang dipusingkan kemudian dihempaskan ke tabir silinder. Sungguhpun kapasitas pengolahan lebih rendah dari mesin Sicol (Yaitu ada 3 tingkatan; 200-300 kg; 300500 kg sampai 500-800 kg buah per jam). Namun biji utuh yang dihasilkan lebih besar, yaitu ± 90 persen.
Dengan mesin barbieri buah-buah yang akan dipecah diiris dulu, lalu dipusingkan. Data selengkapnya belum berhasil diperoleh.
v Dengan Cmengiris Atau Menggergaji.
Tropical Products Institue (T.P.L) di London, mempergunakan pasangan-pasangan pisau berbentuk U untuk mengupas. Pisau mengiris buah pada posisi melintang. Kapasitas pengupasan adalah ± 11,35 kg buah sehari, dengan hasil biji utuh ± 74 persen. Sistem yang sama dikembangkan oleh Machado yang mempunyai daya kupas 22 kg sehari dengan hasil biji utuh juga 74 persen.
Dalam tahun 1966 diberitakan bahwa salah satu perusahaan pengolahan buah jambu mente di Mozambik akan menggunakan alat ungkitan yang dikenal dengan nama Cardoso, dengan kapasitas 400 kg/sehari. Mengapa mereka memilih alat ini tidak jelas. Mungkin, karena persentase biji utuh, tetapi berapa persis juga tidak ada keterangan.
Perusahaan lain yang menganut cara pengupasan dengan mengiris ialah SIMA (Sosieta Iesina Mocoline Agrarie) di Italia. Mereka menggunakan mesin yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengupas bermata cekung dengan daya kupas ± 70 kg/jam. per unit. Biji utuh yang dihasilkan 53 persen. Keberatan cara ini ialah buah-buah yang telah dipilih memerlukan pisau-pisau dengan kecekungan yang sesuai dengan lengkungan buah ke arah membujur.
Cara pengupas lain yang dianggap paling berhasil ialah sistem Oltramare, yang dikembangkan di Italia dan akan diperluas pula di Tanzania dan Mozambik. Daya kupas sampai 3 ton sehari dengan persentasi utuh 80 persen.
Minggu, 29 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar