Kamis, 26 November 2009

Mendeteksi Penyakit dengan Musik

Nantinya akan dapat dicip­takan alat multisensorik yang tidak hanya berkemampuan mentranskripsikan susunan DNA tubuh ke dalam notasi musik seperti yang dilakukan Dr. Ohno, melainkan juga mengubahnya menjadi stimu­lus kinetik. Ini memungkinkan kita mendengar dan merasa­kan apa yang sedang terjadi pada bagian dalam tubuh kita dan DNA-nya plus tentu saja gambar visualnya.
Sekarang ini peralatan scanner atau sinar X hanya menyodorkan tampilan visual organ-organ tubuh semisal tiroid, paru-paru, lever, ginjal, dan lain sebagainya. Berda­sarkan gambar tersebut dokter memprediksi apakah organ-­organ tersebut "terlihat" nor­mal atau tidak.
Nah; kehadiran alat baru nanti dengan kombinasi ke­mampuan yang lengkap (me­lihat, mendengar, dan me­rasa), memungkinkan seorang dokter tidak hanya sekadar melihat apakah ada titik atau lubang hitam pada paru-paru, kotoran di lever, tapi sekali­gus juga mampu mendeteksi adanya gangguan lain, misal­nya jaringan paru-paru ber­bunyi tidak semestinya, rasa asam dari kelenjar tiroid, atau merasakan luka pada ginjal. Langkah terobosan ini tentu akan membuat pembedahan atau pendiagnosaan suatu penyakit di dalam tubuh, menjadi lebih mudah dila­kukan.
Teknologi dengan peralat­an multifungsi ini akan mela­hirkan revolusi besar dalam teknik dan penanganari pe­nyakit di masa depan. Salah seorang dokter yang sedang menekuni masalah ini adalah Dr. Sir Charles Sherrington, neurolog Inggris yang legen­daris. Dalam setiap peneliti­annya ia selalu memperlaku­kan "dunia" pada preparat mikroskop sebagai sebuah kehidupan nyata yang dihuni berjenis makhluk yang bisa merasa, bertindak, bersuara seperti manusia. Dengan kata lain ia melihat keseluruhan tubuh manusia dengan sudut pandang baru. Otak manusia yang rumit penuh jutaan sa­raf, oleh Sherrington disebut dengan istilah yang amat me­narik, yakni "alat tenun yang mempesona."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar