Kamis, 26 November 2009

Mabuk Soto Kaki

Mabuk Soto Kaki

Bukan sekali; tetapi sering. Ternyata karena kebanyakan natrium. Natrium bukan hanya datang dari bumbu masak, tapi juga dari banyak bahan lain. Rasanya baik diperhatikan oleh mereka yang harus mengurangi garam.
Saat masih mahasiswa, saya ting­gal di daerah Roxy. Kalau malam, di dae­rah itu banyak pedagang ma­kanan, terutama soto kaki Jakar­ta. Tidak heran bila hampir tiap malam saya mabuk kepa­yang menikmati hidangan lezat itu. Anehnya, setiap kali, kepala lantas terasa berat, pusing, pe­rut agak mual dan badan le­mas. Tadinya, saya kira akibat makan terlalu kenyang. Jadi saya mencoba menghilangkan­nya dengan berjalan kaki pu­lang. Cara ini kadang-kadang berhasil, kadang-kadang tidak.
Sembilan belas tahun kemu­dian, ketika saya membaca arti­kel tentang diet rendah garam dan sindrom restoran Cina, ba­rulah berpikir penyebab gejala yang sering menimpa saya dulu itu. Soalnya, se­telah menetap di Yogya, saya tidak pernah merasakannya lagi. Di Yogya, memang tidak banyak penjual makanan kege­maran saya itu. Teka-teki bum­bu masak sama halnya dengan masakan Cina, soto kaki Jakarta dibu­buhi banyak bumbu masak. Ba­gi orang yang peka memang bumbu masak dapat menimbul­kan gejala seperti yang saya alami di atas. Gejala itu dikenal dengan istilah 'sindrom restoran Cina'. Diperkirakan, penyebab sin­drom ini adalah karena berle­bihnya konsumsi natrium yang ada dalam bumbu masak, ga­ram dapur maupun dalam daging, jeroan serta makanan laut. Saya perkirakan, ke dalam semangkuk soto paling tidak dimasukkan dua sendok teh bumbu masak. Kalau setiap gram bumbu masak mengan­dung sekitar 120 mg natrium dan soto kaki itu berisikan da­ging atau jeroan, serta diberi garam 1 g, susu, santan, minyak samin dll., maka kadar natrium per mangkuk soto tentunya sudah melampaui 1.000 mg!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar