Pada tahun 1965, Amerika Serikat mengeluarkan undang-undang yang mengatur penjualan rokok. Karena perakok-nya tidak mau dibela, ya penjualnya saja yang diatur. Semua pabrik rokok dihimbau agar mencantumkan peringatan pada pembungkus rokoknya, tentang gangguan kesehatan itu. Maksudnya, agar calon perokok jadi enggan, lalu tidak jadi membeli rokok. Wah! Macam mana inii. Menjual sesuatu, yang mengandung peringatan agar tidak jadi dibeli! Jelas tidak ada yang mau.
Baru pada tahun 1972, para penghasil rokok setuju untuk mencantumkan peringatan kesehatan tadi pada setiap iklan yang mereka lancarkan, sehingga tidak tampak dijual seperti rokok. Setahun sebelumnya, 1971, diedarkan undang-undang yang melarang mengiklankan sigaret rnelalui radio dan televisi. Melalui koran dan majalah masih boleh.
v Dari filter sampai rokok sehat
Sejak ditemukannya pengetahuan bahwa rokok menimbulkan kanker paru-paru, di Amerika orang berusaha mencari jalan bagaimana caranya bisa tetap menikmati rokok, topi tidak usah dikenai kanker. Jalan itu ada. Yaitu menekan kadar nikotin dan ter penyebab kanker itu serendah-rendahnya.
Untuk itu, ada pabrik rokok yang mencampur daun tembakau kering yang sudah diperam selama 2 - 3 tahun, dari kebun daerah basah, yang banyak hujannya, dengan daun berasol dari dae-rah kering. Tembakau daerah hujan lebih rendah kadar nikotinnya daripada yang berasoi dari daerah kering.
luga daun hasil panenan dari musim hujan dicampur dengan daun hasil panenan musim kering. Campur-mencampur ini berulang beberapa puluh kali, untuk memperoleh blend (ramuan) tembakau yang tidak keras (tidak tinggi kadar nikotinnya), topi tetap mempunyai aroma yang enak iiebagai tembakau. Sayang, usaha itu menurut para dokier kesehatan rakyat Eiia-sia saja menghindari ba-liaya. Semuanya hanya menunda serangan. Untuk mencegah termasuk mulut, tindakan yang paling luas dilakukan ialah pemberi filler dari selulosa asetat pada pangkal sigaret. Jadi ter biang penyakit itu nyangkut di saringan, lalu dibuang kalau acara rokok-merokok selesai. Ternyata cara ini pun kurang menenteramkan batin.
Ada saja yang skeptis. Masak perokok tidak mengisap nikotin? Sedikit-sedikit toh mengisap juga? Lalu kalau setiap hari merokok, apakah yang sedikit-sedikit itu tidak akan menjadi bukit?
Ada pabrik rokok yang kumudian membuat tembakau sintetis dari selulosa saja, yang disemprot dengan parfum berbau tembakau. Jadi bebas nikotin sama sekali, tapi berbau rokok. Supaya usaha ini bisa menghasilkan asap, selulosa itu diberi ter. Tapi hanya sepekat 15 - 30% dari kepekatan ter dalam flnun tembakau tulen. Sayang, sigaret bebas nikotin ini terasa hambar (ringan sekali). Di antaranya ada yang diedarkan dengan merk Cytrel, yang patenkan sebagai juru selamat kaum perokok. Tetapi para perokok yang sudah biasa menemukan ketenangan dari rokok bernikotin normal, justru tidak suka merasakan rokok hambar itu.
Pada tahun 1988, perusahaan rokok Reynold yang antara lain memasarkan Winston dan Camel yang terkenal itu, mengedarkan rokok yang bebas nikotin, bebas ter dan gas karbon-monoksida. Jadi benar-benar tidak mengganggu kesehatan, tapi toh mantap seperti rokok tembakau tulen. Separuh dari batang sigaret itu berupa filter melulu, sampai dua buah. Tembakau hanya sekelumit saja, sekadar sebagai medium penyimpan parfum berbau tembakau. Tembakau ini tidak dibakar. Sebagai gantinya dipasang fcapsul berisi parfum (lagi) berbau tembakau dan parfum berbau nikotin, Kalau sigaret sehat ini disulut ujungnya, bukan tembakau yang ter-bakar, Letaknya memang di tengah, dekat pangkal yang la^imnya dijepit oleh bibir. Ba-gian yarig terbakar di ujung depan ialah arang yang dibungkus kertas peredam panas. Maksudnya, agar panas yang timbul setelah arang disulut, bisa tersekap di dalam batang sigaret itu saja, dan tidak hilang keluar, terbuang percuma.
Dari ujung yang panas
karena arang tetap membara ini mengalirlah udara melalui kapsul parfum beraroma, terus ke filter dari tembakau rajangan non filter selulosa asetat, ke rongga mulut perokok. Sigaret model baru ini nyata-nyata tidak mengandung nikotin dan ter, sehingga boleh disebut rokok paling sehat. Sayang, harganya 20% lebih mahal daripada sigaret filter biasa yang berisi tembakau tulen.
v Hari No tembakau sedunia.
Sementara itu pihak yang tidak merokok merasa dianaktirikan oleh masyarakat. Mengapa yang diurus hanya kaum perokok? Mengapa kaum "bukan perokok" tidak? Sudah berpuasa menahan diri agar tidak merokok, masih diganggu oleh asap yang diembus-embuskan oleh perokok yang malah iseng menggoda. Umumnya mereka sedih, tapi tidak bisa protes. Kalau. protes, malah dianggap manja, asosial dan minta diistimewakan di menara gading. Supaya adil kemudian ada kampanye besar-besaran untuk menetapkan lingkungan bebas polusi rokok. Kampanye ini begitu meluas, sampai WHO ikut melancarkannya secara global. Komplet dengan menetapkan "Hari tanpa tembakau sedunia" tanggal 31 Mei, segala. Acaranya macam-macam. Ada yang berupa penyebaran sticker bergambar bulatan merah yang ada palangnya, seperti tanda larangan masuk kendaraan bermotor, tapi ada puntung rokoknya. Ada pula sticker yang berterima kasih kepada semua orang yang lewat, untuk tidak merokok.
Di pesawat terbang kelas eksekutif dan kelas satu dari maskapai penerbangan asing, ada bagiannya yang khusus disediakan bagi bukan perokok dengan poster: wilayah bukan perokok. Juga restoran mewah Indonesia yang menamakan dirinya hut (pondok) di Jakarta, kini ada yang membagi tempat kursi makannya menjadi dua wilayah Inggris.. smokers area dan non smokers area. Tapi yang paling menggelikan ialah poster di salah satu apotek di bilangan Menteng yang ruangannya ber AC. Ada gambar botol bir yang besar pada poster itu. Isinya bukan bir, tapi anak manusia yang duduk merokok di dasar botol. Di luarnya ada tulisan If you must smoke, smoke alone. Alamak, Mengapa bahasa Inggris
Minggu, 29 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar