Sabtu, 28 November 2009

Hartanya dibuat Menyantuni Fakir Miskin

Barakah 'Abidah sufi dari Saudi Arabia
Hartanya dibuat Menyantuni Fakir Miskin


Barakah 'Abidah terkenal sufi yang kaya raya dan baik hati. Hampir sebagaian hartanya diberikan fakir miskin, budak dan anak yatim piatu. Bahkan dengan hartanya itulah ia bisa beribadah dengan khusuk.
Barakah 'Abidah berasal dari Yamamah, Saudi Arabia. Ia seorang sufi wanita yang.tekun ibadah dan kaya raya. Ia juga terkenal di desanya baik hati dan tidak sombong. Abidah panggilan akrabnya, sering kali membantu orang-orang fakir miskin, bahkan ia juga mempunyai banyak budak. Seorang ulama besar yang bernama MuslimIbn Yasar berkisah tentang Barakah 'Abidah. Pada suatu hari Muslimpanggilan akrabnya ingin berdagang di Yamamah. Ia juga membawa seorang budak.
"Hari ini kita berdagang ke Yamamah, karena aku mendengar ada pembeli seorang wanita yang kaya raya,"kata Muslimkepada budaknya.
"Aku terserah tuan saja. Jika itu perdagangan yang menguntungkan menurut tuan, apa salahnya kita coba ke sana?" tutur budak Muslim yang bernama Nashir.
Setelah barang dagangannya sudah siap kedua orang ini langsung berangkat ke Yamamah. Esok harinya, Muslimdan Nashir sudah sampai di Yamamah. Lalu, Muslimmencari orang yang bernama Barakah 'Abidah.
"Tahukah kamu rumah orang yang bernama Barakah 'Abidah," tanya Muslimkepada salah satu penduduk di Yamamah;
"Itu rumah yang terletak di ujung jalan," jawab orang yang ditanya Muslimini.
Setibanya di rumah 'Abidah, Muslim memberi salam. Lalu dia dipersilakan masuk oleh salah satu budak 'Abidah. Menurut Muslim di rumah 'Abidah banyak sekali orang berkumpul. Setelah mendapatkan sesuatu dari 'Abidah, mereka langsung keluar dari rumahnya. "Orang-orang itu mendapat bingkisan dari 'Abidah, "kata Muslim dalam hati.
Nampaknya, 'Abidah berpakaian yang mahal dan sedang kelihatan bersedih. Ila tidak banyak berbicara. Dan dalam rumah itu kelihatan semua penghuni wanita adalah budak. Tapi, di rumah itu ada juga kegiatan budak yang sibuk mengurusi anak-anak yatim piatu dan orang-orang sibuk mengurus bisnis menjual dan membeli berbagai macam kebutuhan keluarga.
"Apa saja barang yang kamu jual," kata 'Abidah pelan kepada Muslim.
"Aku membawa barang dagangan kebutuhan rumah tangga. Aku membawa banyak barang. Kalau bisa Anda beli semua barangku," jawab Muslim.
"Itu masalah mudah. Yang penting harganya cocok dan uangku cukup untuk membeli barang dagangan Anda," ujar 'Abidah.
Nampaknya, barang Muslim ini cocok sekali, sayangnya barang dagangan Muslim ini terlalu banyak, sehingga 'Abidah hanya bisa membeli separunya saja.
"Aku mau beli separo saja. Insya Allah satu minggu lagi kamu ke sini, biar yang separohnya lagi aku beli," kata 'Abidah.
"Baiklah. Insya Allah satu minggu lagi aku akan ke sini lagi, untuk menjual barang daga-nganku," jawab Muslim. Setelah dibayar oleh 'Abidah, Muslim minta pamit pulang.
v Kisah Nabi Ya'qub
Satu minggu kemudian Muslim datang lagi ke rumah 'Abidah. Tuan rumah ini- nampaknya gembira sekali. Nampak wajah 'Abidah tersenyum dan tertawa. Tentu saja Muslim heran dengan tingkah lakunya itu.
"Betapa aneh dua keadaan berbeda yang kulihat pada dirimu, seminggu yang lalu Anda kelihatan sedih sekali, tetapi hari ini kamu nampak gembira, tertawa dan wajahmu bersinar," kata Mislim.
Mendengar pertanyaan dari Muslim, 'Abidah menjawab, "Wahai Muslim, janganlah terke-jut dan heran melihatku. Semua kekayaan yang berlimpah, dan belum pernah ada kesengsaraan menimpa diriku, atau menyentuh anak-anakku, atau uangku. Semua bisnisku menguntungkan dan berhasil.
Namun aku masih saja khawatir kalau-kalau penghasilanku sama sekali tidak berarti bagiku di hadapan Allah."
"Aku juga pernah mengalami penderitaan. Kala itu harta dan anak-anakku diambil oleh Yang Mahakuasa, tetapi aku tetap sabar dan tawakal. Karena itulah sekarang ini dengan dengan hartaku yang banyak, aku bisa membantu membebaskan banyak budak, membantu fakir miskin, menolong anak yatim piatu dan dengan hartaku aku bisa berbakti kepada Allah dengan khusuk," sambungnya dengan tersenyum.
Muslim akhirnya tahu kehidupan 'Abidah seperti kisah Nabi Ya'qub yang menanggung musibah dan ujian dari Allah dengan penuh ketabahan serta kesabaran, karena Allah menyukai orang-orang yang sabar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar