Minggu, 29 November 2009

Kaktus sebagai Makanan 2

Banyak lagi jenis yang lain, Echinocerus Stramineus, Opuntia Basilaris, Echinocereus Polyacantos, (banyak durinya dan sangat panjang-panjang). Kaktus dalam bentuk raksasa, ada di padang Arizona (Amerika). Di sana disebut 'Saguaro,' dalam bahasa latin Cereus Giganteus. Tanaman ini dapat tumbuh melebihi tingginya seorang manusia.
Mengenai soal bunga kaktus juga ada sedikit keanehannya. Boleh dikata bunga kaktus mekar pada waktu malam hari. Warnanya warna-warni. Akan lebih indah dipandang manakala bunga yang tengah mekar itu tertimpa sinar matahari. Beberapa orang yang kebetulan mempunyai hobi tanaman hias kaktus ini sering bertanya-tanya apakah kaktus itu tidak pernah berbunga, karena memang demikian lama ditunggunya, sang kaktus tak pernah menampakkan bunganya. Jangan keburu jengkel dan membuangnya. Mungkin cara memeliharanya ada yang kurang beres. Minta saja nasehat kepada ahli tanaman, teristimewa yang tahu soal kaktus. Kalau sudah, tunggulah dengan sabar, manakala nanti sudah menampakkan bunganya tentu akan melihatnya. Memang sedikit rewel memelihara kaktus itu. Tetapi tak mengapa asal bisa tumbuh dengan baik dan akhir nya dapat pula berbunga.

v Baunya bukan main
Sekarang ternyata bahwa kaktus tidak hanya merupakan tanaman hias saja, daging batangnya dapat pula disulap jadi makanan yang enak. Marilah kita sekarang memasuki pabrik pengolahan yang terdapat dalam kebun kaktus tersebut. Setelah melewati ruang tamu kita akan sampai ke suatu ruang di mana banyak sekali pekerja wanita tengah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Di sini kaktus-kaktus, yang langsung dikumpulkan dari kebun diseleksi, kemudian dihilangkan duri-durinya yang menempel. Untuk menghilangkan duri kaktus Para pekerja wanita tersebut mempergunakan alat khusus. Seperti pisau kecil agak panjang, bengkok di bagian ujung yang tajam. Caranya menghilangkan duri hanya seperti dicuplik saja. Sambil mencupliki duri merekapun dapat ramai ngabrol. Sekalipun nampak sedikit antara mereka yang berlalu-lalang, tetapi suaranya ramai seperti pasar saja.
Kaktus-kaktus yang sudah dibersihkan duri-durinya nampak sebagai lembaran-lembaran hijau yang bopeng. Kemudian kaktus-kaktus ini dikumpulkan dalam suatu wadah yang selanjutnya dengan campuran cairan tertentu dimasukkan ke dalam mesin penggilingan dalam ruang yang lain. Dalam ruangan yang penuh kebisingan suara mesin tersebut kaktus-kaktus mengalami prases penggilingan. Anehnya setelah keluar dari mesin penggiling ini hasilnya adalah bubur yang berwarna cokelat. Lantas dicampuri semacam air cuka. Nah, dalam prases ini jangan sekali-kali cob-coba mendekat lama-lama, baunya minta ampun, sangat merangsang hidung. Apa lagi menyaksikan wujudnya yang ketika itu ditaruh dalam tong-.tong dari kayu.
Kita lanjutkan peijalanan masuk ke ruangan yang lain. Di sini proses selanjutnya adalah mengejutkan. Bagaimana caradan tehniknya, tahu-tahu dalam ruangan ini wujud kaktus yang telah mengalami proses pengolaban selama ini tidak menjijikkan lagi, bahkan sangat menarik. Beberapa pekerja wanita dengan pakaian beragam yang lebih bersih dan necis kelihatan sedang sibuk mengepak semacam makanan kue. Wujud dan bentuknya seperti agar-agar tetapi sedikit agak keras.. Pengepakan dilakukan lengkap dengan menempelkan etiket yang menarik. Ada yang berbentuk kubus, ada pula yang berbentuk piramid kecil. Ukuran besarnya pun macamcairan tertentu dimasukkan ke macam, tetapi tak ada yang dalam mesin penggilingan da- melebihi 10 cm 3. Itulah hasil proses pengolah an kaktus tadi. Semula, tentu saja ragu ketika diminta untuk mencicipinya. Maklum, bau dan wujudnya ketika keluar dari mesin penggilingan berwarna aneh sehingga ada kesan tidak enak di kepala. Tetapi astaga, rasanya enak bukan main. Manis dan baunya sudah berubah menjadi beribu aroma. Eh, habis sepotong tambah lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar