Kamis, 26 November 2009

Gangguan Sulit Tidur

Sementara itu menurut Drs. Hartono Hdw. seorang apoteker, ada tiga jenis insomnia, yakni insomnia sementara, insomnia jangka pendek, dan insomnia kronis: Pada insomnia sementara, gangguan tidur hanya beberapa jam saja. Insomnia jangka pendek karena stres mendadak. Yang lebih berat dan lebih sulit diobati adalah insomnia kronis. Selain faktor depresi atau psikologis, bisa juga karena pengarull minum­an keras atau minuman yang banyak mengandung kafein, penyakit, pengaruh pengguna­an obat tidur atau penenang dalam jangka lama, obat penurun tekanan darah tinggi golongan betablocker seperti atenolol, nadolol, propanolol, dan sebagainya.
Belakangan sulit tidur juga dihubungkan dengan disorien­tasi waktu. Siklus tidur kacau karena jam biologik tidurnya juga kacau. Orang yang naik pesawat melampaui 6 - 7 zone waktu, biasanya akan mengalami sindrom jet-lag, mengalami gejala penurunan kesiagaan, insomnia, serta kelelahan tubuh. Orang yang mengadakan perjalanan de­ngan pesawat dari Timur ke Barat, meski lelah namun ti­dak selelah terbang dari arah sebaliknya. Mungkin tubuh kita harus siaga terus karena penerbangan dari Barat ke Timur banyak siang harinya, sehingga orang harus terus melek sambil menunggu tiba di tempat tujuan. Jet-lag di­katakan dapat ditanggulangi dengan melatonin. Sementara itu penerbang­an dalam satu zone waktu, Jakarta - Bangkok - Beijing misalnya, tidak terasa mele­lahkan karena tetap berada dalam satu zone waktu, sama seperti kalau kita naik mobil di dalam kota. Bila penyebabnya faktor psikologis dan setelah lebih dari satu minggu tidak dapat din diatasi sendiri, sebaiknya se­baiknya dikonsultasikan ke psi­kolog atau psikiater. Kalau karena penyakit tertentu, sebaiknya di.periksakan ke dok­ter untuk diperiksa penyakitnya.
Mengobati sendiri dengan obat penenang seperti Alfida tidak dianjurkan. Sebab dikhawatirkan bisa berdampak nega­tif, misalnya jadi kecanduan obat tersebut, pikiran tergang­gu, pikun, gangguan organ tubuh dan sebagainya..
Para ahli gizi memberi saran agar penderita insom­nia sehari-hari mengkonsumsi mnkanan yang banyak me­ngandung tembaga (2 mg), zat besi (10 - 15 mg), serta magnesium (400 mg). Namun penderita gangguan jantung atau ginjal sebaiknya berkon­sultasi ke dokter lebih dulu.
v Otak dan otot saling merangsang
Gangguan insomnia me­nunjukkan betapa aktivitas tidur itu penting: Sebab, "Semua orang memang perlu tidur (di malam hari) sesuai kebutuhan," komentar Joyse Walsieben, Ph.D., psikolog asal AS. "Kalau tidak, otak akan menyuruh kita tidur di siang hari."
Normalnya, seorang dewa­sa membutuhkan waktu tidur 7 - 8 jam semalam. Para lansia sering kurang dari itu. Ti­dak heran, kurang tidur dalam semalam saja terasa ku­rang segar, apalagi selama sebulan seperti dialami Alfida. Dengan tidur sebenarnya sesorang melakukan pembersihan diri dari "sampah" penyebab kelelahan". Mengutip penelitian para ahli kimia, dr. P. Carbone dari AS mengungkapkan, dalam sehari produk "sampah" yang berasal dari seluruh kegiatan otot tubuh sebagian besar terdiri .atas dioksida dan asam laktat menumpuk dalam darah dan mempunyai efek toksik pada saraf, menyebabkan ra­sa lelah dan mengantuk. Se­lama tidur "sampah" ini dimusnahkan, sehingga saat bangun tubuh terasa segar. Namun puncak rasa segar, menurut para ahli tadi, baru dirasakan dua jam sesudahnya. Dr. Roan menambahkan, rasa kantuk berkaitan erat dengan hipotalamus dalam otak. Dalam keadaan badan segar dan normal, hipotala­mus ini bekerja baik sehingga mampu memberi respons normal terhadap perubahan tubuh maupun lingkungannya. Namun, setelah badan lelah usai bekerja keras seharian, ditambah jam rutin tidur serta sesuatu yang bersifat menenangkan di sekelilingnya, seperti suara burung berkicau, angin semilir, kasur dan bantal empuk, udara nyaman, maka kemampuan merespons tadi berkurang sehingga menye­babkan seseorang mengantuk.
Sebenarnya tidur tidak sekadar mengistirahatkan tubuh, tapi juga mengistirahat­kan otak, khususnya serebral korteks, yakni bagian otak terpenting atau fungsi mental tertinggi, yang digunakan untuk mengingat, memvisualkan, membayangkan, menilai, dan memberikan alasan sesuatu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar