Kamis, 26 November 2009

Pria 40 tahunan suka yang aneh

Pria 40 tahunan suka yang aneh

Ada yang mau ganti lapangan kerja atau menjadi pemabuk dan pemurung.
Krisis itu datangnya tiba-tiba. Pada suatu pagi, tepat pada har­lahnya ke 37 ia ba­ngun dengan perasaan kurang enak. Tiba-saya saya insyaf bah­wa saya tidak umur 24 lagi. Bahkan hampir 40 tahun. Pria ini merupakan salah satu pria umur 40-an yang secara suka­rela mau menjadi bahan penye­lidikan team ahli dari Yale University, Amerika. Mereka sedang menyelidiki krisis ka­um pria pada setengah umur."Yang dimaksud ialah masa peralihan mental."
Para psychiater, psycholog dan sosiolog ingin tahu me­ngapa seorang pemimpin perusahaan berkembang pada permulaan umur empat puluh­an suka meninggalkan peker­jaannya dan bersikeras mulai hidup baru di sebuah peter­nakan dengan keluarganya mi­salnya. Mengapa suami dan ayah baik tiba-tiba meninggalkan isterinya dan menikah dengan gadis yang sebaya dengan anak perempuannya. Mengapa ba­nyak pria empatpuluhan suka mabuk dan menjadi mu­rung, tanpa ada alasan yang jelas.
Pemimpin dari team Yale ini ialah psycholog Dr. Daniel Levinson yang berusia 51 ta­hun. Kelinci percobaannya semua dipilih antara umur 35 dan 45 tahun. Sepuluh dianta­ranya bekerja sebagai mana­ger dua perusahaan besar, 10 orang pekerja tangan dan pe­gawai kantor, 10 penulis terkenal dan kurang tenar dan 10 biolog dari taraf akademi yang berbeda.
Team tersebut sampai pada kesimpulan bahwa perkem­bangan orang dewasa dapat dibagi dalam 3 tahap:
1. Masuk dalam dunia orang dewasa
Taraf ini mulai pada usia duapuluhan pada seorang pria. Semua kelinci perco­baan dalam taraf ini se­dang mencari isteri dan pe­kerjaan yang cocok. Se­mua usaha ditempuh un­tuk mewujudkan cita-cita ini. Pria pada usia ini sering mengejar tujuan yang ti­dak dapat dikombinir. Mi­salnya mau menjadi penu­lis tenar dan sekaligus manager perusahaan.
2. Fase pendinginan
Pada usia antara 30 dan 32 tahun seorang pria mencapai ketenangan. Ia mau menunjukkan prestasinya dan ingin membentuk ru­mah tangga. Ia tidak mau mencoba-coba lagi sifat yang mungkin tidak begitu baik untuk membentuk pribadi­nya. Ia mau berhasil. Lagi pula tujuannya toh tidak begitu jauh dari cakrawa­la.
3. Pertengahan umur
Pada usia empat puluh ta­hun seorang pria sudah mencapai cakrawalanya, menurut Charlotte Darrow, sosiolog dari team Levin­son. Apapun yang menjadi cita-cita sebelumnya, kini tiba masa krisis. Ia tahu persis posisinya dalam per­juangan hidup dan kira-kira tahu apa yang masih dapat digapai. Ini berarti tanda start perjuangan dan ke­bimbangan jiwa. Dengan segala krisis dan perubah­an yang menjadi ciri khas tahap ini.Sekarang tidak sukar lagi un­tuk melepaskan suatu angan-angan. Seorang sarjana 39 tahun, mengutarakan perasaannya se­bagai berikut: “Saya sudah tidak mengharapkan lagi un­tuk menjadi orang besar." Dalam kata-kata seorang olahragawan: “Bagi saya jumlah goal tidak penting lagi. Saya ha­nya mau meninggalkan lapang­an hijau secara terhormat.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar