Keperluan Kepada Zat Besi
Tubuh seorang dewasa mengandung kira-kira 3 - 5 g zat besi. Jadi kira-kira sebesar sebatang paku yang cukup besar. Apabila kadar ini menurun, timbullah gangguan kesehatan. Tubuh membutuhkan zat besi untuk bermacam-macam metabolisme, antara lain yang terpenting untuk peredaran zat asam di dalam tubuh. Oleh sebab itu zat besi terutama ditemukan di dalam haemoglobin, zat warna pada butir-butir darah merah.
Di samping menerima secara kontinyu dari makanan, tubuh memiliki juga cadangan zat besi. Pada masa kekurangan, zat besi dapat diambil dari gudang penyimpanan. Kekurangan zat besi misalnya dapat disebabkan oleh kehilangan darah, atau karena makanan terlalu sedikit mengandung zat tersebut.
Metabolisme membutuhkan zat besi yang terus-menerus harus diganti. Kebutuhan setiap hari pada seorang laki-laki kira-kira 1 mg, pada seorang wanita kira-kira 1,5 mg. Wanita membutuhkan zat besi lebih banyak, karena mereka mengalami kehilangan darah pada masa haid. Karena hanya 10% saja dari zat besi yang berasal dari makanan dapat dimanfaatkan oleh butuh, maka sebaiknya makanan kita mengandung sepuluh kali lipat kadar zat tersebut.
Nenek moyang kita dulu tidak menemukan kesukaran dalam hal ini. Belanga dan alat-alat dapur lainnya yang mereka pergunakan terbuat dari besi. Secara tidak langsung makanan mereka diperkaya dengan logam itu. Pada zaman modern seperti sekarang besi sebagai bahan alat rumah tangga terdesak oleh plastik dan baja (baja = leburan besi dengan zat arang, memiliki perbedaan sifat), sehingga sumber zat besi seperti diuraikan di atas tidak ada lagi.
Oleh sebab itu kita harus mengatur gizi makanan sendiri. Makanan yang banyak mengandung zat besi misalnya daging berotot, makin merah warnanya makin kaya kadar zat besinya (jangan tertukar dengan merah sendawa!). Hati juga merupakan sumber zat besi. Sayuran yang mengandung zat itu antara lain wortel, kentang, kembang kol.
Dulu bayam dianggap sebagai sayuran yang sangat kaya akan zat besi. Saat ini kebenarannya disangkal. Kekeliruan ini disebabkan oleh kesalahan pada waktu menentukan kadar metal tersebut. Sang profesor meletakkan koma di tempat yang salah ketika membuat analisis itu. Akibatnya bayi dan anak-anak (dipaksa) disuapi sayuran ini. Yang terutama membutuhkan zat besi dengan kadar tinggi adalah wanita hamil dan anak-anak di masa pertumbuhan. Juga mereka yang menderita wasir atau radang lambung misalnya dapat mengalami kekurangan zat besi.
Gejala-gejala dan kekurangan zat besi dapat bermacam-macam, antara lain rasa lelah dan mengantuk, sakit kepaia, kehilangan nafsu makan, telinga mendengung atau gangguan peredaran darah. Jika kuku mudah patah dan kulit bibir mudah pecah, ada kemungkinan ini gejala kekurangan zat besi.
Pengobatan yang paling bermanfaat adalah dengan makan pil zat besi, yang dapat dibeli di apotek-apotek. Pil ini mengandung Fe (zat besi/Ferrum yang bertingkat oksidasi plus 2). Di dalam usus zat besi semacam ini lebih mudah dicernakan daripada Fe (zat besi yang beroksidasi plus 3). Dianjurkan agar pil zat besi hanya diminum oleh mereka yang memerlukannya, yaitu jika kekurangan zat ini (kadar haemoglobin di dalam darah kurang dari 13 g/dl) atau wanita di masa hamil. Selain itu cukup dari makanan sehari-hari.
Kamis, 26 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar