Belum reda kita terkejut oleh gebrakan cengkih, kita sudah dikeiutkan lagi oleh niat pabrik rokok, untuk tidak membeli tem- bakau dan petani. Produksi rokok akan "disesuaikan" dengan mahalnya cengkih. Ada yang sedih, bahkan ada yang senang mensyukuri hikmah dari keuntungan rokok. Orang yang "berdosa" memperkenalkan tembakau dari orang Indian kepada orang lain "di seluruh dunia", ialah Cristobal Colon (terlahir Chstoforo Colombo) alias Columbus. Ia mendarat di Pulau Watling, Amerika Tengah, pada tanggal 12 Oktober 1492 kemudian membawa biji tanaman itu ke Spanyol dan membagi-bagikannya kepada
Mula-mula tanaman itu dipelihara sebagai tanaman hias eksotik di rumah-rumah penghuni kota, karena warna bunganya yang kuning dengan mahkota merah jambu menarik sekali.Tapi kemudian menarik perhatian para ilmuwan, karena Columbus bercerita, daun tanaman itu dibakar di depan mulut, lalu diisap oleh orang Indian..
v Sedotan yang dicium
Untuk apa orang Indian mengisap daun terbakar itu? Menurut Columbus, itu bisa menenangkan perut yang keroncongan dan jantung yang dag-dig-dug, ketika sedang menunggu sesuatu. Orang Indian memang tidak bisa menjelaskan bagaimana duduknya perkara. Tapi setiap dokter dan mantri kesehatan masa kini pasti bisa menjelaskan dengan lancar, bahwa zat dalam daun tembakau yang diisap itu. dideteksi oleh urat saraf kita sebagai bahaya yang mengancam dari luar. Karena itu, tubuh harus dimobilisasikan agar siap menghadapinya. Rangsangan ada bahaya!" itu. menggedor pintu kelenjar anak ginjal agar mengeluarkan hormon adrenalin dan noradrenalin. Kedua hormon ini mendorong lever untuk melepaskan glikogen (gula simpanan)-nya ke aliran darah sebagai glukosa, sambil melepaskan energi. Energi tambahan ini sewaktu-waktu bisa dipakai, kalau tubuh perlu tenaga tempur. Walaupun hanya sekelumit, tapi ia toh sudah cukup untuk membuat perut tidak keroncongan lagi. Karena perut sudah tenang, jantung yang semula berdebar-debar ikut berkurang deburannya. Indian yang semula gelisah, kini sudah tenang, karena merokok.
Khasiat tembakau sebagai penenang ini begitu nyata, sampai diplomat Prancis di Portugal, Jean Nicot, memperkenalkannya di kalangan pembesar sipil dan militer pada tahun 1560. Ia juga: "menemukan" bahwa tembakau sedotan (mestinya disebut tembakau ciuman) menyembuhkan sakit kepala. Bagaimana mungkin! Tembakau sedotan ialah tembakau serbuk yang dihirup melalui lubang hidung. Karena orang berkali-kali bersin setelah menghirup tembakau serbuk ini, maka rasa nyeri di kepala jadi berkurang. Sejak itulah, seluruh Eropa tergila-gila menciumi "tembakau sedotan", kalau kepalanya sakit.
v Kontroversial
Atas jasa Jean Nicot inilah, Linnaeus dari Swedia yang kemudian berkenalan dengan "tembakau ciuman" itu mengabadikannya dengan nama Nicotiana tabacum. Untuk gampangnya, zat ajaib yang terkandung dalam. tembakau. itu pun disebut sesuai nama Nicot juga nikotin.
Tanamannya berupa herba semusim yang tegak. Tingginya bisa sampai 2,5 m kalau dibiarkan tumbuh liar di tanah yang subur. Di perkebunan tembakau yang tanahnya sudah miskin, tanaman tumbuh bekek. Apalagi kalau dipangkas pucuknya, agar daun sisanya bisa tumbuh lebih bongsor. Tingginya tidak sampai 2 m. Daunnya yang besar-besar bulat telur, selain mengandung nikotin, juga ter. Kalau nikotin bersifat menenangkan dan agak narkotis (membius) sampai membuat orang ketagihan, maka ter merangsang pembentukan sel kanker pada paru-paru. Fakta ini baru diketahui pada tahun 1960 di kalangan perokok Amerika Serikat. Ketika daun tembakau dibakar di depan mulut, asapnya juga mengeluarkan gas karbonmonoksida seperti gas buangan knalpot mobil. Inilah yang membuat pusing kepala anak bandel, yang mencoba merokok diam-diam. Karbonmonoksida ini mengerem darah yang bertugas membawa oksigen dari paru-paru dan mengedarkannya ke seluruh tubuh. Dari pengamatan dan penelitian bertahun-tahun di Amerika Serikat terungkap, bahwa kaum perokok hidup 34 tahun lebih pendek daripada kaum bukan perokok. Perokok berat (yang mengisap sigaret 2 pak atau rebih sehari), malah 8 tahun lebih pendek. Didakwa keras, biang keladinya ialah terhambatnya darah mengedarkan oksigen gara-gara karbonmonoksida yang masuk setiap, hari ke tubuh tadi. Tapi apa mau dikata? Rakyat banyak di seluruh dunia yang suka merokok dan mewakilkan aspirasi kehidupannya (baik politik, sosial maupun ekonomi) kepada wakil-wakil mereka di parlemen, justru menghendaki agar kesenangan mereka menikmati tembakau tidak diganggu. Selain memberi kenikmcrtan yang murah ongkosnya, rokok-merokok juga memberi uang bagi kas negara, dengan menarik cukai tembakau dari pabrik rokok. Pabrik rokok membebankan punguian ini pada kaum perokok. Kalau ada yang usul untuk membuat un-dang-undang larangan merokok demi kesehatan, selalu ada yang menentang karena jumlah orang yang "sakii rokok" tidak sebanding dengan pendapatan negara berupa cukai tembakau. Risiko itu dipikul dengan suka dan rela oleh kaum perokok sendiri. Jadi lidak usah diatur dengan undang-undang.
Minggu, 29 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar