Kamis, 26 November 2009

Mengatasi Kelelahan

Mengatasi Kelelahan



Lebih banyak orang yang mengeluh selalu lelah hari ini dari pada dulu. padahal pekerjaan yang membutuhkan pengerahan tenaga fisik justru makin berkurang.
Dalam masa sekarang bermunculan alat-alat serba otomatis, me­mungkinkan penghematan penggunaan tenaga, juga tersedianya sarana transpor­tasi secara murah tapi mengapa justru semakin banyak o­rang yang mengeluh selalu capai seperti dipaparkan di atas? Soal lelah ini, setidak­nya tiga jenis kelelahan:

Kelelahan Fisik.
Ini akibat otot-otot yang bekerja se­cara berkelebihan, sehingga sisa-sisa pembakaran tubuh, karbon dioksida dan asam laktat, terkumpul dalam da­rah yang menurunkan kekuatan tubuh. Kelelahan jenis ini biasanya mengakibatkan kelelahan yang menyenangkan, se­perti yang sering Anda rasa­kan sehabis berolah raga berat atau naik gunung. Cara pengobatannya pun cukup sederhana dan cepat: Anda hanya perlu beristira­hat, memberi kesempatan tu­buh mengeluarkan sisa-sisa pembakaran tadi dan meng­himpun kembali bahan ba­kar otot.
Namun kelelahan di jaman sekarang ini juga sangat mungkin diakibatkan kur­angnya gerak otot dan tubuh dari pada berkelebihannya kerja otot. Oleh karena itu, dengan meningkatkan aktivitas kerja otot dan tubuh kita, sering justru bisa menyembuhkan kelesuan dan kelelahan itu.

Kelelahan Patologis.
Dalam hal ini, kelelahan tu­buh kita itu sebagai isyarat atau akibat adanya kesalah­an dalam fungsi tubuh, baik karena serangan penyakit demam biasa, atau yang le­bih serius lagi, karena ber­jangkitnya penyakit gula a­tau kanker. Biasanya, gejala-gejala i­kutan yang lain akan muncul dan menunjukkan penyebab kelelahan yang sesungguh­nya. Tetapi bagi seseorang yang merasa kehilangan e­nergi selama berminggu-minggu dan tidak sembuh­-sembuh juga, dianjurkan un­tuk segera melakukan peme­riksaan badan secara leng­kap ke rumah sakit.

Kelelahan Psikologis
Problem-problem dan konflik-konflik emosional, terutama depresi dan kece­masan, sejauh ini merupa­kan penyebab umum kele­lahan yang berkepanjangan. Hal itu menurijukkan be­kerjanya mekanisme perta­hanan jiwa, dalam menghin­darkan diri Anda untul menghadapi sebab sebenar­nya dari depresi itu, seperti misalnya ketidaksenangan Anda pada pekerjaan. Bisa juga berarti merupa­kan katup penyelamat tubuh untuk menekan konflik-­konflik emosional, seperti misalnya ketidakbahagiaan dalam perkawinan. Kalau problem-problem di atas tak terungkap secara terbuka, sering itu muncul dalam bentuk gejala-gejala fisik, yaitu rasa lesu dan le­lah sebagai bentuk yang pa­ling umum.
Dr. John Bulette, seorang ahli ilmu jiwa pada Rumah Sakit Fakultas Kedokteran Pennsylvania, Philadelphia, mengatakan, "Banyak orang yang mengalami gejala kele­lahan tubuh yang berat tak menyadari bahwa sebenar­nya mereka sedang terse­rang depresi. Biasanya mere­ka hanya merasa bingung, kusut pikirannya atau hanya mengeluh selalu merasa lesu dan lelah sehingga mereka tak mengenal lagi depresi yang sedang menyerang."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar