Kualitas Tidur
Sebenarnya, yang penting bukan berapa lama kita tidur, melainkan bagaimana kualitas tidur kita. Orang yang tidumya sering terbangun berbeda dengan orang yang bisa mencapai tingkatan tidur sampai mendalam. Ada empat klasifikasi tingkatan tidur.
Pertama, tingkatan tidur awal. Ini merupakan transisi antara sadar dan tidur yang terjadi antara 1 hingga 7 menit pertama. Bila pada tahap ini ia terbangun, ia sering merasa belum tertidur. Kaitannya dengan batalnya wudhu, tidur pada tahap ini belum membatalkannya.
Kedua, tidur ringan. Ini merupakan tahapan pertama dari tidur yang sebenarnya. Pada tahap ini, orang sudah sulit terbangun meski ada suara atau gangguan dari luar. Sudah mulai ada gambaran mimpi dalam tidumya dan matanya bergerak perlahan dari satu sisi ke sisi yang lainnya. Pada tahap ini wudhu sudah batal. Sebab seseorang sudah tidak bisa mendengar lagi terhadap suara yang datang. Berbeda dengan jika ia masih bisa mendengar, namun tidak bisa membedakannya, ini belum membatalkannya.
Ketiga, tidur tingkat pertengahan. Tahapan ini terjadi di pertengahan, kira-kira 20 menit setelah mata terpejam. Tekanan darah dan suhu tubuh menurun. Biasanya sudah lebih sulit terbangun dibanding tahapan sebelumnya. Pada tingkat ini, juga masih ada gerakan mata yang semakin melambat.
Keempat, tidur mendalam (deep sleep). Ini adalah tingkatan terdalam dari seluruh tahapan. Pada tahapan ini sudah tidak ada lagi gerakan mata (no rapid eye movement).
Biasanya untuk mencapai tingkat tidur pertama hingga keempat, kita membutuhkan waktu setidaknya 1 jam. Pada tahap 1 hingga 3, di mana gerakan mata masih terjadi, sistem saraf pusat otonom bekerja lebih aktif, dan otak kita pun menggunakan 20% atau lebih oksigen (lebih banyak dibanding dengan melakukan aktivitas fisik saat terbangun). Pada saat mata masih bergerak, ketika itu pula kita mengalami mimpi.
Siklus di atas bisa berulang. Artinya, bisa saja kita setelah sampai pada tingkat tidur yang ke-3, kita mimpi dan terbangun. Setelah itu kembali ke tingkat 1. Bisa jadi, dalam waktu 7 jam tidur, kita tidak pemah mencapai tingkatan deep sleep. Padahal, fungsi istirahat fisik dan pikiran justru berada di tahapan tersebut. Inilah yang membedakan kualitas tidur seseorang dengan yang lainnya: mampu mencapai deep sleep atau tidak. Pencapaian tingkatan tidur itulah yang membedakan hasilnya pada saat bangun tidur. Tambah segar atau masih mengantuk?
Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha.(QS. Al-Furqan: 47).
v Berapa Lama Kita Perlu Tidur?
Kebutuhan tidur setiap orang sangat bervariasi, tergantung dari kebutuhan dan usianya. Rata-rata orang dewasa membutuhkan 7-8 jam tidur dalam sehari dan semalam. Kita jangan tidur melebihi target itu. Itu sudah menyita 30 % waktu kita tyang cukup signifikan. Sebab jika saja Anda berumur 60 tidur Anda sudah memabuang waktu 20 tahun. Ini sudah alang kepalang kerugian kita. Sebab dalam tidur, seseorang tidak akan dicatat amal kebajikannya, terkecuali jika sebelum tidur, kita sudah berniat agar bergairah menjalankan shalat malam atau peribadatan yang lain. Perkara mubah tidajk akan menjadi amal kebajikan terkecuali jika dipasangi niat yang bagus. Terkecuali jika kita termasuk kelompok orang yang sering bertindak aniaya, berlaku maksiat terlalu sering, maka tidur kita akan lebih bagus daripada berjaga, agar siksaan kita di akhirat nanti tidak terlalu tebal.
Dari Ali bin Abu Thalib Ra mengatakan behwasannya Rasulullah Saw bersabda: Qalam (alat mencatat amal manusia) diangkat (terhenti menulis) dari tiga macam orang. [1] dari orang yang tidur sampai ia terbangun. [2] dari anak kecil hingga ia dewasa. [3] dari yang cacat akalnya (gila dan semacamnya) sampai ia tersadar.
(HR. Tirmidzi, dalam Kutubut Tis’ah, hadits no. 1343).
Bahkan bagi figur-figur ahli ibadah, malam merupakan saat yang paling dinanti-nanti untuk menumpahkan segala beban kehidupan dan segala keluh-kesah perjuangannya kepada Allah. Malam merupakan saat paling mustajabah untuk berdo’a khususnya pada sepertiga malam yang terakhir. Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air. Sambil menerima segala pemberian Rab mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar (QS. Adz-Dzariyat: 15 – 18).
Berlainan dengan bayi baru lahir, tidur sekitar 16-18 jam per hari. Anak usia prasekolah tidur antara 10-12 jam per hari. Sedangkan anak usia sekolah serta remaja membutuhkan sekurangnya 9 jam tidur di malam hari.
Beberapa orang percaya bahwa orang dewasa membutuhkan waktu tidur yang lebih singkat ketimbang orang yang lebih tua. Tapi, kepercayaan itu ternyata tidak sepenuhnya benar. Faktanya, orang lanjut usia kualitas tidumya menjadi berkurang. Jarang sekali lansia yang bisa mencapai tidur dengan tingkatan yang mendalam. Mereka kebanyakan cepat terjaga. Padahal, kebutuhan tidur lansia belum tentu lebih kecil ketimbang orang dewasa.
Rabu, 25 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar