Bisa berjalan di Permukaan Laut
Karena tidak membayar ongkos kapal, Malik bin Dinar, seorang yang tekun beribadah disiksa oleh pemilik kapal. Akhirnya, dia meninggalkan kapal dengan berjalan di atas laut.
Sebelumnya Malik adalah salah seorang laki-laki yang tampan, gemar bersenang-senang, dan memiliki harta kekayaan yang berlimpah ruah. Ia tinggal di Damaskus, daerah golongan Muawiyyah telah membangun sebuah masjid yang besar dan mewah. Malik ingin sekali diangkat sebagai pengurus masjid itu. Pada saat itu menjadi pengurus masjid merupakan jabatan terpandang di kota ini.
Maka, pergilah ia ke masjid itu. Selama satu tahun ia lakukan salat, berharap agar setiap orang melihatnya. Sejak saat itu, Malik menyadari bahwa ibadah yang dikerjakan selama setahun penuh itu adalah munafik. Ia kemudian bertobat, sejak malam itulah ia mengerjakan salat dengan penuh rasa ikhlas.
Suatu ketika, masjid dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Tiba-tiba dinding masjid tersebut retak-retak dan perlu mendapatkan perawatan. Dari jamaah yang hadir saat itu, setuju jika Malik menjadi pengawas pembangunan masjid. Maka mereka kemudian mendatangi rumah Malik: Begitu mereka mendatangi Malik, saat itu tampak Malik sedang melaksanakah salat.
v Menumpang Kapal
Begitu selesai melaksanakan salat, jamaah yang hadir ini pun menyampaikan maksud kedatangannya itu yang ingin mengangkat Malik menjadi takmir masjid. Malik baru menyadari kalau keinginannya yang menggebu dan melakukan salat selama setahun secara munafik tidak menghasilkan apa-apa.
Namun, begitu ia menjalankan salat secara khusuk dan tawakal kepada Allah, barulah ia merasakan bahwa Allah mengangkat derajat orang yang dikehendaki oleh-Nya. Ia juga dikenal sebagai ahli kaligrafi Alquran yang terkenal. Ia meninggal pada tahun 130 H/748 M.
Suatu hari Malik menumpang sebuah kapal. Setelah berada di tengah lautan, awak-awak kapal meminta uang. "Bayarlah ongkos perjalananmu," kata salah satu awak kapal yang ditumpangi Malik. Karena ditagih untuk membayar ongkos perjalanan, Malik menjawabnya tidak punya uang.
"Maaf tuan, aku tidak punya uang. Tolonglah aku."
Karena sudah berkali-kali dimintai ongkos tidak punya, tentu saja awak kapal ini marah, ia langsung memukul Malik hingga pingsan. Bahkan kejadian tersebut terulang sampai tiga kali.
Pelaut-pelaut itu pun marah, sehingga Malik akan dilemparkan ke laut. Dalam keadaan kritis itu tiba-tiba secara aneh semua ikan di laut mendongkakkan kepala mereka ke permukaan air dan masing-masing membawa dua keping dinar (uang emas di mulutnya).
v Membeli Daging
Kemudian Malik mengambil dua keping emas. Lantas, ia memberikan uang tersebut kepada salah satu awak kapal. Melihat kejadian mendebarkan hati itu, awak kapal segera berlutut di hadapan Malik. Melihat perilaku mereka Malik tidak mempedulikan. Ia dengan tenang berjalan di atas air laut, meninggalkan kapal. Sejak itulah ia dinamakan Malik bin Dinar.
Dalam kehidupannya Malik berpantang tidak makan yang manis, maupun yang asam. Ia hanya makan roti tawar. Pada suatu hari, Malik jatuh sakit dan ia sangat ingin memakan daging. Sepuluh tahun sudah keinginan makan daging dapat ia tahan. Karena tak dapat menahannya ia langsung berjalan membeli dua potong kaki domba dan menyembunyikan kaki domta itu dilengan bajunya.
Seorang penjual daging memerintahkan anak buahnya untuk membuntuti Malik. Ia terkejut dan heran melihat perilaku Malik bin Dinar, karena daging tersebut diberikan kepada pengemis. Melihat yang demikian itu, pelayan ini langsung pulang ke rumah majikannya. Begitu datang di tempat majikannya ia langsung menangis dengan tersedu-sedu.
Setelah sang majikan menanyakannya, lalu dengan polos si pelayan menjawab. Malik yang membeli kaki domba ini, bukannya untuk dimakannya sendiri. Saat itu ia melihat Malik sedang membawa daging itu dan selanjutnya menciumi daging, lalu daging itu diberikan kepada pengemis. Menurut Malik ia hendak me-nyelamatkan jasmaninya dari kobaran api neraka kelak.
Sabtu, 28 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar