Rabu, 25 November 2009

Manfaat Memiliki Anak

Manfaat Memiliki Anak

Perlu diingat bahwa anak-anak merupakan asset yang amat berharga bagi kedua ibu bapaknya. Pada diri mereka mengandung beberapa manfaat, di antaranya:
a) Untuk Menggapai ridha Allah
Hal ini betul-betul perlu diperhatikan, sebab jika saja keturunan manusia punah atau minimal menurun sebagaimana apa yang terjadi di sebagian negara Eropa yang sekarang mulai didominasi oleh ummat Islam yang berkembang pesat. Padahal negara sangat membutuhkan terhadap tenaga kerja untuk mengolah perbagai kebutuhan hidup dan berbagai kepentingan yang lain. Tegasnya, sebuah negara amat membutuhkan tenaga yang profesional dan segar ahgar kemaslahatan ummat terpenuhi dan terjaga dengan seimbang. Ini memerlukan generasi yang diharapkan muncul dari anak-anak kita.
b). Menggapai ridha Rasulullah yang mendambakan terhadap banyaknya ummat Islam.:
Dari Ma’qil bin Yasar mengatakan bahwa seorang lelaki datang menemui Rasulullah Saw seraya mengatakan: Saya berhasil mendekati seorang wanita yang bagus nasabnya, juga cukup cantik, hanya saja ia kemungkinan sekali tidak akan memiliki anak. Adakah engkau perbolehkan saya untuk mengawininya? Rasulullah mengatakan: Jangan!. Lelaki itu datang lagi pada kali yang kedua. Rasulullah tetap melarangnya. Kemudian datang lagi pada kali yang ketiga. Maka Rasulullah mengatakan: Kawinilah wanita-wanita yang penyayang, yang banyak anaknya, sebab melalui kalian aku akan berlomba banyaknya ummat dengan ummat-ummat lain (di hari kiamat)
(HR. Nasai, dalam Kutubut Tis’ah hadits no. 1754).
c). Mengharapkan do’a putra-putri yang sahalih dan shalihah setelah si orang tua itu sendiri meninggal dunia sebagaimana apa yang kita dengar dari Rasulullah dalam sebuah hadits bahwa amal anak adam itu seluruhnya akan terputus terkecuali tiga macam. Di antaranya adalah do’a anak-anak yang shalih.
Jika ada yang menyanggah, terkadang seseorang memiliki anak yang tidak bersikap shalih? Sanggahan ini akan dimentahkan oleh custom (adat yang berlaku) karena pada umumnya seorang anak akan berlaku shalih, apalagi kalau mereka diberi pendidikan dan diarahkan pada pengertian agama. Dengan demikian do’a seorang mukmin itu akan tetap diperhatikan Allah, baik dari mereka yang bersikap taat atau pun yang berlaku maksiat Sehingga pihak orang tua tetap akan mendapat pahala, karena anak-anak mereka merupakan hasil dari usaha mereka. Sedangkan mengenai kedurhakaan anak, orang tua tidak akan terbebani di akhirat nanti sebagaimana firman Allah :
Dan seseorang yang berdosa tidaklah akan memikul dosa orang lain
(Al-An’am: 164 ).
d). Jika anak-anak itu mati ketika masih kecil, mereka akan dipersiapkan Allah sebagai pemberi syafaat terhadap orang tuanya nati di hari kiamat, sebagaimana Rasulullah Saw. telah mengatakan:
Bahwasannya seorang anak itu akan menarik kedua orang tuanya menuju surga. Dan nanti, akan dikatakan pada seorang anak, “Masuklah kau ke surga”. Namun anak itu tetap berhenti di pintu surga, ia tampak begitu susah seraya menjawab, “Aku tidak sudi memasuki surga terkecuali jika kedua orang tuaku bisa menyertaiku. Maka segera dikatakan pada para malaikat,”Masukkanlah kedua orang tuanya untuk menyertainya ke dalam surga.
(Hadits dari riwayat Bahzi bin Hakim dari ayahnya dengan isnad jaiyid).
Rasulullah bersabda: “Aku diberi kelebihan di atas Nabi Adam dengan dua macam perkara. Pertama, isteri Nabi Adam sebagai pendukung dalam melaksanakan kemaksiatan, sedangkan para isteriku malah membantu dalam melaksanakan ibadah. Kedua, yang menggoda Nabi Adam berupa syetan kafir, sedangkan yang menyertaiku adalah syetan Muslim, dengan demikian ia tidak akan menyuruh terkecuali yang baik-baik saja.
(HR. Al-Khathib dari Ibnu Umar di dalam At-Tarikh)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar