Membidik Pohon Kerdil
Bonsai cenderung identik dengan kecil atau kerdil. Padahal bonsai sebetulnya berasal dari huruf "Bonsai", berarti tanaman atau pohon (Sai) yang tumbuh di atas pot atau jambangan (Bon). Te tapi tidak semua tanaman kecil atas pot disebut bonsai.
Seni bonsai sudah ada sejak zaman baheula. Konon, budaya pohon kontet itu mulai dikembangkan di negeri Cina sekitar abad ke-11. Namun, kemudian sekitar abad ke-15, budaya itu masuk ke Jepang dan justru berkembang pesat di sana. Selanjutnya, setelah PD II, seni bonsai dari Jepang itu pun menjalar ke dunia Barat, dan Amerika Serikat. Bahkan, akhirnya sampai juga ke Asia, termasuk Indonesia.
Di negeri Sakura itu, perbonsaian mengalami perkembangan yang agak berbeda dengan di negara asalnya. Bonsai Cina lebih mengikuti pola keadaan alam aslinya, campur tangan manusia sedikit sekali. Sementara, di Jepang peran serta manusia dalam membentuk bonsai lebih dominan. Bonsai yang bentuknya kurang indah dipoles oleh tangan-tangan terampil, sehingga diperoleh kesempurnaan. Tetapi, perbaikan bonsai itu tetap mengacu pada bentuk alaminya.Apakah setiap tanaman kerdil bisa disebut bonsai? Jawabannya ternyata, tidak. Sebab yang disebut bonsai itu harus memiliki bentuk, keindahan, dan struktur. Sehingga begitu dilihat, ia akan nampak berkesan seperti sosok pohon tua. Tanaman untuk bahan bonsai pun mesti memiliki beberapa kriteria, antara lain berbatang kayu keras; berumur panjang, berdaun relatif kecil, dan harus bisa tumbuh dan hidup di wadah yang relatif kecil. Bambu, kelapa, ataupun palem yang tumbuh kerdil bukan termasuk bonsai. Karena tanaman itu bentuknya begitu-begitu saja, maksudnya tidak kerdil dan amat lugas, nggak nyeni.
Kamis, 26 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar