Rabu, 25 November 2009

Kiat Menyimpan Rahasia

Kiat Menyimpan Rahasia
Berinteraksi dengan keluarga, baik antara anak arau orang tua, ataupun dengan saudara-saudara yang lain, memang diperlukan pengertian antara hak dan kewajiban masing-masing. Ini jika dikehendaki demi menggapai ridha Allah. Bukan hanya sekedar kumpul dalam suka dan mengobrol bersama. Diantara kewajiban anggota keluarga adalah:
· Hendaklah saling menjaga dan menyimpan berbagai rahasia anggota keluarga Anda, dimaksudkan agar ia tetap terhormat di hadapan orang lain, bukan terlecehkan sehingga kehidupannya tidak berarti.
Sebuah rahasia kalau dibuka jelas akan mencemarkan nama baik. Belum lagi jika yang dibuka itu rahasia negara kepada musuh, hal ini jelas membahayakan stabilitas.
· Jika pihak lain berbuat baik kepada keluarga Anda atau kepada orang lain, hendaklah Anda ikut senang dan selalu mengingat kebajikannya. Sebaliknya bila pihak lain berbuat yang tidak disukai, hendaklah Anda dengan lapang hati memaafkan kesalahannya. Sebab jika Anda terlalu menyeleksi kebaikan pihak lain, Anda akhirnya akan kesulitan mencari sahabat. Seorang manusia itu mesti ada sisi baiknya, juga ada sisi jeleknya, namun bila Anda pertimbangkan bahwa sisi baiknya lebih dominan, anggaplah kawan Anda telah memiliki nilai plus. Seorang mukmin selamanya akan selalu teringat sisi baik sang kawan. Namun orang munafik akan selalu terinmgat sisui buruk sahabat. Karena itulah Rasulullah Saw., mengatakan:
Mohonlah perlindungan kepada Allah dari tetangga yang jelek yang ketika mereka tahu sebuah kebaikan, mereka akan menutup-nutupinya. Namun kertika melihat kejelekan, mereka segera menampakkannya.
(Bukhari dalam al-Tarikh dari Abu Hurairah. Juga diriwayatkabn Nasa’i dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id dengan sanad shahih).
· Bila kawan anggota keluarga Anda melakukan kemaksiatan, dalam kondisi seperti itu Anda tidak diperbolehkan berdiam diri. Selamatkan akhirat keluarga Anda dengan menasihati agar dia menghentikan kedurhakaannya, kendati pun ia akan membenci Anda, sebab yang demikian itu termasuk berbuat baik (amar makruf ) dan nahi munkar yang menjadi tugas Anda, sehingga Anda tidak bisa dituduh berbuat jahat terhadap kawan.
· Anda jangan sampai menyebutkan berbagai sisi jelek keluarga Anda, hal itu termasuk menggunjing (ghibah) yang dilarang agama. Dalam sisi ini hendaklah Anda menyadari, bahwa anggota keluarga Anda katakanlah, ia belum mampu untuk menekan sikap jelek yang Anda benci, sebagaimana pada diri Anda sendiri juga ada kelemahan yang tidak mampu Anda perbaiki. Oleh sebab itu perlakukan keluarga Anda sebagaimana Anda memperlakukan diri Anda sendiri. Itulah sebuah sikap adil namanya.
· Sebagaimana Anda dituntut untuk diam dari berbagai kejelekan sifat keluarga Anda, begitu pula hati Anda. Jagalah perasaan Anda dari bersikap buruk sangka, yang pada dasarnya buruk sangka itu menggunjing dengan hati. Hal ini juga dilarang. Namun bila kejelekan keluarga Anda itu telah terkuak dengan nyata, Anda pun tidak akan mampu untuk menyembunyikan atau menutupinya. Juga akan lebih baik Anda menyimpan saja terhadap kejelekan yang dilakukan seorang anggota keluarga karena tersalah atau lupa.
Pada dasarnya berburuk sangka itu ada dua macam:
Pertama, yang telah berdasar dengan berbagai tendensi yang validitasnya sudah tidak diragukan lagi. Dalam sisi ini mesti menimbulkan buruk sangka secara pasti sehingga seseorang tidak akan mampu untuk menghindarinya.
Kedua, yang timbul tersebab keyakinan yang jelek, sehingga sahabat Anda menjadi korban sikap negatif Anda. Hal ini dilarang agama, sesuai hadits Rasulullah Saw.:
Sesungguhnya Allah mengharamkan seorang mukmin pada mukmin yang lain atas darahnya, hartanya, kehormatannya dan disangka dengan prasangka yang buruk.
(HR. Muslim dari Abu Hurairah).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar