Kamis, 26 November 2009

Ketika Anda Sulit Tidur

v Cemas Atau Sakit
Dalam terminologi kedok-teran atau psikologi, gangguan yang dihadapi Alfida bisa digolongkan sebagai insom­nia. Tapi penyebabnya sebenarnya sangat beragam. Bisa karena soal sepele, bisa soal besar. Karena itu bila orang terserang insomnia (in = tidak; sommus = tidur), hendaknya diteliti penyebabnya untuk ditangani sesuai penyebabnya.
Menurut dr. W.M. Roan, psikiater dari RS Ongkomulyo, Jakarta, tubuh yang terasa kurang sehat akibat menderita sakit sistemik (sakit tu­buh menyeluruh) atau nyeri liebat lokal, membuat penderita akan gelisah tidurnya. Gangguan jiwa, ringan sampai berat pun, acapkali melahirkan insomnia. Itu jenis insomnia sekunder. Kalau pe­nyebabnya faktor psikologis atau depresi dinamai insom­nia simpleks.Untuk mengetahui dengan pasti penyebab insomnia, harus diteliti secara sak­sama: apakah pende­rita mengalami insom­nia selama beberapa jam, ataukah seluruh malam tidak bisa ti­dur? Apakah di siang hari ia tidur? Gangguan insomia dapat dilacak dari cara hidup seseorang secara rutin sampai kehidupan ma­lamnya.
Seseorang yang mengeluh sulit tidur pada fase awal tidur malam hari, tambah Roan, dapat dikaitkan dengan gangguan cemas hebat. Bila insomnianya terjadi tengah malam, artinya waktu masuk tidurnya (pukul 21.00 - 22:00) mudah, tapi tengah malam (pukul 24.00 - 02.00) terbangun dan tidak bisa tidur lagi, menurut Roan, gangguan insomnia itu dapat dikaitkan dengan gangguan jiwa atau saraf yang lumayan berat. Bila terbangun di pagi buta (pukul 03.00 - 04.00), kemudi­an sulit tidur kembali, biasa­nya itu berkaitan dengan gangguan depresi berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar